Bubuk jahe bersama bubuk rempah-rempah lainnya |
Tak hanya orang-orang Yunani kuno saja yang mengetahui keampuhan khasiat jahe, tabib-tabib China, India sudah terbiasa memanfaatkan jahe untuk menyembuhkan rematik, sakit kepala, dan sakit perut. Rimpang jahe berkhasita juga untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, memperlancar keluarnya keringat dan mampu menurunkan suhu tubuh secara berangsur-angsur dan teratur.
Sosok jahe
Nama ilmiah jahe yaitu Zingiber officinale yang artinya berbentuk tanduk. Sebutan ini mudah dipahami karena bentuk rimpangnya yang mirip tanduk menjangan. Berdasarkan ukuran rimpangnya, dibedakan dua yaitu jahe besar dan jahe kecil. Berdasarkan warna umbinya, dibedakan jadi dua juga yaitu jahe sunti (merah) dan jahe badak (putih).
Bentuk rimpang jahe agak pipih, dan bercabang-cabang mirip umbi. Nantinya dari umbi-umbi ini bisa muncul tunas-tunas batang serta daun-daunnya. Rimpang mengandung minyak esensial yang berasa pedas. Rasa pedas ini berasal dari zat yang bernama oleoresin.
Pemanenan jahe
Selama ini, pemanenan jahe bergantung pada pemanfaatannya. Bila ingin dimanfaatkan sebagai manisan, pemanenan yang terbaik tentu saat rimpang masih muda. Bila akan dimanfaatkan sebagai obat, pemanenan dilakukan sewaktu tanaman mulai berbunga. Bila pemanenan terlambat akan diperoleh umbi jahe berserat kasar dan keras.
Rimpang-rimpang jahe yang sudah diambil, tinggal dibersihkan dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat. Untuk mencegah terjadinya keriput, tumbuh tunas, tumbuh jamur perlu teknik penyimpanan dan pengawetan yang baik.
Mengamankan umbi segar
Rimpang-rimpang jahe mudah rusak bila disimpan pada suhu ruang yang tinggi dengan disertai kelembaban yang tinggi pula. Ruangan bersuhu tinggi akan meningkatkan aktifitas mikroorganisme dan giatnya enzim-enzim yang bekerja di dalam rimpang. Hal ini yang mengakibatkan rimpang-rimpang jahe mudah layu dan terjadi keriput-keriput.
Supaya rimpang-rimpang jahe segar tetap berkualitas bagus, simpan di ruangan yang bersuhu sekitar 27,5 derajat Celcius dengan kelembaban 10-25%. Ruangan bersuhu rendah akan mencegah aktifitas mikrorganisme dan menghambat aktifitas enzim-enzim. Kelembaban yang konstan pada angka tersebut akan mencegah rimpang-rimpang jahe kehilangan air, tapi masih mampu mempertahankan keamanan bahan dari serangan cendawan dan mikroba-mikroba merugikan lainnya. Walaupun begitu, semua tergantung pada umur tanaman saat dipanen dan varietas jahe yang dipanen.
Pengawetan jahe
Untuk memenuhi kebutuhan ekspor, jahe yang diinginkan dalam berbagai bentuk, antara lain: minyak jahe (Ginger Oil), gaplek jahe atau umbi jahe kering, bubuk jahe dan olahan-olahan lainnya. Untuk olahan gaplek jahe terdapat dua macam yaitu gaplek jahe hitam dan gaplek jahe putih.
Cara membuat gaplek jahe hitam dan putih
Prosesnya sederhana, untuk pengeringan cukup dengan bantuan sinar matahari. Alat yang diperlukan, antara lain: ember untuk mencuci, keranjang, panci besar untuk merebus dan alat untuk menjemur.
Langkah-langkah membuat gaplek jahe hitam
- Rimpang-rimpang jahe dibersihkan dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat.
- Masukkan ke dalam keranjang. Rendam ke dalam air mendidih di dalam panci besar selama 15 menit.
- Rimpang-rimpang jahe ini ditebarkan ke lantai penjemuran yang bersih.
- Jemur selama 6-8 hari. Nantinya akan diperoleh jahe kering hitam karena kulit tidak dikelupas. Penyusutan berat dari jahe segar sampai jahe kering sekitar 70%.
Langkah-langkah membuat gaplek jahe putih
- Bersihkan rimpang-rimpang jahe dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat.
- Masukkan rimpang-rimpang jahe ke dalam keranjang dan rendam ke dalam air mendidih selama 15 menit.
- Dinginkan rimpang-rimpang jahe ini, selanjutnya dikupas kulitnya dengan pisau.
- Umbi-umbi yang sudah dikelupas kulitnya direndam ke dalam air dingin selama semalam.
- Esok pagi, umbi-umbi jahe dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran yang dilakukan di atas lantai akan membuat umbi-umbi kering setelah 6-7 hari penjemuran. Bila menggunakan alat pegering khusus, pengeringan bisa lebih singkat, hanya butuh 2-3 hari saja.
Gaplek jahe hitam dan putih yang berkualitas baik memiliki kadar air 7-12%, bentuknya tidak pecah-pecah, warna putih, tidak ditumbuhi cendawan, terasa keras dan tidak berkerut-kerut, bagian dalam masih basah, padat dan tidak terdapat noda atau bercak-bercak sama sekali.
Gaplek jahe hitam dan putih ini nantinya diolah lagi di negara tujuan ekspor menjadi bubuk atau bentuk olahan lainnya. Pasar Eropa biasanya lebih menyukai gaplek jahe putih dibandingkan dengan gaplek jahe hitam karena tampilannya tentu lebih bersih dan tampak menarik.