Manfaat konsumsi jamu temulawak yang sudah diketahui
banyak orang yaitu sebagai tonik atau penambah vitalitas. Padahal, khasiat
temulawak itu sangat banyak khasiatnya dalam pengobatan. Misalnya saja,
membantu penyembuhan penyakit malaria, liver, hepatitis dan maag. Berkat
perhatian lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan obat tradisional di
perguruan tinggi dan rumah sakit, khasiat rimpang ini semakin lebih banyak di
bidang kesehatan dan pengobatan.
Nama ilmiahnya Curcuma xanthorrhiza. Masih satu family
dengan jahe-jahean atau Zingiberaceae. Tanaman asli dari Pulau Jawa yang saat
ini sudah terdistribusi merata ke berbagai negara, bahkan sampai ke Eropa dan
Amerika Serikat. Ia bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran rendah
sampai dengan dataran tinggi (1.500 m dpl).
Hasil penelitian
Zat-zat yang terkandungg di dalam
temulawak, antara lain: kurkumin (1,6-2,2%), zat pati (48-60%), serat kasar
(2,58-4,83%), abu (5,26-7,07%), dan minyak asiri (1,48-1,63%).
Komponen-komponen minyak asiri yang terkandung di dalam rimpang Curcuma xanthorriza, antara lain:
felandren, kamfer, turmerol, bornerol, sineal, trisiklin, germakren,
alloaromadendren dan xanthorrhizol. Kandungan mineralnya, antara lain: kalium,
natrium, kalsium, magnesium, besi, dan mangan.
Jamu temulawak biasanya selalu disediakan oleh penjual jamu
gendongan. Ini lantaran khasiat jamu sudah lama dikenal sebagai tonik atau
penambah stamina. Zat yang banyak berperan sebagai tonik yaitu adanya beragam
kandungan mineral ini. Terutama kadungan zat besi yang bisa memperlancar
metabolisme tubuh dan menambah pembentukan darah. Oleh karena itu, jamu ini
sangat baik dikonsumsi oleh wanita maupun pria. Ia bisa dicampur dengan bahan
jamu lainnya atau dikonsumsi tunggal. Penjual jamu gendongan biasanya sudah
piawai dalam hal racik meracik bahan supaya berkhasiat dan enak rasanya.
Khasiat pengobatan
Penjual jamu gendongan
menggunakan jamu temulawak sebagai
bahan utama maupun sebagai penunjang yaitu pemberi warna dan penambah aroma.
Berdasarkan hasil penelitian dari para herbalis dan ahli farmasi fitokimia,
pemanfaatannya akan lebih mujarab bila diolah dalam bentuk ekstrak dan bubuk
sebab senyawa-senyawa aktif yang berperan dalam pengobatan lebih cepat bereaksi.
Misalnya saja, hasil penelitian
dari FMIPA Universitas Padjadjaran, pemberian ekstrak temulawak 10% b/v dengan
memberikan dosis 6, 8, dan 10 ml/hari terhadap kelinci terinfeksi virus
hepatitis B memperlihatkan penurunan SGOT (serum glutamic oxaloacetic
transaminase) dan SGPT (serum glutamic pyruvic transminase) yang signifikan.
Contoh ramuan untuk mengobati
hepatitis dan batu empedu
Bahan-bahan
Daun keji beling 7
lembar
Daun kumis kucing 17 lembar
Meniran 3
batang
Daun kiurat 11
lembar
Temulawak sebesar telur ayam
Cara membuat
Rimpang temulawak dikupas, dicuci
bersih dan diris-iris. Lalu direbus bersama dengan bahan-bahan lainnya ke dalam
5 gelas air sampai hanya tersisa 3 gelas air. Angkat rebusan tersebut dan
disaring. Minum rebusan resep ini sebanyak 3 kali sehari dengan takaran
setengah gelas setiap kali minum. Bagi penderita hepatitis tentu harus disertai
diet makanan seperti berpantang makanan berlemak, makanan-makanan pedas dan
minuman beralkohol. Ramuan resep ini diambil dari herbalis R. Broto Sudibyo,
pengasuh SP3T, RS. Bethesda, Yogyakarta.
Itulah mengapa penjual gendong
jamu maupun kedai-kedai jamu tradisional selalu menyediakan jamu temulawak di antara bahan-bahan
jamu lainnya. Ia bisa dikonsumsi tunggal maupun diracik bersama dengan
bahan-bahan lainnya sehingga terasa lebih nikmat dan berselera. Tak perlu heran
kalau kedai-kedai jamu selalu dikerubungi kaum wanita dan pria yang memesan
ramuan penambah stamina (tonik) ini.