Cara Membuat Pupuk Kompos Gampang Dan Cepat

Pada prinsipnya, membuat pupuk kompos itu mudah. Tinggal kumpulkan berbagai bahan organik seperti dedaunan dan sisa-sisa limbah rumah tangga yang selanjutnya difermentasi oleh mikroorganisme pengurai. Biarkan proses penguraian bekerja sampai selesai hingga pada akhirnya terbentuk butiran-butiran yang mirip tanah. Butiran-butiran ini kaya unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Namun, untuk menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas tentu diperlukan prosedur yang tepat. Seperti apakah itu? Ikuti terus uraian di bawah ini.
Cara Membuat Pupuk Kompos Gampang Dan Cepat
Bahan organik seperti kulit durian, dedaunan, limbah rumah tangga adalah bahan dasar pembuatan pupuk kompos
Bahan organik yang lapuk memiliki banyak manfaat, antara lain; memperbaiki struktur tanah, mampu mengikat hara, air dan udara, membuat siklus biologi berjalan normal, sebagai bank air saat kekeringan melanda, mampu mempertahankan pH tanah tetap netral, dan sebagai sumber makanan bagi berbagai macam organisme di dalam tanah. Kompos sangat bagus diaplikasikan ke berbagai macam tanaman walau tanaman tersebut sangat sensitif.

Sayangnya, tak semua kompos yang dijual di pasaran itu memiliki kualitas yang bisa dijamin dan aman dipakai. Terkecuali kompos yang dijual di toko saprotan besar. Kalau ingin lebih terjamin, kita bisa membuatnya sendiri. Lagian caranya mudah dan tidak memakan banyak waktu.

Cara membuat pupuk kompos yang tepat dan benar
Supaya kompos yang dihasilkan berkualitas baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama saat penumpukan bahan organik. Lakukan penumpukan bahan-bahan organik secara benar agar nantinya bisa terdekomposisi semuanya.

Letakkan tumpukan bahan-bahan organik pada suatu tempat yang besar dan lebar untuk memperoleh panas yang diperlukan oleh mikroorganisme pengurai. Bila tumpukan bahan organik hanya diletakkan di tempat yang sempit, panas yang diperoleh tidak cukup untuk proses pengomposan.

Faktor udara, kelembaban, dan nitrogen juga dibutuhkan oleh mikroorganisme pengurai selama proses penguraian. Udara tentunya diperoleh dari sekitar tumpukan bahan organik. Bila tumpukan bahan tampak kering, lakukan segera penyiraman. Untuk mempertahankan kelembaban, tumpukan bahan ditutup dengan plastik atau karpet bekas. Nitrogen diperoleh dari pupuk kandang atau pupuk nitrogen yang ditambahkan.

Penempatan tumpukan bahan organik juga penting diperhatikan. Tumpukan hendaknya berada di tempat yang ternaungi, misalnya di bawah pohon atau di bawah rumah-rumahan. Bila ditempatkan di bawah pohon, jaga perakaran pohon jangan sampai masuk ke dalam tumpukan kompos karena ia bisa menyerap hara yang ada di dalamnya.

Bahan organik membuat kompos sebaiknya bervariasi karena akan menghasilkan kompos dengan kualitas bagus. Bahan-bahan yang bisa dipakai, antara lain; limbah rumah tangga, campuran bahan dari pangkasan rumput, kulit semangka, jerami, limbah tomat, sisa-sisa sayuran, serat pakaian yang sudah lapuk, kertas koran, dedaunan, bunga yang berguguran dan pupuk kandang.

Jangan memakai bahan organik yang sudah terkena bahan-bahan kimia herbisida atau pestisida. Karena residu bahan kimia akan tetap berada di bahan-bahan organik tersebut dan bisa menghambat proses penguraian. Jangan gunakan pula bahan-bahan organik yang keras seperti batang kayu yang proses dekomposisinya butuh waktu yang sangat lama. Juga jangan tercampur dengan limbah plastik yang sulit lapuk.

Cara menumpuk bahan-bahan pembuatan kompos
Penumpukan bahan-bahan organik ada dua macam, yaitu penumpukan di satu lubang di sudut pekarangan dan penumpukan dalam satu wadah tertutup. Cara yang pertama diberi penutup yang terbuat dari lembaran karung, lembaran plastik terpal atau sejenisnya. Jaga sangan sampai terbuka karena bahan-bahan organik mudah mengering atau terbawa angin. Penutup ini biasanya memakai pemberat dari batu yang diletakkan di keempat sisinya.

Cara membuat pupuk kompos yang kedua yaitu memasukkan bahan-bahan organik ke dalam wadah yang terbuat dari kawat, kayu, papan, atau wadah plastik. Buat tumpukan setinggi kurang lebih 1,5 meter. Satu tumpukan bisa terdiri dari 6-9 lapisan bahan kompos. Bagian lapisan dasar berisi jerami dan rumput-rumputan setebal kurang lebih 15 cm. Di atasnya berupa lapisan pupuk kandang dari kotoran domba, sapi, ayam atau kotoran kuda. Bila ada, tambahkan pupuk tepung tulang dan darah. Selanjutnya, tinggal disiram secara merata sampai semua bahan tercampur.

Lakukan hal yang sama untuk lapisan-lapisan di atasnya. Bila tidak memakai bak, usahakan sisi-sisi tumpukan tetap lurus. Sebelum semua tumpukan ditutup rapat, siram lagi sampai merata. Setelah semua proses selesai, baru ditutup dengan lembaran plastik. lembaran karung goni atau karpet bekas. Beri pemberat di sisi-sisi penutup untuk mencegah dari tiupan angin yang bisa memporak poranda tumpukan di dalamnya.

Malam harinya, tumpukan akan mulai terasa panas. Bisa dicek dengan menggunakan tongkat kayu dan tusukkan ke dalam tumpukan. Biarkan beberapa menit, selanjutnya dicabut dan pegang bagian ujung tongkat. Bila tumpukan yang dibuat itu benar, maka tongkat akan terasa panas.

Tiap tiga atau empat hari sekali, tumpukan kompos dibalik dengan memakai garpu. Susun kembali tumpukan dan siram air secukupnya supaya tumpukan tetap lembab. Dalam kondisi normal, pembuatan kompos dengan pembalikan akan memakan waktu kurang lebih satu bulan.

Warna kompos yang sudah matang atau sudah jadi akan berwarna coklat kehitam-hitaman. Tekstur remah, tidak berbau, menggumpal atau lengket di tangan. Bila suhu saat proses penguraian terasa sangat panas, warna kompos yang matang biasanya hitam. Kompos yang telah matang seperti ini siap dipakai sebagai media tanam. Gampang dan cepat membuat pupuk kompos sendiri di rumah. Tak perlu cemas dengan baunya karena proses penguraian yang baik tak mengeluarkan bau busuk.