Pembesaran ikan sidat (Anguilla bicolor) konsumsi menggunakan
kolam terbuka. Artinya, kolam berada di ruang terbuka, tidak di dalam ruangan.
Bentuk kolam yang dipakai bisa berbentuk persegi panjang, bujur sangkar atau
bentuk-bentuk lainnya. Luas kolam bisa dimulai dari 500-2.000 meter persegi.
Kedalaman kolam sekitar 100-150 cm. Air yang dipakai bisa air sirkulasi yang
berarus deras maupun air tergenang.
Kolam pembesaran ikan sidat di Beji Purwokerto |
Setelah dua bulan pemeliharaan
pembesaran ikan sidat (Anguilla bicolor),
benih sudah berukuran jari dengan panjang tubuh 20-30 cm. Sidat-sidat ini
selanjutnya diseleksi untuk dikelompokkan menjadi tiga ukuran. Mulai dari
ukuran yang besar-terbesar, sedang dan kecil. Pertumbuhan ikan sidat tergantung
pada faktor kondisi kolam, dan teknis budidaya yang diterapkan. Pertumbuhan sidat-sidat
ini beragam. Biasanya, 20% sidat-sidat akan tumbuh cepat besar, 60% pertumbuhan
sidat normal dan sisanya sidat-sidat yang pertumbuhannya lambat.
Ukuran sidat konsumsi yaitu sudah
berbobot 1,5-2 kg/ekor atau panjang sekitar 45-60 cm. Hama penyakit yang sering
menyerang ikan sidat antara lain kuman berlendir (Fiedibacter columnaris), bakteri Trichodina, bakteri Branchiomycon,
cacing Dacylogyrus, parasit Myxidine. Protozoa lonceng Epystilis, larva-larva kerang. Masing-masing
penyakit tersebut bisa diobati dengan formalin atau obat-obat ikan yang sudah
tersedia di pasaran. Patuhi aturan pakai dan dosis yang tertera pada kemasan obat.
Keuntungan pembesaran ikan sidat
(Anguilla bicolor) di Indonesia yaitu
memiliki kondisi suhu yang optimal yaitu sekitar 25-310 C. Dengan
demikian masa pembesaran akan lebih singkat bila dibandingkan dengan
sidat-sidat yang dipelihara di iklim subtropis. Nafsu makan ikan-ikan sidat
lebih tinggi yang dipelihara di perairan wilayah tropis seperti Indonesia.