Setiap 1 ton kentang segar bisa
menghasilkan keripik kentang 1 kuintal. Hal ini dialami oleh banyak perajin di
sekitar sentra-sentra penghasil kentang. Pemasarannya dikirim ke kios-kios dan
rumah makan di Banjarnegara, Purbalingga, Pemalang dan Wonosobo bahkan luar
daerah. Seperti kita ketahui, sentra-sentra kentang berada di wilayah dataran
tinggi Dieng, Jawa Tengah, untuk di Jawa Barat terletak di Pangalengan.
Keripik kentang |
Untuk bisa terus-menerus
berproduksi tentu diperlukan pasokan bahan baku yang kontinyu. Sayangnya,
pasokan kentang di tingkat pekebun sering kali tak menentu. Varietas kentang
granola, atlantik, russt Burbank tak selalu terjamin pasokannya. Hal ini menjadi
permasalahan tersendiri bagi perajin keripik kentang yang butuh kontinyuitas
produksi untuk memenuhi permintaan pasar mereka.
Kendala ini biasanya disiasati
oleh para perajin keripik kentang dengan menyetok bahan baku kentang. Pada saat
musim kemarau yang hampir semua pekebun panen, para perajin keripik kentang
membelinya dalam jumlah yang banyak. Hal ini untuk antisipasi pada saat musim
hujan yang panen kentang dari pekebun sangat langka. Setok bahan baku juga
dipakai untuk antisipasi saat permintaan keripik kentang melonjak tajam seperti
yang terjadi pada saat jelan Lebaran dan hari-hari besar keagaamaan lainnya.
Tak perlu rasa neko-neko untuk
keripik kentang, bumbu yang hanya bawang putih, garam dan penyedap rasa saja
sudah banyak yang menggemarinya. Tak kalah dengan cita rasa hasil olahan
pabrikan. Dalam hal soal harga, tentu lebih terjangkau oleh masyarakat luas,
sekitar Rp 15 ribu untuk per 250 gram.
Untuk membuat keripik kentang
yang baik, dibutuhkan kentang dengan kualitas A dan B. Cirinya, kentang masuk mutu
A dan B bila tiap kilogramnya berisi 5 umbi yang berdiameter 5-10 cm, panjang
10-15 cm dan tidak busuk. Kentang seperti ini bila digoreng, warnanya tetap
putih, memiliki rasa dan aroma yang menggugah selera. Untuk kentang varietas
atlantik atau russ Burbank, mutu keripik yang dihasilkan lebih baik. Sayangnya,
semua varietas tersebut selalu saja tak kontinyu pasokannya di tingkat pekebun.
Oleh karena itu, ini adalah peluang emas bagi pekebun kentang untuk bisa
berproduksi terus-menerus sepanjang musim.