Showing posts with label Hortikultura. Show all posts
Showing posts with label Hortikultura. Show all posts

Meramu Pupuk Untuk Bercocok Tanam Hidroponik

Jenis-jenis sayuran yang bisa memakai teknik bercocok tanam hidroponik dikelompokkan ke dalam 5 grup, antara lain:
  1. Sayuran daun seperti bayam, caysim, selada, dan pakchoy.
  2. Sayuran daun-batang seperti kangkung dan kailan.
  3. Sayuran bunga seperti kol bunga dan brokoli.
  4. Sayuran buah seperti tomat, terung, paprika, dan mentimun.
  5. Sayuran umbi seperti bit dan kentang.
Semua jenis-jenis tanaman tersebut memiliki umur pendek (sekitar 30-120 hari). Grup sayuran umbi yang paling jarang ditanam dengan teknik hidroponik. Karena tak memakai media tanam berupa tanah, pengetahuan cara meramu pupuk menjadi hal yang utama.

Meramu pupuk untuk hidroponik
Ada dua jenis pupuk yang biasa dinamakan dengan pupuk A dan pupuk B. Masing-masing pupuk ini tidak bisa langsung dicampur begitu saja. Masing-masing pupuk harus dilartukan terlebih dahulu dengan air bersih (biasanya memakai perbandingan 1:1000. Bila pupuk A dan pupuk B dicampur begitu saja, akan terbentuk endapan kalsium sulfat CaSO4 yang berasal dari ikatan kation Ca pada pupuk A dengan anion sulfat dari pupuk B. Senyawa kimia yang berupa endapan tidak bisa terserap oleh akar walaupun di dalamnya terdapat unsur Ca dan S. Kation Ca juga akan bersenyawa dengan anion fosfat yang nantinya akan membentuk endapan kalsium fosfat.
Meramu Pupuk Untuk Bercocok Tanam Hidroponik
Pupuk A-B mix
Tiap jenis sayuran memerlukan ramuan pupuk yang spesifik. Misalnya saja, pupuk yang diberikan ke grup sayuran daun berbeda dengan jenis pupuk yang diberikan ke grup sayuran buah. Berikut ini contoh meramu pupuk untuk sayuran daun yang diambil dari pakar hidroponik Ir. Yos Sutiyoso dalam majalah Trubus rubrik klinik hidroponik edisi Oktober 2014/XLV.

Pekatan A
  • Kalsium nitrat           950 gram
  • Kalium nitrat             320 gram
  • Librel BMX                30 gram
Semua bahan kimia tersebut dimasukkan ke dalam jeriken berkapasitas 5 liter. Lalu tuangkan air bersih ke dalam wadah jeriken sampai volume larutan mencapai 5 liter. Kocok-kocok larutan tersebut sampai benar-benar larut. Pekatan A ini siap dipakai.

Librel BMX merupakan pupuk EC yang terdiri dari campuran berbagai macam nutrisi mikro, antara lain: Boron 0,87% dalam bentuk Sodium borat, Tembaga 1,70% dalam bentuk kelat EDTA, Besi 3,35% dalam bentuk kelat EDTA, Mangan 1,70% dalam bentuk kelat EDTA, Molibdenum 0,02% dalam bentuk Sodium molybdate, dan Seng 0,60% dalam bentuk kelat EDTA. 

Pekatan B
  • Kalium di-hidro fosfat        300 gram
  • Amonium sulfat                  170 gram
  • Kalium sulfat                      160 gram
  • Magnesium sulfat                670 gram
Semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam jeriken berkapasitas 5 liter. Selanjutnya tinggal ditambahkan dengan air bersih sampai volumenya mencapai 5 liter. Kocok-kocok sampai semua bahan-bahan kima benar-benar larut. Pekatan B ini siap dipakai.

Cara meramu pupuk untuk bercocok tanam hidroponik sebagai berikut: sediakan kontainer berkapasitas 1.000 liter dan isi dengan 990 liter air. Tambahkan 5 liter pekatan A ke dalam kontainer, lalu diaduk-aduk. Tuangkan 5 liter pekatan B dan aduk-aduk lagi sampai merata betul. Larutan pupuk A-B campuran ini siap dipakai. Kapasitas larutan pupuk A-B mix ini sebanyak 1.000 liter, dengan nilai EC (electro conductivity atau konsentrasi larutan hara) 2,3 mS/cm.

Urban Farming, Solusi Pertanian Lahan Sempit

Bercocok tanam ala urban farming memang sedang menjamur di masyarakat. Teknik bercocok tanam seperti ini biasanya dilakukan oleh para hobiis tanaman di perkotaan. Mereka memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai macam sayuran. Lantai berbeton tak menghalangi niat mereka. Dengan memakai wadah tanam berupa pot, bambu, pipa peralon, talang air bisa dipakai untuk menanam sayuran.

Fenomena ini tentu menjadi ladang yang subur bagi perusahaan-perusahaan benih. Perusahaan-perusahaan benih memanfaatkan fenomena urban farming dengan membuat program pertanian perkotaan. Tujuannya, memfasilitasi kebutuhan benih para hobiis sekaligus mewujudkan kebutuhan pangan sehat serta peningkatan ekonomi keluarga.

Beberapa perusahaan benih yang turut berpartisipasi dalam pengembangan urban farming ini yaitu PT Ewindo, PT Mulia Bintang Utama, PT Benih Citra Asia. Masing-masing perusahaan benih hortikultura tersebut menawarkan keunggulan pada benih-benih yang dipasarkan. Tak perlu heran kalau di pasaran terjadi persaingan benih sayuran seperti seledri, mentimun, kangkung, pare, bayam merah, pakchoi, cabai rawit, dan tomat. Tak ketinggalan juga benih-benih tanaman hias seperti bunga matahari, celosia, zinnia, dan salvia.

Dengan adanya urban farming memang memicu peningkatan bisnis perbenihan nasional. Jelas, hal ini sangat menggembirakan kita semua. Perusahaan-perusahaan benih nasional tak lagi bergantung pada petani-petani di desa-desa sebagai pasar mereka, tapi juga mampu merambah pasar di daerah perkotaan. Keadaan ini juga memaksa perusahaan benih nasional bisa meghasilkan benih-benih yang cocok tumbuh di daerah perkotaan. Terutama saat-saat cuaca ekstrim yang kadang melanda daerah perkotaan.

Selain bertujuan sebagai upaya menghijaukan daerah perkotaan, juga bisa sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan. Minimal ketahanan pangan keluarga. Urban farming juga bisa membuat estetika daerah perkotaan lebih bernilai tinggi karena tampil lebih indah dan segar. Lingkungan yang sehat merupakan cermin masyarakat sehat dan berkualitas. Jadi, bagi pekarangan Anda yang belum ada tanaman sama sekali, ayo segera bertanam karena di pasar sudah tersedia benih-benih untuk di daerah perkotaan.

7 Kultivar Lada Unggulan dengan Produktivitas Lebih Dari 3 ton/ha

7 kultivar lada unggulan ini memiliki potensi produktivitas mencapai lebih dari 3 ton/ha. Angka yang dinanti-nanti oleh para pekebun lada karena mereka terbiasa dengan hasil panenan lada yang hanya sebanyak 500-850 kg/ha. Apa sajakah ketujuh kultivar lada tersebut?
7 Kultivar Lada Unggulan dengan Produktivitas Lebih Dari 3 ton/ha
Bulir rapat dipenuhi buah

Ketujuh kultivar lada berikut ini merupakan hasil seleksi plasma nutfah yang dikoleksi oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor. Tanaman-tanaman lada ini berasal dari berbagai daerah dan mereka memang memiliki kriteria unggul. Kriteria-kriteria unggul tersebut, antara lain: produksi tinggi, mampu berbuah secara teratur sepanjang tahun, buah mampu masak serentak, bunga relatif rapat dalam tiap bulir, tingkat persentase buah yang jadi tinggi, ukuran besar, dan kadar minyak tinggi.

Berikuti ini deskripsi 7 kultivar lada unggulan
1. Petailing-1
Keturunan varietas Lampung Daun Lebar (LDL) yang ditanam di Bangka. Bila diolah menjadi lada putih menjadi 2,8 kg/tanaman atau 4.480 kg/ha. Mulai berbuah pada bulan ke-10 sejak tanam. Jumlah rata-rata bulir tiap cabang sebanyak 13,4. Panjang bulir 8,7 cm yang berisi buah sekitar 60 butir. Persentase buah yang terbentuk sempurna bisa mencapai 64,8%. Kadar minyak 3,68%. Varietas petiling-1 mampu berbuah ditanam di lahan yang kurang subur. Tahan terhadap penyakit kuning, tapi masih mudah terserang oleh penyakit busuk batang.

2. Petailing-2
Hasil proses seleksi varietas Jambi yang ditanam di Bangka. Kultivar lada ini mulai berbunga teratur pada bulan ke-11 sejak ditanam. Produktivitas rata-rata tiap cabang sebanyak 11,5 bulir. Panjang bulir 11 cm yang berisi buah sekitar 80 butir. Tingkat persentase buah jadi sebanyak 66,1%. Tiap tanaman bisa menghasilkan lada putih kering sebanyak 3 kg atau 4.120 kg/ha. Kadar minyak 4,61%. Kultivar petailing-2 mudah terserang penyakit kuning, tapi agak tahan dengan penyakit busuk pangkal batang.

3. Natar-1
Natar-1 merupakan hasil seleksi klon dari varietas Belantung asal Lampung. Pertumbuhan dan perkembangannya akan lebih bagus bila dilakukan pemupukan yang tepat serta menerima sinar matahari yang cukup. Kultivar ini tahan terhadap penakit busuk pangkal batang. Sayangnya masih mudah terserang penyakit kuning. Sosok tanamannya yang merambat sangat bagus ditanam dengan tiang panjat hidup. Tentunya, pastikan wilayah tanam tersebut belum memiliki tingkat penularan penyakit busuk pangkal batang yang tinggi.

Kultivar natar-1 berbunga musiman, waktunya agak terlambat bila dibandingkan dengan kultivar-kultivar lainnya. Tiap cabang bisa menghasilkan bulir sebanyak 14,6. Panjang bulir rata-rata 8,7 cm dengan jumlah buah sebanyak 57,3. Tingkat persentase buah yang berhasil jadi bisa mencapai 66,7%. Produktivitas hasil lada hitam kering 2,5 kg/tanaman atau bisa menghasilkan produksi 4 ton/ha. Kadar minyak 3,27%.

4. Natar-2
Kultivar natar-2 merupakan hasil seleksi lada jenis kerinci yang dibudidayakan di Lampung. Batangnya pipih agak bulat. Kultivar ini rentan pada penyakit busuk pangkal batang. Ia akan mulai berbunga pada umur 12 bulan sejak tanam. Tiap cabang menghasilkan jumlah rata-rata bulir sebanyak 11,3. Panjang bulir mencapai 8,1 cm dengan jumlah buah sebanyak 56. Tingkat persentase buah yang berhasil jadi sebanyak 60,4%. Produktivitas lada hitam kering sebanyak 2,2 kg/tanaman atau 3,52 ton/ha. Kadar minyak 3,13%.

5. Lampung daun kecil
Kultivar yang tahan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang, tapi masih rentan terhadap penyakit kuning. Saat berbunga, ia bersifat serempak. Tiap cabang bisa menghasilkan jumlah rata-rata bulir sebanyak 34,9. Panjang bulir rata-rata 7,78 cm dengan jumlah buah 73,52. Tingkat persentase buah yang jadi sebanyak 48,46%. Produktivitas buah mencapai 2,42 kg/tanaman atau 3.885 kg/ha. Kadar minyak 3,83%.

6. Chunuk
Kultivar yang tahan penyakit busuk pangkal batang, tapi masih rentan terhadap penyakit kuning. Kultivar ini mampu berbunga terus-menerus. Tiap cabang bisa menghasilkan jumlah rata-rata bulir sebanyak 25,6. Panjang bulir 9,2 cm dengan jumlah rata-rata buah sebanyak 66,56. Tingkat persentase buah yang berhasil jadi sebanyak 43,39%. Produktivitas lada putih kering sebanyak 3 kg. Panen buah tak serempak, bisa 3 kali panen tiap tahun. Tiap panen bisa menghasilkan 1.970 kg/ha. Kadar minyak 3,65%.

7. Bengkayang
Kultivar asal Kalimantan Barat ini memiliki produktivitas yang tinggi yaitu bisa menghasilkan lada putih kering sebanyak 4.669 kg/ha. Tiap cabang bisa menghasilkan bulir sebanyak 42,6. Panjang bulir 9,8 cm dengan jumlah rata-rata buah 84,22. Tingkat persentase buah yang berhasil jadi sebanyak 68,3%. Kadar minyak 3,68%. Kultivar ini rentan terhadap penyakit busuk pangkal batang dan penyakit kuning sehingga dianjurkan untuk ditanam di lahan yang benar-benar terbebas dari penyakit tersebut.

Cara Membuat Tempe Benguk

Tidak seperti pada tempe kedelai, cara membuat tempe benguk butuh proses yang lebih panjang dan butuh waktu yang lama. Dari segi rasanya juga masih kurang peminat lantaran ada bau khas 'langu' yang masih terasa saat disantap. Namun, penganan ini memang 'ngangeni' bagi kita yang pengin merasakan nuansa tempo doeloe. Tempe benguk memang terkesan penganan tradisional tempo doeloe yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang rukun guyub.
Cara Membuat Tempe Benguk
Tempe benguk bumbu santan dan geblek/jalabia

Jenis benguk yang bisa dibuat tempe yaitu benguk putih. Warna kulit polongnya hitam, tapi bijinya berwarna putih. Benguk putih ini memiliki tekstur paling lunak di antara dua jenis benguk lainnya yang berwarna kulit kemerah-merahan dan yang berwarna hitam legam. Tanaman benguk mampu hidup di lahan-lahan kritis dan tahan banting dengan cuaca ekstrim. Tak heran kalau tanaman masuk keluarga Leguminosae ini masih banyak dijumpai di daerah Gunungkidul, Wonogiri sampai dengan Jawa Timur.

Cara membuat tempe benguk
Mula-mula biji benguk yang akan dibuat tempe direbus terlebih dahulu. Setiap 10 kg benguk, lama perebusan butuh waktu sekitar 45 menit. Selama perebusan, benguk dicampur abu 1 kg untuk menetralkan racun MCn yang terkandung di dalam biji. Setelah matang, kulit-kulit biji ini dikupas. Pengupasan biji bisa dilakukan cara manual maupun dengan mesin pengupas. Biji-biji benguk yang sudah bersih dan bebas dari racun ditandai dengan tidak terbentuknya lagi buih saat biji-biji tersebut direndam.

Biji-biji benguk yang sudah bersih, selanjutnya dirajang dengan cara diremas-remas atau dengan alat perajang. Selanjutnya, rajangan benguk ditiriskan. Rendam lagi rajangan benguk ini sampai tak terbentuk buih dan terasa lunak. Benguk yang tak lagi membentuk buih saat direndam berarti sudah terbebas dari racun. Selanjutnya tinggal direbus selama 20-30 menit. Lalu didinginkan dan diangin-anginkan. Selanjutnya tinggal diberi ragi kapang tempe dan dibungkus dengan daun pisang.

Setelah 2 hari 2 malam, tempe benguk sudah jadi dan siap digoreng atau diolah menjadi makanan lainnya. Misalnya saja, orang Jogja suka sekali membuat tempe bacem, dibuat masakan lodeh atau cuma digoreng begitu saja. Kandungan gizi benguk, lemak 3-5%, protein 28-32% dan karbohidrat 47%. Kandungan karbohidratnya tertinggi di antara kedelai dan kecipir.

Cara Membuat Gaplek Jahe Hitam dan Putih

Berikut ini cara membuat gaplek jahe hitam dan putih yang mudah dilakukan bagi para petani. Gaplek jahe akan membuat awet dan tahan disimpan sampai berbulan-bulan. Produk pengawetan jahe seperti inilah yang diminta oleh pasar ekspor. Harga jualnya tentu sangat tinggi dibandingkan dengan pasar lokal. Anda berminat?
Cara Membuat Gaplek Jahe Hitam dan Putih
Bubuk jahe bersama bubuk rempah-rempah lainnya
Sejak jaman prasejarah, umbi jahe sudah dikenal sebagai obat penting dalam kehidupan manusia. Herbalis orang-orang Yunani kuno menyebutnya sebagai 'De Materia Medica', artinya bahan obat yang tiada taranya. Sebutan tersebut tak berlebihan karena rimpang tanaman ini berkhasiat menghangatkan perut, memperlancar pencernaan, dan menawarkan racun tertentu di dalam tubuh.

Tak hanya orang-orang Yunani kuno saja yang mengetahui keampuhan khasiat jahe, tabib-tabib China, India sudah terbiasa memanfaatkan jahe untuk menyembuhkan rematik, sakit kepala, dan sakit perut. Rimpang jahe berkhasita juga untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, memperlancar keluarnya keringat dan mampu menurunkan suhu tubuh secara berangsur-angsur dan teratur.

Sosok jahe
Nama ilmiah jahe yaitu Zingiber officinale yang artinya berbentuk tanduk. Sebutan ini mudah dipahami karena bentuk rimpangnya yang mirip tanduk menjangan. Berdasarkan ukuran rimpangnya, dibedakan dua yaitu jahe besar dan jahe kecil. Berdasarkan warna umbinya, dibedakan jadi dua juga yaitu jahe sunti (merah) dan jahe badak (putih).

Bentuk rimpang jahe agak pipih, dan bercabang-cabang mirip umbi. Nantinya dari umbi-umbi ini bisa muncul tunas-tunas batang serta daun-daunnya. Rimpang mengandung minyak esensial yang berasa pedas. Rasa pedas ini berasal dari zat yang bernama oleoresin.

Pemanenan jahe
Selama ini, pemanenan jahe bergantung pada pemanfaatannya. Bila ingin dimanfaatkan sebagai manisan, pemanenan yang terbaik tentu saat rimpang masih muda. Bila akan dimanfaatkan sebagai obat, pemanenan dilakukan sewaktu tanaman mulai berbunga. Bila pemanenan terlambat akan diperoleh umbi jahe berserat kasar dan keras.

Rimpang-rimpang jahe yang sudah diambil, tinggal dibersihkan dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat. Untuk mencegah terjadinya keriput, tumbuh tunas, tumbuh jamur perlu teknik penyimpanan dan pengawetan yang baik.

Mengamankan umbi segar
Rimpang-rimpang jahe mudah rusak bila disimpan pada suhu ruang yang tinggi dengan disertai kelembaban yang tinggi pula. Ruangan bersuhu tinggi akan meningkatkan aktifitas mikroorganisme dan giatnya enzim-enzim yang bekerja di dalam rimpang. Hal ini yang mengakibatkan rimpang-rimpang jahe mudah layu dan terjadi keriput-keriput.

Supaya rimpang-rimpang jahe segar tetap berkualitas bagus, simpan di ruangan yang bersuhu sekitar 27,5 derajat Celcius dengan kelembaban 10-25%. Ruangan bersuhu rendah akan mencegah aktifitas mikrorganisme dan menghambat aktifitas enzim-enzim. Kelembaban yang konstan pada angka tersebut akan mencegah rimpang-rimpang jahe kehilangan air, tapi masih mampu mempertahankan keamanan bahan dari serangan cendawan dan mikroba-mikroba merugikan lainnya. Walaupun begitu, semua tergantung pada umur tanaman saat dipanen dan varietas jahe yang dipanen.

Pengawetan jahe
Untuk memenuhi kebutuhan ekspor, jahe yang diinginkan dalam berbagai bentuk, antara lain: minyak jahe (Ginger Oil), gaplek jahe atau umbi jahe kering, bubuk jahe dan olahan-olahan lainnya. Untuk olahan gaplek jahe terdapat dua macam yaitu gaplek jahe hitam dan gaplek jahe putih.

Cara membuat gaplek jahe hitam dan putih
Prosesnya sederhana, untuk pengeringan cukup dengan bantuan sinar matahari. Alat yang diperlukan, antara lain: ember untuk mencuci, keranjang, panci besar untuk merebus dan alat untuk menjemur.

Langkah-langkah membuat gaplek jahe hitam

  1. Rimpang-rimpang jahe dibersihkan dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat.
  2. Masukkan ke dalam keranjang. Rendam ke dalam air mendidih di dalam panci besar selama 15 menit.
  3. Rimpang-rimpang jahe ini ditebarkan ke lantai penjemuran yang bersih.
  4. Jemur selama 6-8 hari. Nantinya akan diperoleh jahe kering hitam karena kulit tidak dikelupas. Penyusutan berat dari jahe segar sampai jahe kering sekitar 70%.
Langkah-langkah membuat gaplek jahe putih
  1. Bersihkan rimpang-rimpang jahe dari akar-akar serabut dan kotoran-kotoran tanah yang melekat.
  2. Masukkan rimpang-rimpang jahe ke dalam keranjang dan rendam ke dalam air mendidih selama 15 menit.
  3. Dinginkan rimpang-rimpang jahe ini, selanjutnya dikupas kulitnya dengan pisau.
  4. Umbi-umbi yang sudah dikelupas kulitnya direndam ke dalam air dingin selama semalam.
  5. Esok pagi, umbi-umbi jahe dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran yang dilakukan di atas lantai akan membuat umbi-umbi kering setelah 6-7 hari penjemuran. Bila menggunakan alat pegering khusus, pengeringan bisa lebih singkat, hanya butuh 2-3 hari saja.
Gaplek jahe hitam dan putih yang berkualitas baik memiliki kadar air 7-12%, bentuknya tidak pecah-pecah, warna putih, tidak ditumbuhi cendawan, terasa keras dan tidak berkerut-kerut, bagian dalam masih basah, padat dan tidak terdapat noda atau bercak-bercak sama sekali.

Gaplek jahe hitam dan putih ini nantinya diolah lagi di negara tujuan ekspor menjadi bubuk atau bentuk olahan lainnya. Pasar Eropa biasanya lebih menyukai gaplek jahe putih dibandingkan dengan gaplek jahe hitam karena tampilannya tentu lebih bersih dan tampak menarik.

Kelapa Muda Bakar atau Rebus, Segar dan Kaya Khasiat

Kadar kemanisan kelapa muda bakar atau rebus akan meningkat 1-2% brix. Kelapa bakar mengeluarkan aroma wangi yang lebih kuat daripada yang direbus. Daging buah mudah dikelupas, hanya ditarik dengan jari tanpa perlu pakai sendok. Tekstur daging menjadi lebih lembut, empuk, gurih dan beraroma khas. Ingin mencobanya?
Kelapa bakar, segar dan berkhasiat
Kelapa rebus
Untuk membuat kelapa rebus, pilih kelapa yang bentuknya bulat, agak gepeng, dan pendek. Kelapa dengan ciri-ciri seperti ini biasanya terasa manis dan wangi. Selanjutnya dikupas kulitnya hingga yang tersisa batoknya. Seluruh permukaan batok disikat sampai terlihat mulus dan bersih.

Selanjutnya, kelapa direndam ke dalam larutan pemutih (tentunya harus aman bagi manusia) selama 5-10 menit. Dosis larutan 0,5 kg/20 liter air. Lalu direbus selama 45 menit untuk batok berukuran besar (diameter 11-15 cm), atau 25 menit untuk batok kecil (diameter 7-9 cm). Setelah itu didinginkan. Bakar kelapa rebus ini sampai bagian mata yang berjumlah 3 itu kering. Bagian mata ini yang paling rentan terhadap pembusukan.

Kelapa bakar
Untuk membuat kelapa bakar tidak perlu dikupas. Buat lubang di dalam tanah dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. Bagian alasnya diberi lapisan sabut kelapa setebal 0,5 meter. Lalu dibakar. Bila telah membara, baru kelapa dimasukkan dalam keadaan utuh. Atur bara-bara api dengan cara dibolak balik atau diratakan supaya panasnya merata.

Lama pembakaran butuh waktu sekitar 1,5 jam. Selanjutnya kelapa bakar diangkat dan didinginkan. Setelah agak dingin, kupaslah dengan arah vertikal dan bertahap sesuai arah serat. Langkah terakhir, bersihkan dengan mesin kupas.

Kelapa bakar memang membutuhkan proses yang agak lama dan cenderung kotor saat pemrosesan berlangsung. Namun, hasilnya memiliki kelebihan dalam hal kegurihan, kemanisan dan aroma wangi yang menguar dari daging kelapa. Sangat cocok sebagai campuran kolak atau ketan dalam bambu yang dipanggang. Kelapa bakar bisa disimpan selama 1 bulan dengan ruang penyimpanan bersuhu 2-3 derajat Celcius. Bila kelapa dingin akan dikonsumsi, hangatkan dulu di dalam oven supaya rasa gurih, manis dan aroma wanginya muncul.

Kelapa muda bakar dan rebus memilik khasiat sebagai obat. Terutama bagi penderita asam urat, hipertensi, batu ginjal sampai menghancurkan lemak. Jadi, selain enak rasanya, kita juga memperoleh manfaat yang banyak dari olahan kelapa ini.

Uwi Ungu (Dioscorea alata) Sumber Pangan dan Pengobatan

Inilah jenis umbi asli yang digunakan sebagai sumber pangan pokok nenek moyang kita jauh sebelum kedatangan Hindu datang ke nusantara. Dari sekian banyak genus Dioscera, uwi ungu (Dioscera alata) paling digemari untuk dikonsumsi dan paling aman dikonsumsi dibanding dengan jenis-jenis lainnya. Umbi ini tak perlu melalui pengolahan banyak untuk siap disantap. Cukup dikukus saja sudah enak dan aman disajikan.
Uwi Ungu (Dioscorea alata) Sumber Pangan dan Pengobatan
Kaya beta karoten
Sosok tanaman uwi merambat dengan cara melilitkan batangnya layaknya ular. Ia bisa tumbuh sampai ketinggi 10 meter. Tumbuh hanya semusim, saat jelang musim kemarau daun-daunnya menguning dan batangnya mati. Itulah kenapa kalau di musim kemarau, tanaman ini seperti menghilang. Batang dan daun tak memiliki duri sehingga cocok bila ditanam sebagai tanaman pagar rumah. Daun berbentuk hati dengan bagian-bagiannya ada yang berwarna semburat ungu.

Es krim uwi ungu
Uwi ungu (Dioscera alata) tak hanya dimanfaatkan umbinya saja sebagai sumber pangan. Sekarang, dimanfatkan pula sebagai pengobatan. Warna umbinya yang ungu itu, kaya beta karoten yang bagus sebagai antioksidan. Beberapa produsen olahan makanan memanfaatkan umbi berwarna ungu menjadi es krim. Umbi yang berasa tawar dan pulen ini sangat cocok diolah dan dipadukan dengan beragam rasa. Umbi ini juga bisa diolah untuk diambil patinya dan difermentasi untuk menghasilkan alcohol.

Uwi Ungu (Dioscorea alata) Sumber Pangan dan Pengobatan
Umbi uwi ungu
Konsumsi untuk para penderita diabetes
Dalam dunia pengobatan herbal, umbi uwi ungu bermanfaat untuk pengendalian penyakit diabetes, kardiovaskuler, kanker, menambah jumlah koloni bakteri berguna di usus sekaligus menghambat perkembangan bakteri patogen., senyawa beta karoten bermanfaat menghambat proses oksidasi. Masyarakat sendiri sudah memanfaatkan umbi ini sebagai obat pencahar, penyakit cacingan, mengatasi demam, lepra.

Uwi Ungu (Dioscorea alata) Sumber Pangan dan Pengobatan
Sosok tanaman merambat
Kandungan protein dalam umbi uwi ungu (Dioscorea alata) lebih tinggi dibandingkan dengan jenis umbi-umbi lainnya. Kadar karbohidrat tinggi tapi kadar gula rendah. Kadar serat tinggi, gluten rendah, mineral tinggi. Untuk mendongkrak pamor umbi asli tanaman nusantara ini perlu berekspansi ke manfaat pengobatan penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh masyarakat modern saat ini. Salah satunya berpotensi dalam pengendalian penyakit diabetes. Hal ini karena kadar gula dalam umbi rendah, indeks glikemik rendah sekitar 22-24, kandungan amilosa dan serat makanan tinggi sehingga sangat disarankan untuk konsumsi para penderita diabetes.

Budidaya Kol Brussel Sprout (Kol Mini)

Untuk bisa berhasil budidaya kol brussel sprout (kol mini) perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain; kondisi lingkungan tempat tumbuh, varietas, teknik budidaya. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, nantinya diharapkan akan diperoleh kol dengan tampilan krop yang sempurna. Kol yang hanya berdiameter 4 cm ini memang sayuran ekslusif yang harganya "wow" bagi kebanyakan masyarakat Indonesia.
Budidaya Kol Brussel Sprout (Kol Mini)
Kol brussel sprout, krop kecil-kecil berdiameter sekitar 4 cm
Kol brussel atau brussel sprout (Brassica oleraceae var. gemmivera) hanya tersedia di pasar swalayan tertentu saja. Sayuran ekslusif ini menyasar kalangan menengah ke atas. Petani lokal yang mengusahakan sayuran ini masih sangat minim. Sebagian besar yang terlihat di pasar-pasar swalayan merupakan impor. Petani yang menanam kol mungil ini masih sering mengalami kegagalan.

Kendala yang sering dialami oleh petani yaitu suhu berfluktuatif yang sering tinggi mengakibatkan tanaman ini tidak mau membentuk krop. Juga kondisi tanah yang kurang subur juga menyebabkan kegagalan. Penanganan tanaman seperti layaknya kol biasa tidaklah cukup, butuh banyak perlakuan-perlakuan khusus supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik.

Persyaratan tempat tumbuh
Kol mungil ini berasal dari daerah berikilm subtropis sehingga memerlukan lingkungan tempat tumbuh yang dingin dan sejuk. Untuk bisa tumbuh baik, tanaman ini butuh temperatur malam hari kurang dari 18,3 derajat Celcius. Oleh karena itu, di wilayah tropis seperti di Indonesia, ia baru bisa ditanam di dataran tinggi (lebih dari 1.000 m dpl). Sayura ini menghendaki curah hujan tinggi, tapi tidak tahan genangan air. Oleh karena itu, struktur tanah harus memiliki sistem drainase dan aerasi yang baik. Tanah bertekstur kompak, subur dengan kandungan bahan organik tinggi, ber-pH agak masam (pH optimum 6,5).

Pembuatan semaian
Lakukan persemaian dengan teknis yang benar supaya hasilnya optimal. Gunakan wadah polibag, baki atau bedeng untuk menyemaikan biji-biji kol. Media yang dipakai untuk menyemai yaitu campuran tanah, pasir dan kompos atau pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 1:1:1.

Benih kol direndam terlebih dahulu ke dalam air panas selama 30 menit dengan suhu 50 derajat Celcius. Perendaman ini dimaksudkan untuk mencegah dari serangan Xanthomonas campestris, mempercepat perkecambahan. Benih bisa juga direndam ke dalam larutan atonik. Selanjutnya, benih-benih ditanam dengan dibenamkan ke media sedalam 1 cm dan selanjutnya ditutup dengan media tanam.

Jaga kelembaban media semai dengan cara rutin disiram setiap hari. Saat penyiraman, lakukan dengan hati-hati jangan sampai media tanam terbongkar sehingga mengusik benih-benih yang sedang dalam proses berkecambah.

Tempat persemaian harus terlindungi dari terpaan angin besar maupun guyuran air hujan. Gunakan atap plastik sebagai naungan. Dalam waktu 7-12 hari, benih-benih sudah berkecambah. Pada umur satu minggu, kecambah harus dijarangi dengan jarak 5-7 cm supaya bibit tidak tumbuh kurus dan lemah kondisinya. Bibit baru siap dipindah ke lahan penanaman setelah bibit berumur 4-6 minggu atau sudah mencapai ketingggian 10-15 cm.

Pengolahan tanah
Sosok tanaman kol brussel sprout mirip tongkat sehingga sedapat mungkin dipilih lokasi penanaman yang terlindungi dari terpaan angin besar. Tanah yang akan ditanami bibit kol harus diolah terlebih dahulu. Lakukan pencangkulan tanah untuk membalikan tanah dan menggemburkan tanah. Biarkan tanah yang sehabis dicangkul terkena sinar matahari langsung. Tujuannya, bibit-bibit hama penyakit yang terkandung di dalam tanah bisa mati. Tanah juga harus bersih dari gulma dan bebatuan yang bisa mengganggu perkembangan tanaman.

Bila pengolahan tanah telah selesai, langkah selanjutnya tinggal membuat bedengan-bedengan yang mengikuti kontour lahan. Lebar bedengan cukup dibuat 100-120 cm, tinggi 20-30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Parit-parit selebar 30 cm ini bisa menghindari terjadinya genangan air pada saat hujan dengan intensitas tinggi.

Setelah pembuatan bedengan rampung, langkah selanjutnya tinggal membuat lubang tanam. Tiap bedengan bisa dibuat dua baris lubang tanam dengan jarak tanam yang disesuaikan varietas kol yang akan ditanam. Bila akan menanam varietas pendek seperti Jade Cross atua Catskill, jarak tanam yang diambil 60 cm saja. Untuk varietas tinggi seperti Cambridge, jarak tanam yang dibuat sekitar 80 cm.

Ukuran lubang tanam berdiameter 20 cm dengan kedalaman 15 cm. Tiap lubang tanam diberi pupuk dasar seperti kompos atau pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 genggam ditambah 5 gram NPK. Akan lebih baik ditambah 1 gram furadan untuk membasmi hama tanah. Setelah selesai, tinggal lubang tanam dibiarkan terkena sinar matahari langsung selama 1-2 hari.

Penanaman dan pemeliharaan
Pilih bibit yang pertumbuhannya baik dan subur. Pengangkatan bibit kol brussel harus hati-hati, jangan sampai perakaran banyak yang rusak. Bibit ditanam dengan seluruh bagian akar masuk ke dalam tanah dan daun-daun terbawahnya tepat terletak di atas permukaan tanah. Isi seluruh bagian ruang lubang tanam dengan tanah sampai terisi penuh dan tanaman bisa berdiri tegak. Selanjutnya, padat-padatkan tanah dengan tangan. Bibit yang baru ditanam ini masih perlu dilindungi dengan memberi naungan yang terbuat dari pelepah batang pisang.

Tanaman kol muda ini harus menerima air dalam jumlah cukup. Bila suhu udara begitu terik, penyiraman bisa dilakukan 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore hari. Seiring perkembangan tanaman yang membesar, naungan bisa diangkat, tapi tetap diletakkan di tanah sekitar tanaman untuk melindungi tanah dari sengatan sinar matahari dan jatuhan air hujan. Untuk tanaman yang sudah dewasa, penyiraman tidak dilakukan terlalu sering bila tanah memang benar-benar subur dan baik.

Jaga kebersihan sekitar lingkungan tumbuh tanaman. Lakukan penyiangan secara rutin, pendangiran secara hati-hati supaya tanah tetap gembur. Untuk varietas yang sosoknya tinggi, beri ajir sebagai penyangga supaya tak gampang tumbang karena terkena hembusan angin kencang atau sedang terjadi hujan sangat lebat.

Pemupukan
Hampir semua sayuran membutuhkan pupuk dalam jumah yang banyak. Oleh karena itu perlu diberi pupuk susulan. Bila tanaman tampak tumbuh subur, pada umur 1 minggu cukup diberi pupuk NPK atau urea sebanyak 1 gram tiap tanaman. Namun, bila pertumbuhan tanaman tampak kurang subur, pemupukan dilakukan lewat media tanam juga lewat daun sekaligus. Lewat media tanam bisa dengan cara memberikan pupuk NPK atau urea. Untuk pupuk daun dilakukan dengan cara penyemprotan yang diarahkan ke daun-daun tanaman.

Satu minggu setelah pemupukan pertama, tanaman diberi pupuk lagi dengan NPK atau urea sebanyak 4 gram tiap tanaman. Pada umur 4 minggu, tanaman diberi pupuk NPK atau ureas sebanyak 5 gram tiap tanaman. Bila tanaman masih tampak kurang subur, beri pupuk daun dengan cara penemprotan.

Saat tunas mulai terbentuk, beri amonium sulfat dengan interval pemberian 10-14 hari. Perlu diperhatikan, bila krop mulai terbentuk, pemberian pupuk nitrogen harus dikurangi atau dihentikan sama sekali karena pemberian nitrogen yang berlebih akan menyebabkan kerontokan krop.

Hama dan penyakit
Penyakit yang sering menyerang tanaman kol brussel sprout yaitu noda hitam. Penyakit ini akan menyerang lembaran-lembaran daun yang membentuk krop. Bila terlanjur terserang akan berakibat krop penuh noda berbentuk lingkaran dan berbintik hitam sehingga pada akhirnya tak bisa dipanen karena rusak berat. Daun-daun tanaman yang terserang akan menguning dan pertumbuhan tanaman melambat. Bila penyakit terlanjur sudah menjangkiti tanaman, segera saja dicabut dan dibakar supaya tidak menulari tanaman lainnya.

Penyakit lain seperti busuk hitam, busuk lunak berair, cincin hitam dan nematoda dapat dicegah dengan cara pemilihan benih tahan penyakit, melakukan rotasi penanaman, menerapkan sistem pemeliharaan dan sistem drainase yang baik. Untuk membasmi hama seperti siput, serangga, ulat dan kutu aphis dapat dibasmi dengan cara manual. Terkecuali sudah sangat begitu mengganggu, baru melakukan penyemprotan insektisida seperti diazinon, malathion atau sevin.

Terkadang kol brussel sprout menghasilkan krop yang terbuka dan berdaun banyak sebagai pengganti krop yang bulat dan kompak. Tunas seperti ini harus dibuang. Penyebab terbentuknya tunas ini karena kekurangan kandungan bahan organik di dalam tanah, pengolahan tanah yang kurang baik, penanaman yang kurang kokoh, kekurangan air dan jarak tanam yang terlalu rapat.

Pemanenan
Kol brussel sprout sudah bisa dipanen pada umur 5-7 bulan sejak semai yang tergantung juga varietasnya. Krop yang melekat di bagian tunas sudah membesar dan cukup rapat kelopaknya. Krop yang akan dipanen dimulai dari yang letaknya di bagian bawah dulu terus mengarah ke atas. Kol mungil ini bisa tahan selama 7 minggu di ruang penyimpanan. Produktivitas per hektar bisa mencapai 6-8 ton.

Aneka Produk Awetan Cabai

Berikut ini beberapa aneka produk awetan cabai yang bisa dibuat dalam skala rumahan. Produk tersebut, antara lain; bubuk cabai, cabai kering utuh, dan cabai kering gilingan kasar. Ketiga produkt tersebut memiliki nilai jual yang tinggi sehingga bisa meraup laba besar walau harga cabai sedang tiarap jatuh ke tingkat dasar. Anda berminat?
Aneka Produk Awetan Cabai
Tepung cabai, pangsa pasarnya restoran-restoran asing
Untuk membuat bubuk cabai, gunakan cabai kering yang sudah disortir berdasarkan bentuk, ukuran, warna dan rasa. Tujuannya supaya kualitas yang diperoleh tetap terjamin. Periksa kadar air menggunakan oven microwave. Cabai kering dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105 derajat Celcius selama 6 jam. Hasil pengeringan seperti ini akan diperoleh cabai kering berkadar air 14%. Langkah selanjutnya tinggal membuang tangkai dan biji dari daging buah cabai.

Dagin buah cabai selanjutnya masuk ke mesin penggilingan berkapasitas 200 kg. Mesin penggiling ini bisa mengolah 40 kg cabai kering tiap satu putaran. Mesin ini butuh bahan bakar solar 10 liter tiap harinya. Supaya dihasilkan bubuk cabai yang berkualitas baik, lakukan penggilingan sebanyak 3 kali. Hasil gilingan selanjutnya masuk ke dalam mesin pengayak untuk menyaring bubuk cabai sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Tiap 6 kg cabai segar bisa menghasilkan 1 kg bubuk cabai berkualitas baik. Bubuk cabai merupakan salah satu aneka produk awetan cabai yang pangsa pasarnya menyasar restoran-restoran China dan Jepang.

Selain dibuat menjadi bubuk cabai, produk awetan lainnya yaitu cabai kering. Ini merupakan salah satu cara pengawetan yang paling sederhana. Pangsa pasarnya yang terbesar yaitu masyarakat Kalimantan yang butuh cabai kering untuk berbagai menu masakannya.

Produk awetan cabai lainnya yaitu cabai kering gilingan kasar. Bisa digiling yang masih menyertakan biji dan tangkai atau hanya berupa dagin buah cabai saja. Bagi konsumen yang menyukai rasa pedas kuat tentu gilingan biji cabai harus disertakan. Variasi olahan cabe memang masih kalah dengan cabai segar yang kadung familier dipakai untuk berbagai masakan. Namun, pasar punya kebebasan memilih produk. Apalagi pada saat harga cabai segar naik membumbung tinggi mengalahkan harga daging sapi. Aneka produk awetan cabai merupakan solusi tepat untuk mengatasinya.

Cara Cepat Perbesar Ukuran Jamur Kuping

Cara cepat memperbesar ukuran jamur kuping sebagai berikut: suntik baglog dengan ekstrak campuran tetes tebu dan kecambah kacang hijau. Hasilnya, diameter jamur kuping bertambah lebar sampai 25-30 cm. Ukuran yang raksasa bukan? Dengan aplikasi ini, produksi pun bisa meningkat sampai 500%.
Cara Cepat Perbesar Ukuran Jamur Kuping
Jamur kuping
Disebut berukuran raksasa karena diameter jamur kuping yang di atas rata-rata (biasanya hanya 15-20 cm). Ukuran superbesar ini membuat bobotnya bertambah. Bisa 5 kali lipatnya dari bobot rata-rata jamur kuping. Dari 1 baglog ukuran 1,4 kg bisa dipanen jamur kuping segar sebanyak 3/4 kg. Panen sebanyak 7 kali akan diperoleh 4-5 kg jamur kuping segar. Masa produksi bisa mencapai 5 bulan. Bandingkan rata-rata produksi yang hanya 0,8-1 kg baglog ukuran sama dengan masa produksi sama.

Penemuan cara cepat perbesar ukuran jamur kuping ini berkat adanya penambahan ekstrak tetes tebu dan kacang hijau. Kedua bahan tersebut diblender, diendapkan dan disaring. Ekstrak ini yang disuntikkan ke dalam baglog secara periodik. Dosisnya cukup 2 cc per baglog. Interval pemberian tiap 3-4 hari sekali sejak miselium tumbuh.

Mengapa kecambah dan tetes tebu bisa memperbesar ukuran jamur kuping? Hal ini tak lain dari peran zat auksin yang terkandung di dalam kecambah kacang hijau. Zat auksin adalah zat pengatur tumbuh yang fungsinya mendorong pembesaran sel. Sedangkan tetes tebu mengandung hara yang sangat baik untuk pertumbuhan jamur. Tetes tebu mengandung 50-60% gula, sejumlah asam amino dan mineral.

Cara cepat perbesar ukuran jamur kuping ini memang spektakuler dan pantas diaplikasikan oleh para petani jamur kuping. Kelak, tak hanya jamur kuping saja, jenis-jenis jamur lainnya bisa pula diaplikasi dengan formula ini.

Cara Membuat Pupuk Kompos Gampang Dan Cepat

Pada prinsipnya, membuat pupuk kompos itu mudah. Tinggal kumpulkan berbagai bahan organik seperti dedaunan dan sisa-sisa limbah rumah tangga yang selanjutnya difermentasi oleh mikroorganisme pengurai. Biarkan proses penguraian bekerja sampai selesai hingga pada akhirnya terbentuk butiran-butiran yang mirip tanah. Butiran-butiran ini kaya unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Namun, untuk menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas tentu diperlukan prosedur yang tepat. Seperti apakah itu? Ikuti terus uraian di bawah ini.
Cara Membuat Pupuk Kompos Gampang Dan Cepat
Bahan organik seperti kulit durian, dedaunan, limbah rumah tangga adalah bahan dasar pembuatan pupuk kompos
Bahan organik yang lapuk memiliki banyak manfaat, antara lain; memperbaiki struktur tanah, mampu mengikat hara, air dan udara, membuat siklus biologi berjalan normal, sebagai bank air saat kekeringan melanda, mampu mempertahankan pH tanah tetap netral, dan sebagai sumber makanan bagi berbagai macam organisme di dalam tanah. Kompos sangat bagus diaplikasikan ke berbagai macam tanaman walau tanaman tersebut sangat sensitif.

Sayangnya, tak semua kompos yang dijual di pasaran itu memiliki kualitas yang bisa dijamin dan aman dipakai. Terkecuali kompos yang dijual di toko saprotan besar. Kalau ingin lebih terjamin, kita bisa membuatnya sendiri. Lagian caranya mudah dan tidak memakan banyak waktu.

Cara membuat pupuk kompos yang tepat dan benar
Supaya kompos yang dihasilkan berkualitas baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama saat penumpukan bahan organik. Lakukan penumpukan bahan-bahan organik secara benar agar nantinya bisa terdekomposisi semuanya.

Letakkan tumpukan bahan-bahan organik pada suatu tempat yang besar dan lebar untuk memperoleh panas yang diperlukan oleh mikroorganisme pengurai. Bila tumpukan bahan organik hanya diletakkan di tempat yang sempit, panas yang diperoleh tidak cukup untuk proses pengomposan.

Faktor udara, kelembaban, dan nitrogen juga dibutuhkan oleh mikroorganisme pengurai selama proses penguraian. Udara tentunya diperoleh dari sekitar tumpukan bahan organik. Bila tumpukan bahan tampak kering, lakukan segera penyiraman. Untuk mempertahankan kelembaban, tumpukan bahan ditutup dengan plastik atau karpet bekas. Nitrogen diperoleh dari pupuk kandang atau pupuk nitrogen yang ditambahkan.

Penempatan tumpukan bahan organik juga penting diperhatikan. Tumpukan hendaknya berada di tempat yang ternaungi, misalnya di bawah pohon atau di bawah rumah-rumahan. Bila ditempatkan di bawah pohon, jaga perakaran pohon jangan sampai masuk ke dalam tumpukan kompos karena ia bisa menyerap hara yang ada di dalamnya.

Bahan organik membuat kompos sebaiknya bervariasi karena akan menghasilkan kompos dengan kualitas bagus. Bahan-bahan yang bisa dipakai, antara lain; limbah rumah tangga, campuran bahan dari pangkasan rumput, kulit semangka, jerami, limbah tomat, sisa-sisa sayuran, serat pakaian yang sudah lapuk, kertas koran, dedaunan, bunga yang berguguran dan pupuk kandang.

Jangan memakai bahan organik yang sudah terkena bahan-bahan kimia herbisida atau pestisida. Karena residu bahan kimia akan tetap berada di bahan-bahan organik tersebut dan bisa menghambat proses penguraian. Jangan gunakan pula bahan-bahan organik yang keras seperti batang kayu yang proses dekomposisinya butuh waktu yang sangat lama. Juga jangan tercampur dengan limbah plastik yang sulit lapuk.

Cara menumpuk bahan-bahan pembuatan kompos
Penumpukan bahan-bahan organik ada dua macam, yaitu penumpukan di satu lubang di sudut pekarangan dan penumpukan dalam satu wadah tertutup. Cara yang pertama diberi penutup yang terbuat dari lembaran karung, lembaran plastik terpal atau sejenisnya. Jaga sangan sampai terbuka karena bahan-bahan organik mudah mengering atau terbawa angin. Penutup ini biasanya memakai pemberat dari batu yang diletakkan di keempat sisinya.

Cara membuat pupuk kompos yang kedua yaitu memasukkan bahan-bahan organik ke dalam wadah yang terbuat dari kawat, kayu, papan, atau wadah plastik. Buat tumpukan setinggi kurang lebih 1,5 meter. Satu tumpukan bisa terdiri dari 6-9 lapisan bahan kompos. Bagian lapisan dasar berisi jerami dan rumput-rumputan setebal kurang lebih 15 cm. Di atasnya berupa lapisan pupuk kandang dari kotoran domba, sapi, ayam atau kotoran kuda. Bila ada, tambahkan pupuk tepung tulang dan darah. Selanjutnya, tinggal disiram secara merata sampai semua bahan tercampur.

Lakukan hal yang sama untuk lapisan-lapisan di atasnya. Bila tidak memakai bak, usahakan sisi-sisi tumpukan tetap lurus. Sebelum semua tumpukan ditutup rapat, siram lagi sampai merata. Setelah semua proses selesai, baru ditutup dengan lembaran plastik. lembaran karung goni atau karpet bekas. Beri pemberat di sisi-sisi penutup untuk mencegah dari tiupan angin yang bisa memporak poranda tumpukan di dalamnya.

Malam harinya, tumpukan akan mulai terasa panas. Bisa dicek dengan menggunakan tongkat kayu dan tusukkan ke dalam tumpukan. Biarkan beberapa menit, selanjutnya dicabut dan pegang bagian ujung tongkat. Bila tumpukan yang dibuat itu benar, maka tongkat akan terasa panas.

Tiap tiga atau empat hari sekali, tumpukan kompos dibalik dengan memakai garpu. Susun kembali tumpukan dan siram air secukupnya supaya tumpukan tetap lembab. Dalam kondisi normal, pembuatan kompos dengan pembalikan akan memakan waktu kurang lebih satu bulan.

Warna kompos yang sudah matang atau sudah jadi akan berwarna coklat kehitam-hitaman. Tekstur remah, tidak berbau, menggumpal atau lengket di tangan. Bila suhu saat proses penguraian terasa sangat panas, warna kompos yang matang biasanya hitam. Kompos yang telah matang seperti ini siap dipakai sebagai media tanam. Gampang dan cepat membuat pupuk kompos sendiri di rumah. Tak perlu cemas dengan baunya karena proses penguraian yang baik tak mengeluarkan bau busuk.

Proses Pembuatan Bibit Jamur Tiram F1 dan F2

Proses pembuatan bibit jamur tiram F1 dan F2 ini terbilang mudah dan simple sehingga cocok bagi pemula. Yang terpenting sediakan bibit jamur F0, bahan dan peralatan yang digunakan tidak sampai terkontaminasi mikroorganisme patogen atau zat-zat kimia yang beracun. Dari satu botol bibit jamur F0 bisa dihasilkan bibit jamur F1 sebanyak 50 buah (ukuran botol saus). Lebih lanjut lagi dari bibit jamur F1 bisa dihasilkan bibit jamur F2 sebanyak 50 buah (ukuran botol saus). Sangat menguntungkan bukan?
Proses Pembuatan Bibit Jamur Tiram F1 dan F2
Bibit jamur tiram
Cara membuat bibit jamur tiram
Bahan baku
  1. Serbuk gergaji sebanyak 2 kg yang direndam ke dalam air bersih selama 12-24 jam.
  2. Dedak halus sebanyak 0,5 kg
  3. Kapur (CaCO3) sebanyak 2 sendok makan
  4. Air bersih
  5. Bibit jamur F0 atau F1
  6. Alcohol 70% atau 95%
  7. Kertas dan karet gelang
  8. Biji-bijian (biji gabah, jagung atau sorghum) secukupnya saja


Peralatan
  1. Botol ukuran saos sambal yang bening
  2. Sumpit pengaduk
  3. Korek gas
  4. Panci perebus
  5. Kayu ukuran jari


Cara kerja
  1. Rendaman serbuk gergaji ditiriskan selama 1 jam.
  2. Campur serbuk gergaji dengan dedak 0,5 kg dan kapur sebanyak 2 sendok makan
  3. Aduk-aduk campuran tersebut dengan sedikit air sehingga terbentuk adonan
  4. Lakukan tes kandungan air dalam adonan dengan cara. Jika adonan dikepal-kepal keluar air, berarti adonan kelebihan air. Perlu ditambahkan sedikit dedak. Jika adonan dikepal-kepal, ternyata buyar atau pecah, berarti kekurangan air. Perlu ditambahkan sedikit air. Jika adonan dikepal-kepal, ternyata menggumpal, itu berarti komposisi adonan sudah pas.
  5. Masukkan media ke dalam botol dan padatkan dengan batuan kayu ukuran jari.
  6. Bersihkan bagian luar botol dengan air dan dilap supaya kering.
  7. Tutuplah mulut botol dengan kertas sebanyak 2 lapisan dan ikatlah dengan karet gelang.
  8. Masukkan ke dalam panci pengukusan untuk disterilkan dengan suhu 90-100 derajat Celcius selama 3-4 jam.
  9. Botol dikeluarkan dan didinginkan selama 3 jam.
  10. Sterilkan pengaduk dengan api korek gas atau dengan alcohol 95%
  11. Buka tutup botol dan masukkan bibit jamur sebanyak setengah sendok makan, padat-padatkan dan tutup kembali botol. Dari 1 botol bibit jamur tiram F0 bisa dihasilkan 50 botol bibit jamur tiram F1. Dari 1 botol bibit jamur F1 bisa dihasilkan 50 botol bibit jamur F2.
  12. Setelah selesai penanaman bibit jamur, selanjutnya disimpan pada ruangan dengan suhu 26-29 derajat Celcius.


Dalam proses pembuatan bibit jamur tiram F1 dan F2 akan mengalami proses tumbuh kembang yang dimulai dari umur 10 hari akan tumbuh miselium 10-20%. Pada umur 30-40 hari, miselium akan memenuhi botol sehingga bisa disemai ke baglog. Pada umur 40-60 hari, miselium mulai tumbuh jamur sehingga perlu dicabut jamurnya bila akan disemai ke baglog. Pembuangan jamur ini bisa sampai 10%. Untuk umur bibit lebih dari 60 hari sudah masuk kadaluwarsa sehingga tak bisa dipakai lagi.

Budidaya Rebung Jahe Sayuran

Rebung jahe ternyata memiliki banyak penggemarnya. Aromanya yang khas biasa dikonsumsi sebaga acar. Masyarakat Manado sudah biasa mengkonsumsi rebung jahe sebagai sayuran. Ia juga berkhasiat menyehatkan badan. Budidaya rebung jahe sayuran termasuk mudah dan siap panen setelah berumur 4 hari sejak ditanam. Penasaran bercocok tanam rebung jahe ini? Simak penjelasannya.
Budidaya Rebung Jahe Sayuran
Rebung jahe putih
Masyarakat Manado biasa mengkonsumsi rebung jahe menjadi lalapan bersama sambel dan seteguk saguer (semacam arak khas Manado). Cara konsumsinya bisa juga langsung dimasukkan ke dalam saguer. Agar awet, tambahkan sedikit garam. Dengan konsumsi lalapan rebung jahe ini, bisa menambah stamina dan vitalitas sehingga kuat beraktifitas dan tahan lama. Tak kalah dengan minuman suplemen maupun energi produksi pabrikan.

Orang-orang Jepang mengkonsumsi rebung jahe dalam bentuk acar, asinan dan sebagai campuran untuk berbagai masakan segar lainnya. Aroma rebung dan rasanya memang cocok dengan selera orang Jepang. Di samping itu, ada nilai kepercayaan kalau konsumsi rebung jahe bisa menyehatkan badan, melancarkan air seni dan memperbaiki sistem pencernaan.

Berdasarkan hasil penelitian Puslitbangtri, seluruh bagian jahe terkandung serat, resin dan berbagai macam minyak atsiri. Kandungan berbagai macam minyak atsiri inilah yang berkhasiat sebagai obat. Dan bagian yang paling banyak terkandung zat-zat ini terletak di rimpangnya.

Pada awalnya, orang-orang memanfaatkan rimpang jahe tua yang sudah dipanen pada umur 8-12 bulan. Setelah tahu rasa rimpang muda lebih enak, jahe pun dipanen pada umur yang sangat muda yaitu 3-4 bulan. Lama kelamaan, rebungnya juga enak disantap sehingga bagian batang yang masih di dalam tanah pun mulai dikonsumsi. Sejak itu, marak budidaya rebung jahe sayuran.

Bagi petani, mengusahakan rebung jahe terasa lebih menguntungkan. Hal ini karena umur panen lebih cepat yang hanya 40-45 hari saja. Perputaran uang pun lebih cepat, biaya pupuk hemat, menekan resiko kegagalan akibat serangan hama penyakit dan secara keseluruhan lebih hemat biaya perawatan tanamannya.

Budidaya rebung jahe sayuran lebih hemat lahan. Penanaman bisa rapat dan tak perlu memperhitungkan jarak tanam. Setelah panen rebung, rimpang yang tersisa bisa dimanfaatkan sebagai bibit. Dengan demikian akan menghemat pengadaan bibit jahe. Bagian yang paling disukai yaitu rebung bagian pangkal. Bagian ini yang paling enak dimakan segar atau diolah menjadi aneka masakan segar lainnya seperti acar, asinan dan lalapan. Untuk bagian pucuknya, sangat cocok untuk campuran masakan karena sudah terasa keras dan liat.

Rebung jahe yang bagus memiliki panjang rata-rata 16 cm yang terdiri dari bagian baby leaf minimal 5-6 cm dan pucuknya sepanjang 10-12 cm. Diameter rebung yang diinginkan sekitar 7-15 mm.

Cara budidaya rebung jahe sayuran
Hasil panen rebung jahe dibedakan dua macam berdasarkan cara budidayanya, yaitu rebung jahe putih dan rebung jahe hijau. Rebung jahe putih dihasilkan dari teknik penanaman sistem lorong (tunnel). Sedangkan rebung jahe hijau dihasilkan dari teknik penanaman guludan tinggi (ridge row).

Budidaya sistem lorong merupakan cara tanam di tempat yang dibuat berupa lorong-lorong yang bagian atapnya tidak tembus cahaya sehingga di dalam lorongan kondisinya gelap. Rimpang jahe ditanam di dalam lorong gelap sehingga tumbuh rebung jahe yang berwarna putih. Ukuran lebar dan panjang guludan untuk tanam disesuaikan dengan ketersediaan tempat. Idealnya lebar 2,5 m dan dalamnya 1 m.

Di dasar lorong dibuat 2 bedengan yang lebarnya 1 m dan dipisah dengan jalan kontrol selebar 0,5 m. Gunakan lapisan tanah bagian atas untuk bedengan ini yang selanjutnya dicampur dengan pupuk kandang/kompos sebanyak 5 kg per meter persegi, urea 50 gram per meter persegi atau ZA 100 gram per meter persegi. Dalam budidaya rebung jahe sayuran menggunakan sistem lorong, rangka atap dibuat dari bahan bambu belah. Selanjutnya ditutup dengan anyaman bambu dan dilapisi lagi atasnya dengan lembaran plastik hitam.

Gunakan bibit jahe emprit untuk menghasilkan rebung jahe putih. Pilih rimpang yang sudah tua, sehat dan seragam. Keseragaman bibit sangat penting diperhatikan karena berpengaruh pada hasil panen dan kemudahan pemanenan. Jumlah bibit yang dibutuhkan tiap meter persegi yaitu 15-20 kg. Jarak tanam antar baris tanaman 0,7-1 m.

Untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas, sebelum ditanam, rimpang-rimpang direndam ke dalam larutan zat pengatur tumbuh konsentrasi 2 ml/liter air selama 5-10 menit. Langkah selanjutnya tinggal meletakkan rimpang-rimpang di atas bedengan dengan mengarahkan mata tunas ke atas. Jangan sampai terbalik karena bisa mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tunas.

Lakukan pembumbunan atau menambahkan tanah supaya bisa menghasilkan ukuran panjang yang seragam. Pembumbunan dilakukan secara bertahap, disesuaikan tingkat pertumbuhan tunas. Pembumbunan bisa dilakukan 3-4 kali. Tanah untuk membumbun dari jenis tanah remah berpasir supaya tidak menghambat perkembangan tunas-tunas. Setelah tanam, lakukan penyemprotan dengan larutan zat pengatur tumbuh sebanyak 4-6 kali. Penyemprotan dilakukan 3 hari sebelum pembumbunan dilakukan. Konsentrasi larutan 2 ml/liter air dengan kebutuhan dosis sebanyak 2-4 ml per meter persegi.

Pemanenan dilakukan serentak setelah rebung jahe berumur 40-45 hari. Pada umur tersebut, 80% pucuk tanaman telah muncul ke atas permukaan bedengan dengan ketinggian 7-11 cm. Pemanenan dilakukan dengan tangan supaya tidak mengakibatkan banyak kerusakan saat membongkar rimpang-rimpangnya. Jangan sampai tersentuh rebungnya. Setelah panen, rebunga jahe disimpan di tempat sejuk. Pemanena dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari. Akan lebih baik lagi kalau pemanenan dilakukan pada waktu malam hari. Budidaya rebung jahe sayuran sangat mudah bukan?


Budidaya Suweg Sebagai Tanaman Hias Sekaligus Tanaman Pangan

Budidaya suweg bisa memberikan 2 manfaat sekaligus yaitu sebagai tanaman hias dan sebagai tanaman pangan. Ia sebagai tanaman hias karena bunganya indah dan unik. Bunga tumbuh lurus, muncul dari dalam tanah dan berwarna merah kecoklatan. Uniknya berbau bangkai seperti saudaranya yang biasa dikenal sebagai bunga raksasa. Sebagai bahan pangan karena memiliki umbi yang bisa diolah sebagai bahan makanan sumber karbohidrat. Nah, bagaimana? Tertarik menanamnya? Ikuti uraian berikut ini.
Budidaya Suweg Sebagai Tanaman Hias Sekaligus Tanaman Pangan
Suweg, sebagai tanaman hias sekaligus tanaman pangan
Suweg masuk ke dalam marga Amorphopalus yang sudah dikenal banyak orang dengan sebutan bunga bangkai. Ya, dari bunga keluar aroma bau busuk sebagai pengikat berbagai jenis serangga untuk membantu penyerbukan. Saudaranya yang sudah terkenal sebagai bunga bangkai yaitu Amorphophallus titanium yang ukuran bunganya raksasa itu. Suweg itu sendiri memiliki nama latin Amorphophallus companulatus.

Sosok suweg kecil, hanya 1-1,5 m. Bunga tumbuh lurus, muncul langsung dari dalam tanah, berwarna merah kecoklatan, diameter 40-50 cm dan berbau busuk menyengat. Mudah beradaptasi dengan lingkungan apapun sehingga mudah dijumpai di berbagai daerah. Bisa tumbuh di tempat yang ternaungi, dapat juga tumbuh di daerah yang berlimpah sinar matahari. Budidaya suweg pun sudah lazim dilakukan oleh petani di kebun atau sekitar pekarangan rumah mereka.

Bunga mekar setiap 3 tahun sekali, tapi proses mulai kuncup, mekar dan membusuk berlangsung selama 2 bulan. Lama mekar bunga hanya 2-3 hari saja. Setelah itu bunga akan layu dan membusuk. Pada saat mekar, bunga didatangi oleh berbagai jenis serangga untuk membantu penyerbukan silang. Bunga bangkai memang bergantung pada bantuan serangga dalam penyerbukan karena ia tak bisa melakukan penyerbukan sendiri.

Bunga sebenarnya berupa seludang. Bila terbuka akan terlihat bagian tongkolnya. Bagian bunga jantan dan betina terdapat memang terdapat pada pohon yang sama, tapi kematangannya tak sama sehingga sulit terjadi penyerbukan sendiri. Butuh teman dari tanaman lain supaya penyerbukan bisa terjadi.

Daun bunga suweg merupakan daun tunggal yang bercangap atau daun majemuk. Apa yang disebut pohon atau batang, itu sebenarnya bagian tangkai dan daunnya. Tangkai berwarna hijau muda bertotol-totol putih. Bila sudah tua, daun akan membusuk dan berganti dengan daun baru. Bagian tangkai menyatu dengan umbinya. Kuncup bunga bangkai akan muncul setelah tangkai daun ini layu. Kemunculannya persis di tempat bekas munculnya tangkai daun.

Seiring dengan pertumbuhan daun dan tangkainya, umbi suweg akan berkembang membesar sedikit demi sedikit. Umbi berbentuk bulat dan pipih seperti labu dan beratnya bisa mencapai puluhan kilogram. Pada umbi ini terdapat tunas yang akan tumbuh menjadi daun atau bunga baru.

Setelah bunga dan daun membusuk, makanan yang tersimpan di dalamnya akan habis. Selanjutnya, umbi beristirahat selama 2-3 bulan. Sesudah kondisinya memungkinkan, umbi baru akan muncul di atas umbi lama. Proses ini akan terjadi terus-menerus selama tiga tahun, sampai kemunculan kuncup bunga, membesar dan mekar. Umbi yang telah dipanen dapat membesar bila dibalik. Lama penyimpanan umbi bisa mencapai 1 bulan.

Secara alami, perbanyakan suweg dari biji. Untuk tujuan budidaya suweg, perbanyakan bisa dilakukan dengan pemisahan mata tunas. Lakukan pemisahan saat umbi dalam kondisi sehat dan prima. Jaga umbi yang telah terpotong yang berisi mata tunas dari infeksi jamur dan bakteri. Umbi-umbi suweg hasil panen lainnya bisa diolah menjadi berbagai penganan. Mulai dari digoreng, dikukus, keripik dan olahan makanan lainnya. Sewaktu berbunga bisa sebagai tanaman hias, selesai berbunga menjadi bahan pangan. Manfaat ganda yang banyak dicari pada saat ini untuk ketahanan pangan sekaligus keindahan pekarangan rumah.

Budidaya Jamur Merang

Budidaya jamur yang benar yang didukung oleh penggunaan bibit bagus akan menjamin produksinya tinggi baik kuantitas maupun kualitasnya. Lantas, seperti apakah bibit jamur merang bermutu bagus itu? Bibit berkualitas baik dicirikan adanya bintik-bintik basah berwarna seperti daging mentah (coklat kemerahan) di bagian atasnya. Namun, cukup hanya sebagian saja yang terlihat bintik-bintiknya. Kalau keseluruhan bungkus bibit sudah terlihat bintik-bintik, itu berarti bibit sudah terlalu tua.
Budidaya jamur merang
Kumbung jamur merang
Sebelum ditanam sebaiknya bibit tidak terkena cahaya sama sekali. Tempat penyimpanan haruslah ruangan gelap dan tidak terkena cahaya matahari langsung. Kantung bibit ditaruh di atas lantai dan bagian atasnya ditutup dengan karung. Namun, jangan sampai tertutup seluruhnya karena bisa menaikkan suhu terlalu tinggi pada bibit-bibit tersebut sehingga mengurangi mutu bibit dan daya tumbuh bibit.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembibitan budidaya jamur merang

  1. Pembibitan dilakukan pada sore hari mulai pukl 14.00 supaya bibit tak "teler" karena intensitas sinar matahari telah berangsur-angsur turun.
  2. Tangan para pekerja harus dalam keadaan steril dengan cara dicuci desinfektan. Gunakan larutan kreolin. Pekerja saat menaburkan bibit harus memakai alas kaki saat memasuki kumbung, dan selanjutnya, alas kaki dilepas saat akan menabur bibit pada rak-rak di atasnya.
  3. Jendela dan pintu kumbung sebaiknya dibuka, tetapi hanya satu saja yang dibuka. Selanjutnya, letakkan kipas angin menghadap pintu yang terbuka. Tujuannya meminimalkan kontaminasi (hanya udara dari dalam kumbung yang bisa keluar).
Penanaman bibit bisa dilaksanakan sehari setelah proses pasteurisasi. Pada saat suhu di dalam kumbung turun maksimal sampai sekitar 35 derajat Celcius (untuk idealnya 32-34 derajat Celcius) penanaman sudah bisa dimulai. Satu kumbung berukuran 6 m x 4 m dan mempunyai 10 buah rak bisa menampung bibit jamur merang sekitar 50-80 buah. Tiap rak dijatah 5-8 bungkus bibit. Alat penanaman memakai ajir berdiameter 1 cm.

Dengan menggunakan ajir, lubangi media jerami di beberapa tempat tersebar merata. Kedalaman lubang cukup 3/4 dari ketebalan kompos. Setelah selesai membuat lubagn, saatnya kantung bibit diguling-gulingkan di atas media. Selanjutnya, kantung dibuka dan bibit mulai dipecah-pecah dan pecahan bibit ini dibenamkan ke dalam lubang. Selain bibit dibenamkan ke dalam lubang juga ditebar secara merata di atas media. Sisa bibit, kantung plastik wadah bibit dan tangan penebar bibit dioleskan di bawah media.

Kelebihan penanaman seperti ini yaitu; jika kelembaban di dalam dan di luar media sama, maka secara otomatis akan langsung terjadi infeksi. Jika media di bagian luar kering sedangkan kelembaban di dalam media basah, bibit masih berpeluang tumbuh. Demikian juga sebaliknya, jika media di bagian dalam terlalu lembab yang mengakibatkan kematian bibit, sedangkan bagian luar media kering masih bisa berpeluang bibit jamur merang tumbuh. Bibit jamur yang dioleskan pada bagian bawah media bisa juga menghasilkan jamur. Dengan demikian, kondisi lingkungan kumbung yang baik akan menghasilkan perkembangan jamur yang semakin banyak.

Jika ada bibit yang terkontaminasi jenis jamur lainnya atau lumut, maka cara penanamannya dimulai dari bibit yang tidak terkontaminasi. Setelah semua bibit ditanam, bibit yang terkontaminasi dibuang untuk bagian yang memang terkontaminasi. Sisanya yang tak terkontaminasi bisa ikut disebar. Hal ini bisa mencegah tangan penebar ikut terkontaminasi dan mencegah penyebarannya.

Bagian lantai lumbung sebaiknya disiram dengan air supaya kelembaban terjaga selama pertumbuhan miselia jamur berlangsung. Semua jendela dan pintu ditutup rapat. Bagian luar kumbung ditutup dengan dinding anyaman bambu. Usahakan bagian dalam kumbung tak terkena cahaya matahari barang sedikit saja. Kumbung dibiarkan selama 2-3 hari tanpa diganggu supaya pertumbuhan miselia jamur optimal. Bila sedikit saja ada sinar matahari masuk ke dalam kumbung bisa mengakibatkan pertumbuhan pinhead yang tak merata dan pertumbuhan miselia yang tak merata pula. Otomatis hal ini juga membuat pertumbuhan jamur tak merata pula. Suhu ruangan kumbung juga harus dijaga tidak boleh lebih dari angka 37 derajat Celcius.

Empat hari berselang, kumbung dikontrol. Jika suhu kumbung melebihi angka 35 derajat Celcius, hendaknya jendela dibuka dan kipas angin dinyalakan supaya suhu stabil kembali di kisaran 30-35 derajat Celcius. Bila ada bagian media yang bibitnya tak tumbuh, segera saja ditaburi bibit jamur lagis.

Bila media kompos kering dan primordia belum juga tumbuh, lantai kumbung perlu disiram air sampai kelembabannya cukup. Pembasahan ini akan membuat uap air naik sehingga kelembabannya juga meningkat. Cara meningkatkan kelembaban lainnya yaitu dengan pengkabutan menggunakan sprayer. Namun, jaga jangan sampai terkena langsung pada media komposnya. Sekarang, tinggal menunggu hasil budidaya jamur merang yang telah dilakukan hingga panen tiba.

Cara Pengolahan Kunyit Agar Penuhi Kualitas Pabrik

Berikut ini cara pengolahan kunyit supaya memenuhi standar kualitas pabrik. Pertama-tama, pilih kunyit segar yang tampak bersih, umur panen 8-9 bulan, memiliki aroma khas dan kerkadar air 10-12%. Untuk simplisianya memiliki tebal sayatan 3-5 mm. Sayatan tak boleh terlalu tipis karena bisa mengakibatkan senyawa aktif kurkuminoid menguap (standar pabrik kadar kurkuminoid 2%).
Cara Pengolahan Kunyit Agar Penuhi Kualitas Pabrik
Kunyit umur 8-9 bulan
Senyawa kurkuminoid merupakan senyawa penting dan utama di dalam kunyit. Senyawa ini terbukti ampuh mengatasi berbagai macam penyakit. Ia memiliki sifat antiinflamasi, antikolesterol, antihepatoksik dan antilipi peroksida. Kenyataan kunyit memiliki segudang manfaat inilah yang membuat para pembuat jamu tradisional dan pabrik jamu berskala besar selalu membtuhkan kunyit dan simplisianya dalam jumlah besar dan kontinyu.

Untuk menghasilkan simplisia kualita pabrik, berikut ini cara pengolahan kunyit yang tepat:
Kunyit segara harus dipanen pada umur 8-9 bulan. Ini bisa dilihat dari pertumbuhan vegetatifnya yang berakhir yaitu layunya daun atau mengering. Batang dan daun mirip tanaman sedang mati. Pada saat itu kadar kurkumin sedang tinggi-tingginya, sekitar 4%. Bila umur kunyit kurang dari 8 bulan, kadar kurukumin masih sedikit.

Rimpang kunyit segar dibersihkan dari tanah-tanahnya yang melekat dengan cara direndam ke dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Dalam pencucian ini juga dilakukan sortir berdasarkan ukurannya. Rimpang berukuran besar dan kecil dipisahkan tersendiri. Rimpang cacat karena gerekan serangga dipisah juga. Rimpang-rimpang yang sudah bersih diangin-anginkan selama setengah hari atau tampak kering.

Rimpang segar yang sudah kering dikemas dalam karung atau plastik untuk siap dikirim bila ada permintaan. Rimpang kunyit segar bisa juga diolah lebih lanjut menjadi simplisia. Rimpang kunyit segar diiris-iris memakai pisau berbahan baja antikarat. Pengirisan melintang dengan ketebalan 3-5 mm. Irisan setebal ini tidak mudah retak saat dikeringkan dan bisa meminimalkan penguapan senyawa kurkumin.

Rajangan kunyit tidak langsung dijemur, tapi dicelup terlebih dahulu ke dalam air mendidih. Lama pencelupan ini sekitar 40-60 menit hingga tekstur lunak atau sampai air rebusan berbusa dan mengeluarkan bau khas kunyit. Sebelum pencelupan, kulit ari rimpang dibuang terlebih dahulu sehingga rimpang yang semula berwarna kecoklatan berubah menjadi jingga merah.

Irisan rimpang yang telah dicelup, selanjutnya ditiriskan dan dikeringanginkan hingga kering di tempat teduh. Langkah selanjutnya tinggal dijemur beralaskan tikar atau karung. Lakukan pembalikan setiap 3 jam supaya keringnya merata. Jika cuaca mendung, segera diangkat untuk menghindari kontaminasi senyawa-senyawa lain yang tidak dikehendaki. Lama pengeringan normal sekitar 5-6 hari untuk memperoleh kadar air 10-12%.

Bila musim penghujan, pengeringan bisa dilakukan dengan oven. Irisan rimpang disusun dalam rak lalu dimasukkan ke dalam oven. Pengovenan dilakukan pada suhu 50-800 C selama 5-7 jam.


Rimpang yang telah kering segera dikemas ke dalam karung supaya terhindar dari penyerapan kembali uap air. Simpan rimpang-rimpang ini di gudang berventilasi, tidak bocor, bersih dan terbebas dari hama gudang. Untuk mencegah dari serangan rayap, oleskan oli bekas pada lantai dan beri bantalan kayu untuk menaruh karung berisi simplisia kunyit. Lakukan pengontrolan secara rutin untuk upaya antisipasi dari serangan jamur. Bila ditemukan simplisa terserang jamur, segera saja dipisah. Dengan pengeringan yang baik, rimpang bisa tahan simpan selama 2-3 bulan sebelum akhirnya disetorkan ke pabrik.

Budidaya Lada Perdu Pemupukan Tepat Hasil Panen Maksi

Seorang pekebun bisa memanen lada basah sebanyak 12 kg/minggu dari 350 tanaman lada perdu yang dipeliharanya. Ia mengolah sendiri lada basah tersebut menjadi lada putih hingga diperoleh 4-5 kg. Setiap kg lada putih dihargai Rp 160.000 yang berarti setiap minggunya bisa meraup pundi-pundi Rupiah sebanyak Rp 800.000/minggu. Kesuksesannya dalam budidayya lada perdu telah menghantarkan kemakmuran bagi keluarganya.
Budidaya Lada Perdu Pemupukan Tepat Hasil Panen Maksi
Lada perdu
Tanaman lada peru termasuk mudah dirawat, asalkan pemupukan rutin dengan dosis tepat. Dua minggu sebelum penanaman, tiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 3-5 kg dan kapur pertanian sebanyak 0,5 kg. Tiga bulan kemudian, baru diberi pupuk Urea, TSP dan KCl dengan perbandingan 1:2:1. Dosis pemberian 50 gram/tanaman.

Setelah tanaman berumur 1 tahun, pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu pada awal dan akhir musim penghujan. Dosisnya 100 gram/tanaman/aplikasi. Pada umur 2-3 tahun, dosis pupuk menjadi 200 gram/tanaman/aplikasi. Umur tanaman yang lebih dari 3 tahun diberi pupuk sebanyak 400 gram/tanaman/aplikasi. Pupuk kandang ditambahkan setiap 2 tahun pada awal musim kemarau sebanyak 5 kg/tanaman. Jangan lupa pemberian pupuk mikro sebanyak 2 gram/liter air setiap 4 bulan setelah tanaman lada perdu masuk umur produksi.

Untuk mencegah dari serangan nematode, semprot nematisida pada saat awal penanaman. untuk mencegah penyakit busuk pangkal batang Phytopthora sp, oleskan fungisida pada batang saat awal dan pertengahan musim penghujan. Untuk mencegah serangan hama penggerek polong, lakukan penyemprotan insektisida rutin tiap sebulan sekali. Pencegahan dari serangan hama dan penyakit sangat penting dalam budidaya lada perdu karena bisa memusnahkan semua tanaman bisa sekali terserang penyakit.

Pada saat tahun pertama, lada perdu mulai belajar berbunga. Sebaiknya bunga ini dipangkas terlebih dahulu supaya tanaman kokoh terlebih dahulu. Barulah tahun berikutnya, bunga yang muncul siap dibuahkan. Setiap polong atau bulir yang buahnya telah merah harus segera dipanen supaya tanaman terus-menerus mengeluarkan bunga.


Bulir-bulir lada panenan segera dipipil untuk mendapatkan buah-buahnya. Masukkan buah-buah tersebut ke dalam karung dan direndam selama 1 minggu. Setelah itu tinggal dikupas kulitnya, lalu dijemur sampai kering dan menjadi lada siap pakai. Teknis dalam budidaya lada perdu termasuk mudah dan cocok juga sebagai tanaman pekarangan rumah. Manfaatnya pun ganda, diambil ladanya untuk bahan masakan dan sebagai tanaman hias.

Bertanam Cabe Rawit Dalam Polibag Di Pekarangan Rumah

Bertanam cabe rawit dalam polibag sangat pas bagi kita yang memiliki lahan pekarangan terbatas. Yang perlu diketahui bagi kita yaitu teknis menanamnya dengan benar supaya tumbuh subur dan berbuah lebat. Sebelumnya, cabe disemai sampai berdaun 4-5. Selanjutnya tinggal ditanam ke polibag berukuran 40 cm x 60 cm dengan media tanam berupa campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi. Taruh di tempat yang banyak terkena sinar matahari, terutama dari pagi hingga siang hari. Pemeliharaan selama 2-3 bulan sudah bermunculan buah-buah cabe rawit.
Bertanam Cabe Rawit Dalam Polibag Di Pekarangan Rumah
Semai cabe rawit siap pindah
Cabe rawit bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias sekaligus dipanen buahnya sebagai bahan masakan. Kehadirannya dalam masakan malah wajib, sama dengan bawang merah dan bawang putih. Oleh karena itu, menanam cabe rawit di pekarangan rumah sangat sianjurkan oleh siapa saja karena bisa menghemat biaya memasak. Perawatan dan pemeliharaannya juga cukup mudah. Asalkan selalu memperhatikan kesuburan media tanam dan kebutuhan sinar matahari.
Bertanam Cabe Rawit Dalam Polibag Di Pekarangan Rumah
Tanam ke dalam polibag
Pemupakan yang tepat akan membuat bertanam cabe rawit dala polibag menghasilkan buah-buah yang prima. Di dalam campuran media tanam tanah, pupuk kandang dan sekam yang memakai perbandingan 2:1:1 hanya menyediakan unsur hara pada saat bibit cabe masih kecil. Untuk perkembangan selanjutnya, tentu dibutuhkan nutrisi hara yang cukup.

Beri pupuk campuran ZA, urea, SP-36 dan KCL atau lebih praktisnya pakai pupuk NPK tablet berukuran 3 g/tablet sebanyak 2 butir untuk tiap polibag. Tambahkan juga larutan KNO3 sebanyak 2 gram/liter air dengan dosis 250 cc pada tiap polibag setiap hari sejak 20 hari setelah tanam di polibag. Untuk pupuk organik cair bisa ditambahkan setiap 2 minggu sekali.


Sebenarnya tak hanya bertanam cabe rawit dalam polibag yang bisa kita lakukan. Jenis tanaman sayuran lainnya seperti tomat, terung, kol bunga dan jenis-jenis selada bisa juga ditanam dalam polibag di pekarangan rumah kita. Selain menambah keasrian halaman pekarangan juga bisa sebagai bahan masakan untuk keluarga. Bila dalam jumlah banyak bisa juga dijual atau diberikan ke tetangga sehingga jalinan silaturahmi dengan tetangga sekitar semakin erat.

Budidaya Jamur Tiram Tanpa Baglog, Hemat Tapi Laba Tinggi

Budidaya jamur tiram tanpa baglog terbukti lebih menghemat tempat dan meniadakan baglog yang harganya mahal itu. Sebagai ganti dari penggunaan baglog yaitu memakai bak semen berukuran 4 m x 1 m. Media yang digunakan sama seperti halnya pada pemakaian baglog. Dan hasilnya, batang-batan jamr tiram tumbuh subur di atas bak semen. Penghematan pun didapat, laba besar siap diraih.

Ada dua jenis jamur yang sudah umum dibudidayakan oleh petani, yaitu jamur tiram putih (Pleurotus astreatus) dan jamur tiram coklat (Pleurotus abalones). Untuk pemasaran jamur tiram putih diminati oleh konsumen Indonesia, Malaysia dan Singapura. Sedangkan pemasaran jamur tiram coklat diminati oleh konsumen dari negeri Tiongkok dan Jepang.
Budidaya jamur tiram tanpa baglog
Jamur tiram putih
Cara budidaya jamur tiram tanpa baglog
Siapkan rumah tanam atau kumbung. Di dalamnya, buat bak semen berukuran 4 m x 1 m. Bak semen harus disucihamakan dengan penyemprotan larutan formalin 1%. Setelah disemprot, taburi dengan air kapur. Kumbung harus ditutupi dengan palstik supaya kebersihan tetap terjaga dan terhindar dari udara terbuka. Perlakuan ini dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Tiga hari sebelum penanaman perlakuan sanitasi tersebut diulang kembali.

Media tanam yang dipakai terdiri dari 100 kg serbuk gergaji, dedak atau katul sebanyak 5%, kapur 2%, polard 5% dan air 60-70%. Pertahankan pH media tanam pada kisaran angka 6. Media tanam yang sudah tercampur merata tersebut, selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong atau karung plastik sebanyak 10 kg. Media dalam karung ini disterilkan selama 12 jam. Bila boks pensterilan yang digunakan bisa diatur suhunya sampai 1200 C, proses pemanasan cukup 3-4 jam saja.

Setelah media tanam dingin, media dalam kantong plastik dikeluarkan dan ditaburkan ke atas bak semen dengan ketebalan 20 cm. Namun, sebelumnya, ditabur dulu bibit jamur tiram di dasar bak semen. Dosis pemberian bibit untuk luasan 2-3 meter persegi setara dengan bibit 1 kg baglog. Setelah bibit tersebar merata, saatnya ditaburkan media tanam hingga merata. Pada dasarnya, kelebihan dari budidaya jamur tiram tanpa baglog ini yaitu menghemat pemakaian kantong plastik yang harganya mahal itu.

Media ini masih harus diberi bibit tambahan. Caranya, buat lubang tanam berjarak 5 cm x 10 cm atau bisa disesuaikan dengan kondisi bak. Benamkan bibit ke dalam lubang tambahan dengan bantuan pinset. Tutup kembali lubang dengan media, tapi jangan ditekan. Cukup diratakan dengan papan.

Lapisi media dengan kertas Koran dan plastik. Lapisan pertama berupa Koran yang berguna untuk menjaga kelembaban. Yang kedua dengan lapisan plastik yang berfungsi untuk menutupi seluruh media supaya rapat. Plastik yang dipilih tidak harus mahal maupun tahan panas. Mulsa plastik bisa dipakai. Supaya lapisan plastik ini tidak mudah terlepas, pakai batu bata sebagai pemberat atau diikat secara melintang dengan bantuan tali atau bambu.

Lakukan pengecekan pada minggu ke-2 dan ke-3 untuk budidaya jamur tanpa baglog ini. Pada saat itu, miselium sudah berkembang menjalar walaupun belum penuh. Supaya tumbuh lebih subur, rangsang penyebaran miselium dengan membuat lubang di antara miselium yang belum menyebar di sisinya. Cara ini akan membuat aerasi lancar sehingga memicu pertumbuhan miselium. Saat pembuatan lubang, gunakan tongkat yang sudah disterilisasi secara perlahan-lahan supaya miselium tidak rusak.

Awasi kehadiran media yang terkontaminasi jamur jenis lain. Tanggulangi dengan semprotan fungsida. Cara lain yang lebih aman yaitu dengan menaburkan garam dapur atau disiram air garam di atasnya. Alternatif lainnya memakai larutan formalin 1% dan probiotik 1-2%. Pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke-5, perkembangan miselum sudah hampir penuh. Lapisan kertas Koran yang menghalangi pertumbuhan miselium diangkat. Nantinya, pinhead atau calon jamur kecil akan mulai muncul. Segera saja lapisan plastik yang menyelimuti media digeser. Seminggu kemudian, lapisan plastik sudah bisa dibuka dan lakukan semprot kabut supaya tumbuh pinhead. Pada saat itu pertumbuhan miselium sudah memenuhi media.

Hasil akhir budidaya jamur tiram tanpa baglog yaitu pemanenan jamur yang telah berukuran cukup besar. Pengambilan jamur tersebut harus hati-hati, jaga jangan sampai merusak bagian miselium yang masih bisa muncul pinhead lagi. Cara pemetikannya, yaitu dengan memutar batangnya sambil sedikit diangkat. Dengan cara ini, jamur akan terlepas dari media, sementara media tetap utuh.


Dari hasil uji coba budidaya jamur tiram tanpa baglog ini bisa dihasilkan 400 gram jamur dari 1 kg media. Memang sedikit lebih ringan bila dibandingkan menggunakan baglog yang bisa mencapai 500 gram tiap 1 kg media. Namun, penanaman jamur tiram tanpa baglog bisa didongkrak hasilnya dengan cara perlakuan sterilisasi yang lebih cermat.