Konstruksi Kolam Budidaya Ikan Koi

Konstruksi kolam budidaya ikan koi berpengaruh pada pertumbuhan dan bentuk ikan. Idealnya, koi memerlukan kolam yang cukup luas sehingga pergerakannya leluasa. Dengan pergerakan yang leluasa ini, pertumbuhannya akan lebih cepat dan optimal. Namun, kolam yang terlalu luas juga tidak bagus karena akan membuat koi-koi terlalu banyak menguras energi. Terutama saat mereka mencari makan yang harus naik turun ke permukaan air.

Kolam yang terlalu luas bisa mengakibatkan pertumbuhan koi menjadi ramping. Sementara, bentuk koi yang diinginkan yaitu berbentuk membulat seperti torpedo. Pertumbuhan sirip ekor dan sirip dada juga akan lebih membesar karena bagian tersebut banyak digunakan untuk bergerak. Bagian sirip dada boleh besar dan lebar, tapi sirip ekor tetap diupayakan tetap kecil. Sedangkan kolam yang kecil atau sempit akan mengakibatkan pertumbuhan badan ikan koi membengkok.

Konstruksi kolam budidaya ikan koi
Penggalian, pemasangan instalasi, pembuatan pondasi dan pengisian air menjadi dasar-dasar langkah pertama pembuatan kolam koi. Desain kolam itu sendiri bergantung pada kestersediaan lahan yang ada. Bila lahan yang tersedia cukup luas, bentuk kolam bisa disesuaikan sedemikian rupa supaya bisa menyatu dengan taman. Namun, bila lahan yang tersedia sempit, bentuk kolam yang sesuai hanya berupa persegi panjang atau bulat.

Bagian dasar kolam yang dibuat memang didasarkan pada keadaan tanahnya. Semakin stabil struktur tanah semakin baik kondisi dasar kolam yang akan dibuat. Bagian dasar yang telah dibuat dengan kuat, tinggal dipasang pembatas pinggir yang terbuat dari beton dengan ketebalan 30 cm. Langkah terakhir dari pembuatan konstruksi kolam yaitu pengecatan supaya pertumbuhan lumut terbatas, menghilangkan bau semen dan pemilihan warna cat yang bisa membuat warna ikan tampil kontras.

Luasan ideal konstruksi kolam budidaya ikan koi
Ukuran luas kolam akan berpengaruh pada pola tingkah laku ikan. Para hobiis biasanya menerapkan lebar kolam dengan patokan 5 kali panjang badan, sedangkan panjangnya 7 kali panjang badan. Contoh perhitungan, panjang ikan 50 cm, berarti lebar kolam 2,5 m; panjangnya 3,5 m. Untuk ikan-ikan yang berukuran di bawah 30 cm sebaiknya dipakai kolam yang kecil saja, berkedalaman 1-1,5 m. Untuk ikan-ikan yang berukuran di atas 60 cm, digunakan kolam yang berkedalaman 2 m.

Penetrasi sinar matahari
Kolam koi sebaiknya tidak terkena langsung sinar matahari karena bisa berpengaruh pada tingkat kecerahan warnanya. Bila dinding kolam ditumbuhi lumut, itu tidak jadi masalah. Lumut akan bermasalah pada kolam jika pertumbuhannya melayang-layang di air sehingga warna air kolam menjadi hijau. Penyebabnya, kolam menerima sinar matahari yang terlalu banyak. Oleh karena itu, penetrasi sinar matahari yang masuk ke dalam kolam harus benar-benar diatur.

Tingkat kepadatan ikan

Konstruksi kolam budidaya ikan koi yang dibuat harus seimbang dengan jumlah populasi koi yang akan hidup di dalamnya. Dengan jumlah populasi koi yang berimbang akan membuat cukup leluasa ikan-ikan bergerak dan mampu mensuplai oksigen terlarut bagi ikan-ikan koi ini. Luas kolam yang cukup bisa mencegah terjadinya tabrakan atau gesekan antara ikan dengan dinding kolam. Ukuran tingkat kepadatan yang disarankan yaitu kolam seluas 4 meter persegi, berkedalaman 20-30 cm bisa diisi 20 ekor koi, usia 1 tahun, dengan panjang 15 cm. Bila panjang ikan 20 cm, cukup 10 ekor saja. Idealnya, koi berukuran kecil butuh 1/10 kubik air, sedangkan koi besar butuh 10 kubik air/ekor. Dengan standar ukuran tersebut, tinggal dihitung volume kolam yang dibutuhkan atau dimiliki. Contoh perhitungan, ukuran kolam 2,5 m x 3,5 m x 1,5 m bervolumme 13 kubik atau 13 ton bisa menampung ikan koi sejumlah 13 ekor yang berukuran besar-besar.