Pengertian jamu sudah dijelaskan di dalam Undang-undang No. 7 tahun
1963 tentang farmasi yang tertera pada bab II, pasal 2, ayat c. Di dalam
undang-undang ini kata jamu disebut juga dengan sebutan obat asli Indonesia.
Obat asli Indonesia adalah obat-obatan yang diperoleh langsung dari bahan-bahan
alamiah di Indonesia, diolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan
dipergunakan dalam pengobatan tradisional.
Rempah-rempah sebagai penyedap makanan sekaligus berkhasiat obat |
Pemerintah sendiri memperhatikan
dan peduli dengan obat-obatan warisan leluhur nenek moyang kita ini. Adanya
bimbingan, penyelidikan, pengawasan, standarisasi dan penelitian-penelitian
bahan-bahan tanaman obat merupakan salah satu cara jalan untuk pengembangan dan
usaha-usaha jamu yang menuju ke arah lebih baik dan sesuai dengan kriteria
persyaratan medis.
Berdasarkan kriteria medis, pengertian jamu lebih spesifik dan
detil lagi yaitu sampai pada kandungan-kandungan senyawa yang ada di dalam
bahan-bahan jamu beserta efek penyembuhan terhadap penyakit tertentu. Dari
sudut pandang medis, khasiat jamu menampik pengaruh mitos, takhyul atau mistik.
Khasiat jamu harus memiliki dasar-dasar keilmiahan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Penjual jamu gendongan vs herbalis
Ada perbedaan mendasar antara
penjual jamu gendongan dengan herbalis. Penjual jamu gendongan lebih condong ke
ramuan minuman kesehatan. Sedangkan herbalis banyak menitikberatkan pada
pengobatan untuk ramuan-ramuan atau resep yang diberikan ke pasiennya. Penjual
jamu gendongan bisa memperoleh ilmu ramuan atau resep secara turun temurun.
Sedangkan herbalis harus didasarkan pada pengalaman dan penelitian empiris
terkait khasiat tumbuh-tumbuhan tersebut. Herbalis memiliki tanggung jawab yang
lebih besar terhadap ramuan atau resep yang dibuatnya.
Dalam hal standar keamanan jamu,
baik penjual jamu gendongan memiliki sanksi yang sama dengan herbalis. Ramuan
atau resep yang dibuat oleh mereka tidak boleh menggunakan bahan-bahan
berbahaya dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Sepanjang pengolahan masih
menggunakan bahan-bahan simplisia dan taat dengan aturan dosis resep, ramuan
obat herbal atau resep jamu tersebut kecil kemungkinan memberikan efek negatif
pada tubuh seseorang. Lain halnya bila sudah menjadi ekstrak dan diambil
senyawa-senyawa aktifnya saja. Ini harus diuji dan diawasi pemakaiannya.
Pengertian jamu di masyarakat
Masyarakat memberikan pengertian jamu sebagai penambah
stamina dan memperkuat daya tahan tubuh. Hal ini lumrah terjadi karena orang
yang sehabis bekerja, badan akan terasa loyo dan pegal-pegal. Ia perlu penambah
stamina untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya. Dengan konsumsi jamu dari
racikan penjual jamu gendongan, biasanya bisa langsung terasa efeknya pada
tubuh. Itulah mengapa banyak kaum buruh dan karyawan rutin mendatangi
kedai-kedai jamu atau menjadi pelanggan setia penjual jamu gendongan.
Masyarakat pun
menyadari, jamu tak sekedar hanya bermanfaat minuman kesehatan saja.
Bahan-bahan jamu tertentu juga ampuh mengobati penyakit tertentu. Misalnya saja,
seduhan jahe yang dibakar dan dimemarkan akan mengatasi sakit kembung. Contoh
lainnya, air perasan jeruk nipis yang dicampur dengan kecap bisa menyembuhkan
batuk akibat flu. Racikan-racikan sederhana seperti inilah yang membuat
masyarakat memandang bahan-bahan tersebut sebagai obat mujarab.
Pengertian jamu yang berasal dari sudut
pandang masyarakat dan medis akan saling melengkapi. Lewat penelitian dan
pengembangan secara medis, jamu akan lebih berkembang dan lebih bisa
dipertanggungjawabkan khasiatnya. Dengan penelitian ilmiah, akan diketahui
senyawa-senyawa aktif yang berperan besar dalam penyembuhan penyakit tertentu.
Tak sekedar hanya kepercayaan saja atau mitos yang keluar dari mulut ke mulut
orang saja. Namun, bisa dibuktikan secara empiris dan berdampak nyata pada
tubuh.