Outline Judul Yang di-ACC Oleh Penerbit Via Agensi

Baru kemarin tanggal 17 Januari 2014, dua ajuan judul saya di-acc oleh penerbit melalui agensi. Tentu saya senang, karena ini berarti saya mendapatkan kepercayaan dari agensi dan penerbit untuk membuat naskah buku. Dua judul buku tersebut masuk kategori agrokompleks. Satu judul bertemakan pertanian dan perkebunan. Sedangkan judul satunya lagi bertemakan hewan ternak.

Saya mulai bergabung dengan agensi ini sejak bulan Mei 2012. Awal mula saya berkiprah di agensi ini mengikuti proyek Anne Ahira yang terkenal dengan tag “Asian Brain” itu. Proyek ini membuat tulisan dalam bentuk artikel yang nantinya dimuat di website miliki Anne Ahira. Saya tidak terlalu kagok dengan penulisan semacam ini karena sejak tahun 2010, saya aktif menulis di pabrikartikel.com. Di situs ini, pembuatan artikel sangat ketat dengan editornya yang galak-galak. Tapi, justru itu, kemampuan saya menulis jadi semakin terasah.

Pada awalnya pembuatan artikel di proyek Anne Ahira cukup mengagetkan, karena setiap artikel berjumlah antara 1100-1200 kata. Waktu itu saya diberi tugas 10 keyword (kw) yang harus diselesaikan dalam waktu seminggu. Bagi pendatang baru, cukup menguras tenaga dan pikiran. Tapi, aku sudah bertekad untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Akhirnya, tepat seminggu kemudian, tugas-tugas pembuatan artikel telah selesai.

Di agensi ini tersedia juga penawaran pembuatan naskah buku. Pengelolanya mem-posting beberapa tawaran judul kepada anggotanya. Pada awalnya, tawaran judul yang sering muncul yaitu judul-judul bertemakan kuliner dan ketrampilan. Saya yang memiliki basic kehutanan tentu tidak bisa mengikutinya. Lama-kelamaan tema yang ditawarkan bervariasi, mulai dari kuliner, ketrampilan, agama.

Variasi beragam tawaran judul ini tentu semakin menarik para penulis sesuai dengan minatnya. Saya termasuk ikut ambil bagian dari semua ini. awal-awal saya membuat outline masih berantakan. Terkadang gak percaya diri. Outline saya sering ditolak dan tidak mendapat Acc dari penerbit.

Hingga pada suatu saat, ada tawaran judul membuat sketsa dari pensil dari agensi ini. kebetulan saya memiliki bakat menggambar. Jadilah saya ikut membuat outline dan kukirimkan ke penanggung jawab agensi ini. Alhamdulillah, setelah menunggu beberapa minggu, outline saya diterima. Saya beberapa kali harus merevisi gambar sketsa yang saya buat oleh sang editor. Saya mematuhi instruksi beliau. Setelah beberapa revisi hingga dirasa sesuai  selera editor, selanjutnya saya diberi Surat Perjanjian Kerja (SPK).

Awal pertama kali melihat SPK saya kaget, karena waktu deadline (DL) hanya satu bulan. Bagi saya yang baru memulai membuat naskah tentu terasa berat. Tapi, aku sudah bertekad, harus bisa selaesai. Pada akhirnya, naskah sketsa saya bisa terselesaikan walau molor beberapa minggu.

Beberapa waktu kemudian, ada tawaran judul bertemakan pertanian seperti tanaman buah mangga, lengkeng, buah naga. Karena pada saat itu saya masih menjadi karyawan, saya tidak mengambilnya. Hingga pada suatu saat, ada tawaran judul rambutan, saya mencoba mengambilnya. Setelah itu, banyak tawaran judul-judul bertemakan pertanian dan perkebunan. Ya sudah, ini memang sesuai dengan latar belakang pendidikan. Saya total berminat dengan tema-tema tersebut sampa sekarang ini.

Lakukan Riset Sebelum Menulis

Sebelum membuat naskah buku nonfiksi, sebaiknya lakukan riset secara menyeluruh. Kumpulkan segala macam bentuk tulisan dari berbagai media. Terima dulu apa adanya informasi yang telah didapat. Biarkan kita memahami dulu isi sebuah tulisan tanpa mengkritisinya. Pahami isi tulisan dari sudut pandang penulis. Kita akan mengetahui berbagai macam pola tulisan. Ada tulisan yang hanya berupa promosi, konfirmasi, memberi tahu sesuatu yang baru (inovasi baru), ejekan, keluh kesah, ancaman dll.

lakukan hal yang sama saat melakukan riset pada narasumber. Dapatkan semua informasi yang dibutuhkan terkait dengan naskah buku nonfiksi pada narasumber. Informasi dan data-data yang didapat harus apa adanya. Jangan mempengaruhi nara sumber agar sejalan dengan ide dan pikiran kita. Kalau Anda lakukan itu, kita akan sulit mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya. Terkadang, kita mendapatkan informasi dari nara sumber yang berlebih-lebihan atau logika yang dipakai narasumber salah. Catat saja informasi tersebut. Jangan membantah, mengkoreksi atau menolaknya.

Setelah semua data-data terkumpul, baik dari data sekunder (bentuk tulisan) maupun data primer (dari narasumber) saatnya melakukan analisa. Pada saat melakukan analisa ini, menuntut ilmu dan pengetahuan kita sendiri. Metode analisa yang bisa dipakai tergantung tema naskah yang akan dibuat. Metode analisa dibagi dalam dua kelompok besar yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode tersebut bisa dipakai bersama-sama.

Saat melakukan analisa, kita akan mengetahui banyak data-data yang saling tersusun, saling mendukung, saling melengkapi atau malah sebaliknya. Semua analisa yang kita buat harus berpatokan dengan tema naskah yang akan dibuat. Pada saat menganalisa data-data, terkadang kita harus membuang data-data yang tidak penting atau data-data sampah karena tidak sesuai dengan isi tema naskah buku yang akan dibut.

Analisa pendahuluan tersebut selanjut dibuat poin-poin penting untuk dijadikan sebagai kerangka karangan naskah buku. Dengan demikian, kita sudah membuat rancangan bangunan naskah yang akan dibuat. Bentuk akhir buku pun sudah terlihat jelas.

Langkah selanjutnya, menulis naskah buku nonfiksi yang berpatokan pada kerangka naskah yang sudah dibuat. Tidak harus urut dalam membuat naskah buku dari bab 1, bab 2 dst. Karena terkadang seorang penulis belum menemukan ide atau gagasan yang bagus pada tiap bab. Terkadang ada sifat manusiawi dari penulis yang pada posisi “bad mood” sehingga sulit untuk mendapatkan ide. Lakukan penulisan naskah sampai lengkap. Isi naskah buku tidak boleh menggantung. Jangan sampai nantinya pembaca serasa seperti terputus pada saat membaca keseluruhan isi naskah.

Apabila isi materi naskah buku telah lengkap, saatnya melakukan pengembangan-pengembangan. Dalam pengembangan-pengembangan ini, dapat membaca kembali data-data yang sudah didapat atau mencari data-data baru yang relevan. Pengembangan-pengembangan ini terkadang memang ada tujuan untuk menarik para pembaca. Terkadang pula ada selipan konten humor yang menyegarkan supaya pembaca tidak merasa bosan.

Ok...sekarang saatnya kita coba membuat naskah buku nonfiksi. Tak ada yang sulit bagi yang mau mencobanya. ^_^