Kearifan Lokal Bali (Pengamatan di Desa Bayung Gede) Dibutuhkan oleh Manusia dan Satwa


Budaya Bali sangat dipegang kuat dan teguh oleh masyarakat asli setempat. Saking kuatnya, segala aspek kehidupan sosial kemasyarakatan terpatri dalam kehidupan sehari-hari. Aturan adat seperti pemanfaatan pohon benar-benar dijalankan dengan baik oleh pemangku adat. Kearifan lokal Bali ini yang membuat habitat satwa beserta ekosistemnya tetap terjaga. Kicauan burung di pagi hari sangat mudah dijumpai oleh kita.


Desa Bayung Gede, sumber : cumilebay.com


Desa Bayung Gede masih memegang teguh budaya Bali kuno (Bali Aga). Desa ini memiliki 40% hutan bambu. Tidak heran satwa seperti berbagai macam jenis burung dapat dengan mudah dijumpai oleh para wisatawan dan pengunjung. Kearifan lokal Bali lain yang patut dipuji oleh kita semua yaitu arsitektur tradisional yang berbahan baku alami. Pemangku adat di sini yakni para sesepuh masih sangat dihormati oleh generasi muda. Hal ini yang membuat kearifan lokal Bali sangat terjaga.

Keunikan Desa Bayung Gede menjadi salah satu daya tarik wisata yang ditawarkan oleh biro wisata. Banyak wisatawan asing yang tertarik dengan kegiatan bersepeda untuk berkeliling di jalan-jalan Desa Bayung Gede. Biro wisata memfasilitasi kegiatan wisata minat khusus ini. Perlu diperhatikan oleh para wisatawan, Desa Bayung Gede berada di atas ketinggian 800-900 m dpl. Topografinya memiliki kemiringan yang tinggi. Jadi, tindakan keselamatan perlu diperhatikan oleh biro wisata dan wisatawan itu sendiri. Para pengusaha jasa transportasi telah memberikan panduan wisata outdoor yang nyaman dan aman.

Akomodasi seperti hotel, banyak tersedia di Denpasar. Jarak tempuh yang relatif dekat (55 km) dari Denpasar memudahkan akses dari dan ke tempat tujuan wisata. Para wisatawan yang telah menikmati keindahan dan kearifan lokal Bali tentunya ingin melepas lelah di tempat yang nyaman seperti hotel, villa atau homestay. Para wisatawan yang ingin menyelami langsung kearifan lokal Bali dapat menginap di hotel atau homestay yang tersedia. Mereka dapat mengenal kebudayaan lokal dan menikmati kicauan burung atau satwa di habitat hutan bambu.

Bambu memiliki banyak manfaat bagi manusia dan burung. Material rumah Desa Bayung Gede sebagian besar terbuat dari bambu, demikian juga dengan barang kerajinan dan perlengkapan ritual keagamaan. Pohon bambu sangat disukai oleh burung blekok, prenjak. Hutan bambu juga berfungsi sebagai penahan erosi yang baik.

Bali Tak Sekedar Mass Tourism

Bali memang sudah mendunia. Bandara internasional menjadi kebutuhan dasar alat transportasi untuk menunjang industri pariwisata. Penerbangan domestik dan luar negeri yang menuju tujuan wisata Bali terbilang lengkap. Hal ini memudahkan akses para wisatawan dari berbagai penjuru dunia ke tempat pulau dewata ini. Tipe-tipe wisatawan beraneka macam. Wisatawan domestik biasanya lebih menyukai wisata yang bersifat massal. Mereka berwisata secara rombongan ke tujuan wisata yang sudah terkenal atau ramai. Tujuannya tentu bersenang-senang dan menghibur hati.


Surfing di Pantai Kuta, sumber : thetouristattractions.blogspot.com

Berbeda dengan kecenderungan wisatawan mancanegara yang lebih menyukai wisata minat khusus. Jiwa eksplorasi, avonturir dan petualang lebih melekat pada diri mereka. Wisatawan mancanegara sangat bersemangat dalam hal menjelajahi suatu daerah. Bahkan mereka sanggup mencapai daerah-daerah pedalaman yang bila dipikir-pikir ‘gila atau tak waras’. Ada wisatawan mancanegara yang rela bermalam di dalam hutan hanya untuk tujuan birdwatching. Perbekalan yang dibawa sangat minimalis, akan tetapi peralatan untuk kegiatan birdwatching sangat lengkap. Binokuler, kamera tele, tape recorder, night vision, infra merah, komputer kit merupakan bawaan wajib para penggila birdwatching ini. Kemampuan survival mereka di alam liar terbilang tinggi.

Ada juga wisatawan domestik yang menyukai wisata minat khusus. Pada umumnya mereka adalah komunitas-komunitas pecinta alam. Mereka antusias mencapai tempat-tempat yang unik dan langka jauh dari hingar bingar wisata pada umumnya. Via penerbangan perintis, mereka menjelajahi spot-spot teluk dan pantai yang jarang dijamah orang. Dari Bali, mereka menyewa jasa penerbangan menuju daerah pantai yang memiliki ombak untuk kegiatan surfing. Wisatawan mancanegara dan domestik berburu ombak untuk kegiatan surfing hingga ke daerah-daerah pantai terpencil. Pada umumnya, daerah-daerah pantai terpencil tersebut berada di kepulauan nusa tenggara. Di Bali terdapat juga spot-spot pantai untuk surfing, antara lain di sepanjang pantai selatan pulau dewata ini.


Kegiatan wisata minat khusus seperti birdwatching dan surfing membutuhkan persiapan dan ketahanan fisik yang matang. Pengetahuan dan wawasan medan yang akan dituju oleh wisatawan harus cukup dan baik. Kegiatan birdwatching mengharamkan kegaduhan dan keributan. Sebisa mungkin obyek yang diamati tidak terusik oleh tingkah laku wisatawan. Sedangkan untuk surfing, wisatawan harus memiliki kecakapan yang cukup untuk olahraga air ini.