Berkeringat, hal lumrah saat beraktifitas fisik |
Dalam tubuh kita terdapat lebih dari dua juta kelenjar minyak yang dapat menjaga dan melindungi kulit dari sinar ultra violet. Orang dewasa mengeluarkan lebih dari satu liter keringat dalam sehari. Kegemukan, latihan-latihan berat, minum-minuman beralkohol, dan makan makanan pedas sangat mempengaruhi produksi keringat. Dan, tempat strategis yang paling disukai keringat adalah ketiak, lipatan paha, punggung, telapak tangan, dan telapak kaki.
Penyebab bau keringat
Dalam tubuh kita terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar eccine yang berfungsi mengatur panas tubuh dan kelenjar aprocine yang terdapat di ketiak dan sela-sela lipatan kaki dan tangan. Kelenjar aprocine berfungsi setelah masa pubertas dan perlahan-lahan berkembang mengikuti usia. Selain dipacu oleh panas, kelenjar yang satu ini juga bereaksi terhadap stress, gejolak emosi, dan tekanan darah, yang kemudian 'diwujudkan' dengan mengeluarkan cairan yang berbau karena bakteri-bakteri yang ada pada tubuh ikut membusuk dan menyumbangkan bau seperti amoniak. Tak pelak lagi, selain mengakibatkan perasaan tak nyaman karena lengket dan basah di bagian tubuh tertentu, keringat kerap menyebarkan bau tak sedap.
Pemacu keringat juga bisa diakibatkan hal lain, kondisi jiwa misalnya. Keadaan emosi seperti takut, gugup, kaget, bisa membuat keringat mengucur. Hormon pun merupakan salah satu penyebabnya. Wanita-wanita hamil dan yang sedang menstruasi biasanya mengucurkan keringat lebih banyak dari biasanya, karena kelenjar apocrine yang dimiliki wanita lebih banyak dibandingkan pria.
Hidangan pedas yang menarik selera, sangat potensial memacu munculnya keringat. Akibat yang ditimbulkan makanan dan minuman tak cuma berlaku saat itu saja. Jika malam hari terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol atau hidangan berbumbu bwang putih pekat, bisa dipastikan keesokan harinya produksi keringat akan lebih banyak dan berbau.
Mencegah bau keringat
Mengurangi aktivitas atau mengurung diri dalam ruangan sejuk berpendingin udara tentu bukan solusi yang tepat. Apalagi bagi wanita aktif yang banyak bergerak.
Jalan yang mungkin ditempuh adalah sebisa mungkin mengurangi produksi keringat dan mencegah timbulnya aroma tubuh yan tak sedap. Cara yang paling ampuh untuk mengembalikan kesegaran sekaligus kebersihan tubuh adalah mandi. Karena kebersihan tubuh dimulai dengan dengan bersabun saat mandi. Tapi jelas tak mungkin menyediakan waktu untuk mandi berkali-kali dalam sehari, sementara kelenjar keringat 'beroperasi' terus-menerus. Sehingga diperlukan penanganan terhadap keringat dan masalah bau badan lebih dari sekedar mandi.
Selama rentang waktu antara mani pagi dan sore, sebaiknya kita cukup melakukan kontrol terhadap pengeluaran keringat. Menggunakan produk-produk anti perspiran atau deodoran adalah cara yang umum. Dengan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya, deodoran maupun anti perspiran bisa mencegah pengeluaran keringat yang terlalu banyak dan menghambat perkembangan bakteri. Selain itu, wewangiannya memberikan rasa percaya diri.
Dewasa ini berbagai jenis deodoran mudah didapat. Dari yang berbentuk stik, cair, spray, krim, dan bedak bubuk, memiliki fungsi yang sama. Waktu yang tepat untuk membubuhkan deodoran adalah sesudah mandi, saat tubuh masih segar. Jangan mengoleskan deodoran selagi tubuh berkeringat dan panas, karena bau keringat bercampur wangi deodoran akan menghasilkan aroma yang aneh.
Deodoran dan parfum
Ada kalanya kita bingung, mengenakan deodoran atau parfum? Jika sudah mengenakan deodoran apakah masih perlu parfum? Cara kerja deodoran sama saja bagi pria dan wanita. Bedanya, kelenjar aprocrine yang dipunyai wanita, bekerja lebih dahulu. Karenanya wanita lebih awal mengeluarkan aroma yang kurang sedap. Deodoran yang dioleskan pada tubuh dapat bertahan lebih kurang enam jam, sedangkan parfum akan lebih lama lagi.
Deodoran menghapus bau kurang enak karena dibuat dari zat-zat kimia yang berfungsi membunuh dan mencegah bakteri penyebab bau badan, sedangkan parfum menutupi bau badan. Dewasa ini banyak produk deodoran yang merupakan kombinasi cara kerja tersebut. Untuk memilih yang paling tepat, sebaiknya lakukan uji coba dan melihat reaksinya pada tubuh kita. Sebab, kemungkinan ada jenis yang menimbulkan iritasi atau alergi. Jika Anda alergi terhadap bau-bauan, maka sebaiknya pilih deodoran yang tidak mengandung wewangian, karena ada juga aroma yang justru merangsang iritasi kulit. (Femina)