Prospek dan Potensi Ternak Ikan Nila Standar Ekspor

Prospek dan potensi ternak ikan nila sangat besar, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Ikan ini juga mudah dibudidayakan dan sangat adaptif dengan kondisi perairan yang ada di Indonesia. Dengan lama pemeliharaan 4-6 bulan, tebar benih awal ukuran 20-30 gram/ekor bisa menghasilkan ikan-ikan nila berbobot 300-400 gram siap konsumsi. Pellet yang diberikan berkadar protein minimal 26%.
Prospek dan Potensi Ternak Ikan Nila Standar Ekspor
Ukuran nila standar ekspor (800 gram)
Ikan nila bisa dipelihara di laut, air payau dan air tawar. Ia memiliki sifat 'euryhallen' yaitu mampu beradaptasi dengan baik pada perairan dengan kadar salinitas berbeda-beda tanpa ada efek buruk terhadap kehidupan dan tumbuh kembangnya. Kelebihan lainnya, ketahanan terhadap berbagai perubahan lingkungan sangat luar biasa. Ikan nila bersifat omnivora (pemakan segala) dan mampu mencerna makanan secara efisien, pertumbuhannya cepat, daging di kedua sisi tubuhnya cukup tebal sehingga bagus untuk fillet (sayatan daging tanpa tulang).

Prospek dan potensi ternak ikan nila untuk tujuan menghasilkan fillet sangat bagus. Daging ikan nila memiliki tekstur dan rasa mirip ikan kakap merah. Rasa daging seperti ini disukai oleh konsumen di Amerika Serikat, Arab Saudi, Kuwait dan negara-negara arab lainnya. Permintaan fillet dari negara-negara tersebut itulan yang membuat potensi ekspor fillet nila sangat besar.

Untuk bisa menghasilkan fillet berkualitas ekspor perlu diterapkan budidaya intensif. Mulai dari sejak pembenihan hingga pembesaran harus terkelola dengan baik. Budidaya intensif memiliki tujuan untuk menghasilkan benih-benih seragam dan hasil panen seragam. Bobot nila standar ekspor 800 gram/ekor ke atas.

Ikan nila hanya bisa berpijah di air tawar. Bila pembesaran yang akan dilakukan berlokasi di perairan payau, maka diperlukan benih-benih nila yang berasal dari air tawar. Benih yang dipakai mulai dari berbobot 20-30 gram/ekor. Sebelum benih-benih ini dipelihara di kolam-kolam air payau atau bersalinitas tinggi perlu diadaptasikan terlebih dahulu. Lama proses adaptasi bisa memakan waktu 2-3 minggu.

Tahap awal, benih-benih dipelihara di dalam bak selama beberapa hari dengan air tawar. Kepadatan tebar 100-200 ekor per meter persegi. Bila benih-benih tampak sehat dan dalam keadaan prima, secara bertahap kadar garam dalam air ditingkatkan. Caranya, sebagian air dibuang dan diganti dengan air payau atau air laut sedikit demi sedikit. Perubahan kadar garam (salinitas) setiap hari berkisar 2-3 permil.

Proses adaptasi ini dihentikan jika kadar garam telah menunjukkan kisaran salinitas yang diinginkan. Untuk tambak yang berair payau bersalinitas 20-29 per mil. Untuk tambak berair laut bersalinitas 30-35. Alat pengukur kadar garam yaitu salinometer atau refrektometer.

Pilih benih-benih nila yang sudah diberi perlakuan monoseks (berkelamin jantan). Benih-benih seperti ini memiliki pertumbuhan yang cepat, tebar benih ukuran 3-5 cm yang dipelihara selama 4-6 bulan sudah bisa berbobot rata-rata 500-600 gram. Bandingkan dengan benih-benih yang bukan monosex, hanya berbobot rata-rata 200 gram dengan lama pemeliharaan yang sama.

Tiap meter persegi tambak, berkedalaman 100 cm dapat ditebari 20-30 ekor benih nila berbobot 20-30 gram per ekor. Bisa pula padat tebar 15 ekor per meter persegi untuk benih-benih yang panjangnya 12-15 cm. Suhu air tambak berkisar 25-29 derajat Celcius, pH air berkisar 7,0-8,00. Kepadatan tebar semakin dikurangi seiring dengan dengan bertambahnya umur dan besarnya ikan. Ikan nila yang sudah berbobot 500-600 gram per ekor kepadatan tebarnya dikurangi menjadi 4 ekor per meter persegi dengan kedalaman air 100 cm.

Sebagai pemacu pertumbuhan supaya cepat besar, ikan nila berbobot 10-50 gram per ekor butuh pakan tambahan berupa pellet berdiameter 2 mm dengan kandungan protein minimal 27%, serat kasar maksimal 6,5 %. Untuk nila yang bobotnya di atas 50 gram per ekor sampai ukuran siap panen (800 gram per ekor) butuh pakan pellet berdiameter 3 mm (kadar protein minimal 26%, serat kasar maksimal 7,5%). Pelihara nila yang mulai benih ukuran 20-30 gram per ekor hingga siap panen (800 gram) butuh masa pemeliharaan selama 6-8 bulan. Jika nila yang dikehendaki hanya 300-400 gram/ekor hanya butuh masa pemeliharaan 4-6 bulan.

Prospek dan potensi ternak ikan nila standar ekspor buat perikanan Indonesia sangat besar. Mengingat, pantai Indonesia terpanjang di dunia dan kondisi perairan yang sangat cocok untuk tumbuh kembang nila. Untuk memenuhi standar ekspor tidaklah sulit, asalkan dikelola dengan baik dan benar. Indonesia berpotensi menjadi pengekspor fillet nila terbesar di dunia.