Tepung cabai, pangsa pasarnya restoran-restoran asing |
Dagin buah cabai selanjutnya masuk ke mesin penggilingan berkapasitas 200 kg. Mesin penggiling ini bisa mengolah 40 kg cabai kering tiap satu putaran. Mesin ini butuh bahan bakar solar 10 liter tiap harinya. Supaya dihasilkan bubuk cabai yang berkualitas baik, lakukan penggilingan sebanyak 3 kali. Hasil gilingan selanjutnya masuk ke dalam mesin pengayak untuk menyaring bubuk cabai sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Tiap 6 kg cabai segar bisa menghasilkan 1 kg bubuk cabai berkualitas baik. Bubuk cabai merupakan salah satu aneka produk awetan cabai yang pangsa pasarnya menyasar restoran-restoran China dan Jepang.
Selain dibuat menjadi bubuk cabai, produk awetan lainnya yaitu cabai kering. Ini merupakan salah satu cara pengawetan yang paling sederhana. Pangsa pasarnya yang terbesar yaitu masyarakat Kalimantan yang butuh cabai kering untuk berbagai menu masakannya.
Produk awetan cabai lainnya yaitu cabai kering gilingan kasar. Bisa digiling yang masih menyertakan biji dan tangkai atau hanya berupa dagin buah cabai saja. Bagi konsumen yang menyukai rasa pedas kuat tentu gilingan biji cabai harus disertakan. Variasi olahan cabe memang masih kalah dengan cabai segar yang kadung familier dipakai untuk berbagai masakan. Namun, pasar punya kebebasan memilih produk. Apalagi pada saat harga cabai segar naik membumbung tinggi mengalahkan harga daging sapi. Aneka produk awetan cabai merupakan solusi tepat untuk mengatasinya.