Perkebunan Kopi Skala Kecil Cepat Panen

Kopi sebagai minuman nikmat sudah sangat popular sejak ribuan tahun yang lalu. Dan uniknya, hampir semua penduduk di muka bumi ini menyukai minuman kopi yang beraroma khas serta bercita rasa tinggi ini. Sehingga tidak herjan, jika permintaan atas kopi selalu mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu, baik skala kecil maupun besar, baik pasar domestik maupun pasar internasional. kenyataan ini, membuat komoditas kopi sebagai peluang usaha yang tidak ada matinya dan tidak mengenal musim yang selalu memberikan keuntungan yang amat menggiurkan.

Buku "Perkebunan Kopi Skala Kecil Cepat panen" hadir untuk memberikan panduan dalam budidaya kopi secara intensif dan benar sehingga kopi dapat berpanen cepat dengan kualitas terbaik. Di dalam buku ini dibahas secara detail dan sistematis, mulai dari pemuliaan tanaman kopi, persemaian, teknik bertanam, pemeliharaan, hama penyakit, pemanenan dan pascapanen, lengkap dengan alur niaga dan analisis usaha. Yang dikemas dengan bahasa sederhana, juga dengan aplikasi penerapan langsung yang mudah dilakukan oleh semua orang.
Perkebunan kopi skala kecil cepat panen
Perkebunan Kopi Skala Kecil Cepat Panen
Kehadiran buku ini akan menyempurnakan predikat Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia dengan kualitas terbaik. Sehingga buku ini sangatlah tepat untuk dijadikan sebagai pegangan bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia perkebunan kopi, baik orang-orang yang sudah mengenal dan memiliki pengetahuan tentang perkopian maupun yang masih pemula atau yang masih awam dan belum mengenal seluk beluk perkebunan kopi. Buku ini akan memandu setiap orang untuk sukses berkebun kopi dan panen cepat dengan hasil yang menjulang yang akan memberikan penghasilan yang tak terhingga.

Perkebunan Lada Cepat Panen

Lada dikenal juga sebagai rajanya rempah-rempah. Umat manusia di belahan dunia mana pun pasti membutuhkan lada. Lada dibutuhkan karena manfaatnya sangat banyak dan beragam. Mulai dari penyedap rasa pada masakan, obat-obatan bahkan digunakan dalam parfum. Fenomena ini tentu membuat permintaan lada selalu mengalami peningkatan yang signifikan dari masa ke masa, sehingga lada menjadi komoditi primadona yang sangat menjanjikan bagi setiap orang yang menjadikannya sebagai peluang bisnis.
Pada dasarnya, bertanam lada tidaklah sulit, lada bisa diusahakan di lahan yang sempit serta dapat dilakukan oleh semua orang. Buku ini akan mengulas tentang teknik budidaya lada yang baik dan benar serta pemilihan varietas lada yang unggul sebagai panduan untuk siapa pun dalam bercocok tanam lada. Buku ini juga membahas mengenai pembenihan dan pembibitan lada, teknik bercocok tanam di kebun (tipe rambat dan perdu), teknik bercocok tanam di dalam pot (tipe perdu), hama dan penyakit, pemanenan dan pengolahan hasil panen hingga tata niaga dan analisis usahanya.
Perkebunan Lada Cepat Panen
Perkebunan Lada Cepat Panen
Melalui buku ini, setiap orang menjadi tahu bagaimana budidaya lada yang intensif dan efisiensi dan efektivitas pengusahaannya dimulai dari skala kecil hingga skala besar yang mampu menghasilkan lada yang berkualitas terbaik serta produktivitas yang tinggi mencapai di atas 2,5 ton/tahun.

Buku ini akan membimbing siapa pun untuk sukse berkebun lada, baik orang-orang yang berpengalaman dalam perkebunan lada maupun mereka yang masih awam atau belum pernah terjun ke dunia perkebunan lada dengan hasil dan keuntungan yang luar biasa.

Perkebunan Kelapa Sawit Cepat Panen

Indonesia merupakan penghasil Crude Palm Oil (CPO) tertinggi di dunia dan menjadikan kelapas sawit sebagai komoditas paling "sexy" dan menguntungkan di Indonesia. Seiring dengan permintaan dunia terhadap kelapa sawit yang terus meningkat dari waktu ke waktu memberikan jaminan kelestarian usaha perkebunan kelapa sawit yang semakin menjanjikan profit yang amat menggiurkan.

Tidak mengherankan, pelaku usaha yang bermain pada komoditas ini kian bertambah, karena usaha perkebunan kelapa sawit memang menjanjikan. Akan tetapi, sekarang ini bukan saatnya lagi memperluas lahan, melainkan harus meningkatkan produktivitasnya. Buku ini akan memaparkan usaha perkebunan kelapa sawit secara rinci sebagai panduan bagi siapa pun dalam budidaya kelapa sawit. Mulai dari peluang usaha, analisis usaha hingga teknik-teknik praktis budidaya kelapa sawit untuk mencapai produktivitas tandan buah segar 21-25 ton/hektar dengan kualitas terbaik.
Perkebunan Kelapa Sawit Cepat Panen
Perkebunan Kelapa Sawit Cepat Panen
Buku ini akan memberikan inspirasi dan solusi yang layak dijadikan sebagai panduan bagi semua orang, baik pengusaha, investor, petani, pekebun kelapa sawit hingga orang awam yang ingin terjun ke dunia perkebunan kelapa sawit untuk sukses berkebun kelapa sawit dalam berbagai skala kecil menengah dan besar dengan kualitas terbaik, cepat panen dan produktivitas tertinggi yang akan memberikan keuntungan yang luar biasa.

Tempat Wisata Di Jogja Favorit Wisatawan

Tempat Wisata Di Jogja Berikut ini merupakan favorit para wisatawan domestik maupun mancanegara. Berawal dari kawasan Malioboro dan titik nol, kawasan Candi Prambanan, kawasan wisata alam Gunung Merapi, kawasan wisata pantai, kawasan Candi Borobudur dan sentra-sentra pusat kerajinan.

Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki nilai historis yang tinggi di samping nilai kekayaan sumber daya alam dan budaya masyarakatnya. Jogjakarta pernah menjadi pusat kerajaan-kerajaan kuno di Jawa. Pernah juga menjadi ibukota Indonesia pada masa-masa perjuangan kemerdekaan. Di jogjakarta pula, kerajaan yang tersisa di Indonesia masih utuh, lengkap dengan sistem pemerintahan yang diterapkan. Jogjakarta bukan lagi berstatus provinsi, tapi sudah menjadi wilayah otonom tersendiri di NKRI. Benar-benar istimewa.

Tempat wisata di Jogja kawasan Malioboro dan titik nol kilometer
Hampir setiap wistawan mengenal Malioboro. Ya, Jalan Malioboro ini terletak di pusat Kota Jogjakarta. Jalan yang menghubungkan antara Keraton dengan Tugu Jogja. Pusat pariwisata, bisnis dan aneka keramaian maupun hiburan di kota gudeg ini. Hal yang umum terlihat di sepanjang jalan Malioboro adalah lapak-lapak aneka kerajinan industri kreatif. Mulai dari kaos-kaos lucu, aneka bunga berbahan dasar lontar, batik, souvenis, aneka kuliner khas Jogja hingga toko-toko modern dengan produk-produk modern terkini. Di titik nol kilometer berdiri megah bangunan-bangunan bersejarah yang masih terawat baik. Ada istana presiden, benteng Vredeburg, Kantor Pos Besar, Kantor BI yang memberi kesan kemegahan pada masanya.
Tempat wisata jogja favorit
Kawasan wisata jogja yang masih perawan
Kelak, jalan di sepanjang Malioboro dijadikan sebagai kawasan pedestrian. Dengan demikian, para wisatawan akan merasa lebih nyaman berlama-lama di kawasan ini. Penambahan fasilitas sarana umum, pembatasan kendaraan bermotor yang melewati kawasan ini akan mendukung terciptanya kawasan pedestrian. Suasana indah, nyaman dan keramahtamahan masyarakat Jogja akan menambah nilai plus sebagai tujuan utama wisata di Indonesia.

Tempat wisata di Jogja kawasan Candi Prambanan
Letak kawasan Candi prambanan berbatasan langsung dengan Klaten. Daerah yang terkenal dengan banyak bangunan-bangunan candi peninggalan kerajaan-kerajaan hindu kuno. Candi prambanan sudah terdaftar sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Tidak mengherankan, kalau Candi-candi yang ada dipelihara dan dirawat dengan baik. Berbagai sarana yang nyaman pun telah tersedia di kawasan candi ini untuk para wisatawan yang berkunjung. Setiap pekan rutin digelar aneka pertunjukan budaya seperti sendratari "Anoman Obong" di pelataran Candi Prambanan.

Tidak jauh dari lokasi Candi prambanan terdapat Reruntuhan Candi Boko. Dari Candi Prambanan jaraknya hanya sekitar 1 km. Lokasi Candi Ratu Boko itu sendiri berada di atas bukit. Selain menikmati kekagunan istana peninggalan Ratu Boko, kita dapat menikmati view indah kota Jogjakarta dari ketinggian bukit ini. Sarana umum untuk para wisatawan tersedia nyaman. Para wisatawan bisa duduk-duduk di kafe sambil menikmati sunset yang terlihat indah dan menawan.

Tempat wisata di Jogja kawasan Gunung Merapi
Ingat kedahsyatan letusan Gunung Merapi 2010. Ya, hasil letusannya menciptakan bentang alam yang memukau. Cocok sebagai wisata petualangan (adventure) kawasan gunung berapi. Di sini, wisatawan bisa menikmati material lava yang membentuk kontur-kontur lahan yang menakjubkan. Selain keindahan lava, wisatawan bisa juga menikmati vies pemandangan di Kaliurang. Hawa sejuk, pemandangan indah akan memberikan kesegaran bagi para wisatawan yang berkunjung.

Wisata kuliner khas Jogja patut diburu. Kue-kue khas tradisional seperti jadah tempe akan terasa nikmat disantap saat berada di Kaliurang. Aneka kuliner khas lainnya seperti gudeg, buah pisang khas Kaliurang, soto Jogja tersedia juga di tempat wisata ini.

Tempat wisata di Jogja kawasan wisata pantai
Siapa yang tidak mengenal Pantai Parangtritis. Pantai terkenal yang ada cerita mitos Pangeran Panembahan Senopati bertemu dengan ratu penguasa pantai selatan "Nyi Roro Kidul". Deburan ombak di sepanjang pantai wilayah Jogja besar-besar. Diharapkan para wisatawan untuk selalu berhati-hati saat bermain-main dengan ombak di pantai-pantai ini. Terlena sedikit bisa berakibat fatal. Bisa terseret ombak dan terjebak di palung pantai-pantai ini.

Beberapa wisata pantai yang masih terbilang perawan di Jogja yaitu pantai-pantai di sepanjang Gunungkidul. Lokasi pantai-pantai ini memang jauh dan cukup ekstrim. Namun, view-nya benar-benar indah dan pantas dinikmati. Ada pantai yang berpasir putih, ada juga pantai yang berkarang-karang. Benar-benar asli dan perawan.

Selain, kawasan-kawasan di atas tempat wisata di Jogja yang wajib dikunjungi yaitu sentra-sentra kerajinan di daerah Bantul. Hasil kerajinan gerabah, sepatu, aneka souvenir terdapat di bantul. Tersedia showroom untuk para wisatawan yang akan langsung bertransaksi. Bahkan, para pengunjung bisa langsung melihat proses pembuatan kerajinan itu sendiri.

Obyek Wisata Di Malang Paling Banyak Dituju

Hampir semua obyek wisata di Malang benar-benar memiliki keunikan dan keunggulan yang pantas dikagumi. Iklim di Kota Malang sejuk layaknya Kota Bandung. Biaya hidup di kota ini juga relatif rendah, hampir sama dengan di Jogjakarta. Terdapat banyak lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Kota Malang merupakan kota terbesar ke-2 se Jawa Timur. Bentang alam dikelilingi oleh pegunungan dan gunung sehingga menciptakan panorama indah di sekelilingnya.
Jatim park
Jatim Park
Beberapa tempat wisata yang dijadikan rujukan oleh para wisatawan, antara lain; Jatim Park, Coban Rondo, Batu Night Spectacular, Agrowisata kusuma, Pulau Sempu, Taman Rekreasi Selecta, Pantai Sendang Biru, Pantai Bajul Mati, Pantai Goa China, Taman Rekreasi Sengkaling. Tempat-tempat obyek wisata tersebut biasanya dipasarkan menjadi paket wisata oleh para pelaku industri wisata. 

Obyek wisata di Malang yang paling sering dikenal oleh para wisatawan yaitu Jatim Park. Di obyek wisata ini terdapat banyak wahana bermain yang ditujukan dari mulai anak-anak sampai orang dewasa.  Bangunan-bangunan yang ada bergaya arsitektur modern. Kesan indah, unik dan pengelolaan yang apik sangat terasa. Di tempat ini, banyak terdapat spot-spot yang indah untuk berfoto ria.

Tempat wisata alam yang wajib dikunjungi di Malang yaitu Coban Rondo. Berlokasi di pegunungan yang berhawa sejuk, Coban Rondo menawarkan atraksi alam air terjun setinggi 40 m. Deburan air dan view air terjun sedap dipandang mata sekaligus membuat sejuk suasana sekitar air terjun. 

Creating Your Own Bonsai

What do you want in a bonsai? A classic evergreen, like a pine? A deciduous tree that will take you through the season (a maple, for example?)

The traditional way of starting a bonsai is to collect a plant growing wild, pot it, and wait several years before training it. Because this method robs the environment of trees, though, and because there's such a long wait before training can even begin, the other methods describe in this section have become accepted as equally valid ways of starting bonsai. One of the best ways to be assured of success-and therefore one of the best ways for the beginner-is to start with a nursery plant. The plant lists on the previous pages can help you find the right one.

From the nursery
Nurseries have a wide variety of potential bonsai plants, and nursery personnel can give you advice about a plant's growth habits. Having grown up in containers of 5-gallon size or less, the root systems of nursery plants have adapted to confined conditions, and transplanting them will prove much less traumatic than with plants dug out of the ground.
Murraya paniculata
Murraya paniculata. From seed.
The artful shopper
When you shop for your potential bonsai, know the characteristics you want. Look for a vigorous, healthy tree with small, compact foliage. Try to find one that's not too tall and gawky and one that has a thick, strong trunk at the base (dig down to see if some of the trunk is under the soil surface). Look carefully at the shape and arrangement of major branches-you might have to push some foliage gently aside to do this. Try to imagine which side would be the front, which the back.

Ask yourself some questions. Would any major branches have to be removed? If so, would the pruning leave visible scars? Let the tree suggest the basic form-upright, slanting, and so forth. Then imagine how you want the finished planting to look. What will you need to do to accomplish that-bend the trunk, wire the branches, create a new apex?

The castoff plant that doesn't get second look from other gardeners may be exactly the right specimen for your bonsai. It's the one with the bent or twisted trunk, the dwarfish character, that the bonsai grower rescues from ignominy and turns into a work of art.

Out of a nursery can
After you've chosen your tree, have the can cut only if you expect to repot the plant as soon as you get home. When a can is cut, roots dry out fast.

Trim back the root ball by about a third and put the tree into a container that is slightly smaller than the one you took it from. Try to flatten out the ball shape somewhat. Don't expect to chop away enormous amounts of roots all at one time to get a canned tree into a small bonsai container. Few plants will survive this treatment.

At the next replanting season thin the roots even more and transfer the tree to its shallow bonsai container. By working in this gradual way, you'll be able to get the root system down to the right size without danger of losing the plant.

Bonsai: Gathering Trees In The Wild

Most bonsai of great age have spent most of their lives in natural surroundings, growing in the earth or in cracks in rocks. During the years in the wild they were exposed to all manner of climatic extremes, physical abuses, and deprivations. Many of them have gone through tremendous struggles to survive.

Traditionally, such plants make the very best bonsai. They have developed a form that speaks of their environment; they look old, often older than they actually are; they have becomes adapted to existing under adverse conditions. When such plants are put into containers, they invariably outshine most if not all other specimens that may be displayed around them. And gathering trees from the wild, of course, is how it all began. In Japan the hunt for natural dwarfs has gone on for centuries, making it rare to find good specimens outside protected areas.
Bonsai
Bonsai
Because bonsai still quite new here in the United States, our wilderness has not been stripped of naturally dwarfed trees. But the ever-increasing popularity of bonsai should give nature lovers cause to consider the botanical repercussions of an onslaught of dwarf-hungry tree gatherers in our delicately balanced wild places.
If you do gather in the wild, be very selective about the trees you dig up. Study all the possibilities so you're not halfway through digging up one tree when another one catches your eye. Remember, you're especially concerned with the shape of the trunk; it's old wood and you won't be able to train it into a different configuration. When digging up the tree, disturb as little of the surrounding flora as possible. Be certain to abide by all local regulations regarding the removing of natural objects. Most if not all public parks, for instance, prohibit the removal of any flora. if you're going onto private land, get the owner's permission before removing any plant life.

When to gather
The best season for gathering trees for bonsai is early spring (before new buds open). Plants would experiences the greatest shock right after new buds opened. Before they open, though, plants will undergo a minimum of shock from being uprooted and transplanted into a new environment. It is possible to do a succesful transplanting in seasons other than early spring, but the chances for success are much slimmer.

If you want to try transplanting deciduous trees in summer, remove about half the tree's leaves from the branches at the time of digging. This greatly reduces the amount of energy the plant has to use supplying nourishment to the leaves (energy it needs to adapt to the new environment). It is also greatly reduces transpiration (loss of water), which you can further reduce by spraying the foilage with an antitranspirant spray (available at nurseries). There is a period of time in early fail, after summer-long growth has finished and before twigs harden, when you might try transplanting pines and other conifers.

In the winter months most plants are dormant. Transplanting during this period means disturbing root systems that won't be able to muster up enough energy to reestablish themselves.

It's certainly best to collect only in early spring, unless at another time of year you happen across a plant in the wild that you just can't do without. If there's little likelihood of losing the plant to another collector, wait till spring.

What to take on a collecting trip
The tree gatherer, like the back packer, likes to travel as lightly as possible. A shovel's not enough, but neither do you need a portable greenhouse on your back. Here is a list of necessary tools:
  • Small shovel. The collapsible army type is good. You'll have to dig more than you would with a big one, but it's lightweight and has a sharp end.
  • Sharp shears. You'll probably need these for cutting fairly thick roots.
  • Sphagnum moss. Moistened and wrapped around roots, it helps keep plants alive.
  • Container of water. The water is necessary for keeping leaves and roots wet on the trip home.
  • Small pry bar. Some trees may be wedged tightly into cracks in rocks. You'll need to pry them out.
  • Burlap or polyethylene sheeting and stout string or balling nails. Wrap root balls in the burlap sheeting; secure the wrapping with string or nails.
Out of the ground...to a new home
Take a substantial amount of the surrounding soil with the tree to protect the roots. Start by clearing away all ground growth from around the base of the trunk. Next, prune away all unnecessary branches. On the ground, draw a circle around the tree. The circle's diameter should be the equivalent of at least 1/3 the height of the tree. Larger spreading trees require larger circles (their root spread duplicates the spread of the branches).

Start digging downward, following the circle's circumference. Use your shears to cut any tough roots (always cut roots on the diagonal). Keep digging until the depth of the trench you've made is about the same as the diameter of the circle. At this point start digging under the tree from all sides in toward the center. If the taproot goes too deep you'll have to cut it, but do it as low as possible.

Once you've dug completely around and under the root ball, work the plant very gently back and forth, easing it out of the hole. Wrap the root ball completely with well-soaked sphagnum moss. Don't leave any part unprotected. Cover the whole thing with polyethylene sheeting and tie it up.

Once the plant is out the ground, it's very important to treat it gently and carefully. Certain precautions are essential when you're transporting it home. Secure it so it can't roll about and damage its branches. Make sure the foliage has good air circulation (don't put it in the trunk of the car) and is protected from direct wind and sunlight. It's crucial that the foliage have plenty of moisture. Keep it damp with a sprayer (you'll probably have to spray several times).

Plant the tree the minute you arrive home. You can plant it directly in the ground or in a large tub or planter box. If it has many delicate roots close to the base, you can plant it in a eep pot along with all the soil that came with it. (It's easy to tell if it has fine roots-they will keep the soil around the root ball from dropping away.)

If, instead, the plant has only a few large roots, it's better to plant it in the ground first, to be transferred to a training pot later. The soil in your garden should be fine for it-unless it's been heavily fertilized recently. Your tree won't be strong enough to have a first feeding for a few months. Dig a hole in the ground large enough to accommodate the roots, an plant the tree along with the soil that remained with the root ball.

When the tree has been planted, either in a pot or in the ground, trim off any roots poking above the surface. Continue to protect the plant from wind and direct sunlight. Water moderately and moisten the foliage often; in very warm weather you should spray the foliage several times a day.

In just a few months, new roots will form. At this time the plant should be hardly enough to look the sun straight in the eye without protection. About the same time, it's ready for it first feeding. Keep the soil well-watered, but you can taper off on spraying the foliage-once a day at most is fine.

 Other than daily care, don't disturb your new prize for a year, however much your green thumb may itch. At the end of that year you can remove the tree from the ground or from its pot for placement in a more shallow pot, but still not its bonsai container. Trim remaining taproot back by 1/2 or more. If there are a large number of brand-new roots-the fine, hairy ones are the new roots-trim them by about 1/3. If there aren't many new roots, just do a light pruning.

It's good idea to do some branch pruning at this time too-there'll be less plant for the reduced rootage to supply with nourishment. Don't do any drastic pruning, but cut back young growth that isn't essential to the tree's basic shape. Once the roots have been pruned, place the plant in a pot with as much original soil on the root ball as possible. Fill in with new soil.

Even now you're not going to be able to do more with your tree than day to day care. After another year, remove it from its pot again, trim off the rest of the taproot, trim back new-root growth by 1/3, and put it into its shallow bonsai pot. Now, 2 years after you collected it, it's ready for training.

For the beginner who wants to get on with it, collecting wild trees just isn't the way. Two years is a long, slow countdown. But once you're a confirmed bonsai enthusiast, you'll find a special satisfaction in working with a tree you came upon on a mountain hike, removed gently from its own home, and carried just as gently back to yours.

Model Taman Minimalis Hunian Sehat

Memilih model taman minimalis tidak hanya mempertimbangkan keindahan semata. Namun, harus juga dipertimbangkan aspek kesehatannya bagi pemilik rumah dan lingkungan sekitarnya. Desain taman minimalis yang disarankan yaitu taman hamparan dengan satu titik pusat perhatian (point of view). Desain ini minim membuat bayangan, mendapat paparan sinar matahari banyak, minim organisme penyebab penyakit seperti nyamuk, kecoa dan tikus.

Elemen keras yang dipilih juga sebaiknya simpel, mudah dibersihkan, minim lekukan-lekukan atau ornamen-ornamen rumit lainnya. Elemen-elemen keras seperti lempengan-lempengan batu, cor-coran batu aritfisial bisa diterapkan untuk taman minimalis seperti ini. Untuk elemen-elemen lunak terdiri dari jenis-jenis tanaman yang tidak memerlukan perawatan ekstra. Jenis-jenis tanaman yang dipilih, antara lain; rumput, tanaman kriminil, kerokot, anggrek tanah.
Model taman minimalis hunian sehat
Model taman minimalis depan rumah
Dalam memilih model taman minimalis, pastikan saluran drainase lancar dan desain taman mampu mengarahkan air masuk ke saluran pembuangan air dengan lancar. Jangan sampai terjadi genangan air di dalam taman. Karena, genangan air ini akan menjadi sarang berbagai organisme sumber penyakit. Bagian saluran drainase ini biasanya disamarkan dengan hamparan kerakal atau kerikil.

Desain taman minimalis di depan rumah dibuat dengan keindahan yang menonjol dibandingkan dengan desain taman di belakang rumah. Hal ini mengingat, taman di depan rumah akan dinikmati oleh siapa saja. Sedangkan desain taman di belakang rumah lebih bersifat pribadi. Taman yang berada di depan rumah jangan sampai menghalangi bentuk rumah itu sendiri. Buat taman itu sebagai pelengkap perpaduan keindahan bentuk rumah.

Model taman minimalis yang sedang tren saat ini menampilkan hamparan konblok dengan rerumputan di sela-selanya. Desain ini ramah lingkungan. Bagian yang ditanami rumput akan memberi kesan kesegaran. Manfaat laiinya yaitu mampu menyerap air dari limpahan air hujan. Sebenarnya, jika ingin lebih ramah lingkungan, bisa dibuat biopori di beberapa tempat. Biopori kedalaman 1 meter dapat menampung air dan meresapkan air dalam jumlah banyak ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam. Dengan demikian, air limpahan hujan banyak yang terserap ke dalam tanah dibandingkan yang mengalir di permukaan tanah. Jelas, hal ini akan mengurangi beban saluran drainase di daerah-daerah perkotaan.

Wisata Religi Di Bali : Karya Agung Eka Bhuana

Gerak semu matahari yang mulai beranjak menuju ke arah utara dipercaya sebagai awal mulai bulan-bulan penuh keberuntungan dan kesuksesan. Kepercayaan bulan-bulan penuh kesucian dan keberuntungan ini dianut oleh para umat hindu. Bulan-bulan suci ini dimulai pada bulan maret. Bulan ini disebut juga dengan bulan sanga. Pada bulan ini, umat hindu merayakan upacara taur (korban) dan Hari Raya Nyepi menurut kalender saka.

Pada tahun 1996, terjadi peristiwa penting yang jarang terjadi. Upacara korban digabung bersamaan dengan upacara besar "Karya Agung Eka Bhuana". Dalam upacara ini, beberapa upacara seperti upacara Eka Dasa Ludra dan upacara Panca Wali diselenggarakan berbarengan yang hanya bisa terjadi satu kali dalam satu abad.

Wisata religi di Bali: Karya Agung Eka Bhuana
Pura Besakih
Makna utama dari upacara Eka Bhuana yaitu bhuana alit (pembersihan diri) dan bhuana agung (pembersihan lingkungan). Dari penyelenggaraan upacara ini diharapkan menghasilkan manusia-manusia yang sudah terkikis habis dari sifat-sifat tercela dan kotor. Selain itu, ada keseimbangan alam dan alam pun menjadi suci kembali. Upacara ini berlangsung pada saat matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis lurus di atas khatulistiwa.

Upacara ini akan diselenggarakan di Pura Agung Besakih. Pura ini terletak di kaki Gunung Agung. Dibangun oleh manusia suci bernaman Resi Markandheya. Tempat ini dipercaya sebagai sari bunga. Sedangkan, kelopaknya dari pura-pura yang terdapat di seluruh Pulau Bali. Di Pura Besakih ini, upacara agung ini akan berlangsung selama 4 bulan yang dimulai sejak bulan Januari.

Pada perayaan agung ini juga diselenggarakan upacara Melasti. Pada upacara ini, umat hindu mengambil air suci dan mengusung puluhan jempana (rumah kecil berhias). Jempana berisi benda-benda suci dan banten (sesaji) dari pura Besakih. Benda-benda ini nantinya dibawa ke Pantai Klotok dengan cara berjalan kaki yang jaraknya kurang lebih sekitar 35 km.

Pakaian yang dikenakan oleh para peserta upacara berwarna putih-kuning. Mereka mempersembahkan hasil bumi dan hewan-hewan (baik yang melata maupun tegak) kepada Sanghyang Baruna (penguasa laut). Maksud dari persembahan ini supaya umat manusia terjaga dari aral bahaya dan berkenan memberikan rejeki bagi para nelayan. Di Pantai Klotok ini, para peserta upacara bersembahyang sambil membaca doa-doa.

Setelah upacara persembahyangan selesai di Pantai Klotok, akan disusul dengan upacara mapepada. Upacara mapepada yaitu upacara yang bertujuan untuk mensucikan binatang-binatang persembahan. Nantinya hewan-hewan ini disembelih. Dalam penyembelihan ini harus menggunakan pajenengan (keris pusaka) yang bernama "Ratu Pande".

Ada 71 jenis hewan yang akan dibersihkan dan diperciki tirta atau air suci. Ke 71 jenis hewan yang dikorbankan ini, nantinya dipersembahkan kepada Ida Bharata (Sang penguasa keseimbangan alam). Dalam persemabahan ini akan diiringi oleh tarian sakral Baris Jangkak yang hanya bisa dilakukan pada saat upacara ini saja.

Upacara dimulai saat matahari terbit. Pengantaran sesaji dan dupa dibakar selama prosesi upacara. Dipimpin oleh para pandita yang selalu memanjatkan doa-doa suci. Bunyi lonceng-lonceng saling bersahutan, para peserta upacara duduk bersila sambil membacakan doa-doa puji-pujian. Pada saat berdoa, umat berprasah diri, melakukan sembah tangan sambil menjumput koangan, setangkai bunga yang dibungkus daun kelapa.

Umat mendapat siraman air suci. Tetesan-tetesan airnya sampai ke telapak tangan. Kemudian, mereka meminumnya dan membasuhkannya ke wajah mereka. Ini perlambang keberkahan dan Kebesaran dari Tuhan. Sehabis siraman ini, usai sudah upacara besar  "Karya Agung Eka Bhuana". Kelak upacara ini akan dselenggarakan lagi pada tahun 2096.