Untuk sukses budidaya buah naga,
pekebun harus memperhatikan kebutuhan persyaratan tempat tumbuhnya dan
melakukan teknis budidaya yang benar. Kondisi agroklimat berpengaruh pada
kualitas buah yang dihasilkan. Walaupun suatu tempat bisa muncul buah, tapi
belum tentu rasanya enak. Demikian pula dengan perlakuan teknis budidayanya. Walaupun
agroklimat setempat sudah sesuai, tapi penerapan teknik penanaman yang
serampangan bisa berakibat pada rasa buahnya yang kurang enak atau malah tidak
bisa berbuah.
Tanah harus diolah terlebih
dahulu sebelum ditanami bibit buah naga. Sifat tumbuh akar tanaman buah naga merayap di atas permukaan tanah. Tanah yang diolah akan membuat gembur dan
porous sehingga perakaran tanaman mudah menyerap zat-zat hara di sekitarnya. Pekebun
biasanya mencangkul atau membajak tanah untuk membalikan tanah. Pembalikan tanah
juga akan membuang gas-gas yang terperangkap di dalam tanah dan mematikan
siklus mikrorganisme yang bersifat patogen.
Lubang tanam |
Teknis pembuatan bedeng dalam
budidaya buah naga. Buat bedengan dengan lebar yang bervariasi, antara 1,5-3
meter. Untuk bedeng yang lebarnya 1,5 m diisi satu baris tanaman, sedangkan
untuk bedeng yang lebarnya 3 m diisi dua baris tanaman. Tiap bedengan
dipisahkan dengan parit selebar 50-80 cm yang berkedalaman 40-60 cm. Parit ini
berfungsi sebagai drainase sekaligus pemasok air. Hal ini karena tanaman buah
naga memang butuh air banyak walau tanah yang dibutuhkan kering.
Tanah bedengan harus benar-benar
porous, gembur dan kaya dengan hara. Tanah seperti ini bisa diciptakan dengan
cara penambahan pasir, kompos atau pupuk kandang. Bisa juga gunakan media yang
terdiri dari kompos, arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan 1:1:1.
Setelah lahan tanam telah disiapkan, selanjutnya tinggal membuat lubang tanam
berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, untuk jarak antar lubang 2,5 m x 2,5 m.
Beberapa pekebun budidaya buah
naga menerapkan pengolahan tanah hanya pada di lubang tanam. Tanah hasil galian
lubang tanam dicampur dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 sak (sekitar
35-40 kg/lubang). Jika tekstur tanah kurang gembur atau porous, ditambahkan
pasir atau arang sekam dan kompos. Campuran media ini didiamkan selama 1 minggu
supaya matang. Setelah itu dikembalikan ke lubang tanam.