Pembuatan Konstruksi Kolam Untuk Budidaya Ikan Lele

Konstruksi kolam untuk budidaya ikan lele dirancang sesuai perilakunya. Lele bisa merangkak berjalan di daratan karena mempunyai sirip pedang. Supaya lele tak kabur, bagian dinding kolam dibuat tegak lurus. Pada kolam beton, tentu pembuatannya tidak begitu masalah. Lain halnya dengan kolam tanah. Untuk mensiasatinya, dinding kolam dilapisi dengan anyaman bambu atau plastik hitam.

Petani beternak lele pengalaman biasanya menggunakan plastik PE dengan ketebalan 0,5 cm. Plastik ini biasanya dibuat persegi empat menyesuaikan ukuran dan kedalaman kolam. Tiap sudut-sudut plastik ditanam patok bambu atau balok kayu supaya konstruksi kolam kuat. Pada bagian pinggir plastik dijepit dengan bilah bambu supaya pematang kolam tidak mudah longsor.
Kolam tanah budidaya ikan lele
Kolam Tanah Untuk Budidaya Ikan Lele
Cara memilih lokasi kolam untuk beternak lele
Pilih benih seragam supaya laba besar
Manajemen pemberian pakan lele
Kontrol tepat lele agar cepat panen
Panen laba besar dari budidaya ikan lele
Cara tepat penanggulangan penyakit ikan lele
Ukuran konstruksi kolam untuk budidaya ikan lele yang diterapkan oleh banyak petani sukses yaitu; kedalaman 1,5 meter, bagian yang terendam air 80 cm. Luas kolam dibuat sekitar 300-400 meter persegi supaya pengontrolan mudah. Tiap kolam dilengkapi sirkulasi air untuk pemasukan dan pembuangan air. Saluran air bisa terbuat dari pipa pralon atau bambu. Pada bagian saluran pemasukan air diberi “saringan” yang terbuat dari bambu, pralon atau kawat untuk mencegah hama masuk ke dalam kolam.
Budidaya ikan lele
Langsung Hasil Ternak Lele Sangkuriang
Petani beternak lele biasanya mengisi air ke dalam kolam baru dengan ketinggian sekitar 60 cm terlebih dahulu. Untuk kolam lama, harus dijemur terlebih dahulu dengan lama penjemuran sekitar 5-7 hari sehingga tanah tampak retak-retak. Dasar kolam harus dibalik dengan cara mencangkulnya. Pembalikan tanah ini akan membuang sisa-sisa gas beracun dan menambah kandungan oksigen di dalam tanah.

Kolam untuk budidaya ikan lele harus diperkaya nutrisi haranya. Caranya, beri taburan kapur sebanyak 2-3 kg tiap meter persegi ke dasar kolam dan dindingnya. Tujuannya, supaya terjaga pH air kolam dan tetap stabil. Setelah penaburan selesai, isi kolam dengan air hinggi kedalaman sekitar 60 cm. Tebarkan pupuk kandang kotoran ayam sebanyak 3-4 karung atau sekitar 100 kg untuk perkembangbiakan pakan alami. Tambahkan pupuk buatan Urea dan TSP sebanyak 20 gram tiap meter persegi. Setelah itu, kedalaman air bisa ditingkatkan menjadi 80 cm. Kondisi ini dibiarkan selama seminggu.

Para petani beternak lele yang menggunakan kolam beton, lain lagi perlakuannya. Kolam tetap dilengkapi dengan sirkulasi air untuk pemasukan dan pembuangan air. Bagian dasar kolam dibuat cekung dan dipasang saluran pengeluaran air di bagian tengahnya. Tujuannya, supaya kotoran atau sisa-sisa pakan yang tertumpuk di dasar kolam bisa terbuang dengan mudah. Hal ini untuk menjaga kualitas air kolam.

Kolam beton yang masih baru untuk budidaya ikan lele diisi air selama seminggu supaya bau semen hilang. Air ini selanjutnya dibuang dan diganti dengan air baru dengan kedalaman 80 cm. Untuk kolam beton lama, harus dijemur terlebih dahulu selama 3-4 hari. Selanjutnya, masukkan larutan kalium permanganate dengan konsentrasi 1 ppm selama 1-2 hari. Hal ini bertujuan untuk membasi bakteri patogen yang masih ada di dalam kolam. Setelah itu buang air dan bilas dengan air bersih. Setelah itu, kolam isi dengan air. Untuk menumbuhkan pakan alami di dalam kolam beton, pakai bahan probiotik. Biarkan selama 2-3 hari baru benih lele bisa ditebar ke dalam kolam beton.