Budidaya Rebung Jahe Sayuran

Rebung jahe ternyata memiliki banyak penggemarnya. Aromanya yang khas biasa dikonsumsi sebaga acar. Masyarakat Manado sudah biasa mengkonsumsi rebung jahe sebagai sayuran. Ia juga berkhasiat menyehatkan badan. Budidaya rebung jahe sayuran termasuk mudah dan siap panen setelah berumur 4 hari sejak ditanam. Penasaran bercocok tanam rebung jahe ini? Simak penjelasannya.
Budidaya Rebung Jahe Sayuran
Rebung jahe putih
Masyarakat Manado biasa mengkonsumsi rebung jahe menjadi lalapan bersama sambel dan seteguk saguer (semacam arak khas Manado). Cara konsumsinya bisa juga langsung dimasukkan ke dalam saguer. Agar awet, tambahkan sedikit garam. Dengan konsumsi lalapan rebung jahe ini, bisa menambah stamina dan vitalitas sehingga kuat beraktifitas dan tahan lama. Tak kalah dengan minuman suplemen maupun energi produksi pabrikan.

Orang-orang Jepang mengkonsumsi rebung jahe dalam bentuk acar, asinan dan sebagai campuran untuk berbagai masakan segar lainnya. Aroma rebung dan rasanya memang cocok dengan selera orang Jepang. Di samping itu, ada nilai kepercayaan kalau konsumsi rebung jahe bisa menyehatkan badan, melancarkan air seni dan memperbaiki sistem pencernaan.

Berdasarkan hasil penelitian Puslitbangtri, seluruh bagian jahe terkandung serat, resin dan berbagai macam minyak atsiri. Kandungan berbagai macam minyak atsiri inilah yang berkhasiat sebagai obat. Dan bagian yang paling banyak terkandung zat-zat ini terletak di rimpangnya.

Pada awalnya, orang-orang memanfaatkan rimpang jahe tua yang sudah dipanen pada umur 8-12 bulan. Setelah tahu rasa rimpang muda lebih enak, jahe pun dipanen pada umur yang sangat muda yaitu 3-4 bulan. Lama kelamaan, rebungnya juga enak disantap sehingga bagian batang yang masih di dalam tanah pun mulai dikonsumsi. Sejak itu, marak budidaya rebung jahe sayuran.

Bagi petani, mengusahakan rebung jahe terasa lebih menguntungkan. Hal ini karena umur panen lebih cepat yang hanya 40-45 hari saja. Perputaran uang pun lebih cepat, biaya pupuk hemat, menekan resiko kegagalan akibat serangan hama penyakit dan secara keseluruhan lebih hemat biaya perawatan tanamannya.

Budidaya rebung jahe sayuran lebih hemat lahan. Penanaman bisa rapat dan tak perlu memperhitungkan jarak tanam. Setelah panen rebung, rimpang yang tersisa bisa dimanfaatkan sebagai bibit. Dengan demikian akan menghemat pengadaan bibit jahe. Bagian yang paling disukai yaitu rebung bagian pangkal. Bagian ini yang paling enak dimakan segar atau diolah menjadi aneka masakan segar lainnya seperti acar, asinan dan lalapan. Untuk bagian pucuknya, sangat cocok untuk campuran masakan karena sudah terasa keras dan liat.

Rebung jahe yang bagus memiliki panjang rata-rata 16 cm yang terdiri dari bagian baby leaf minimal 5-6 cm dan pucuknya sepanjang 10-12 cm. Diameter rebung yang diinginkan sekitar 7-15 mm.

Cara budidaya rebung jahe sayuran
Hasil panen rebung jahe dibedakan dua macam berdasarkan cara budidayanya, yaitu rebung jahe putih dan rebung jahe hijau. Rebung jahe putih dihasilkan dari teknik penanaman sistem lorong (tunnel). Sedangkan rebung jahe hijau dihasilkan dari teknik penanaman guludan tinggi (ridge row).

Budidaya sistem lorong merupakan cara tanam di tempat yang dibuat berupa lorong-lorong yang bagian atapnya tidak tembus cahaya sehingga di dalam lorongan kondisinya gelap. Rimpang jahe ditanam di dalam lorong gelap sehingga tumbuh rebung jahe yang berwarna putih. Ukuran lebar dan panjang guludan untuk tanam disesuaikan dengan ketersediaan tempat. Idealnya lebar 2,5 m dan dalamnya 1 m.

Di dasar lorong dibuat 2 bedengan yang lebarnya 1 m dan dipisah dengan jalan kontrol selebar 0,5 m. Gunakan lapisan tanah bagian atas untuk bedengan ini yang selanjutnya dicampur dengan pupuk kandang/kompos sebanyak 5 kg per meter persegi, urea 50 gram per meter persegi atau ZA 100 gram per meter persegi. Dalam budidaya rebung jahe sayuran menggunakan sistem lorong, rangka atap dibuat dari bahan bambu belah. Selanjutnya ditutup dengan anyaman bambu dan dilapisi lagi atasnya dengan lembaran plastik hitam.

Gunakan bibit jahe emprit untuk menghasilkan rebung jahe putih. Pilih rimpang yang sudah tua, sehat dan seragam. Keseragaman bibit sangat penting diperhatikan karena berpengaruh pada hasil panen dan kemudahan pemanenan. Jumlah bibit yang dibutuhkan tiap meter persegi yaitu 15-20 kg. Jarak tanam antar baris tanaman 0,7-1 m.

Untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas, sebelum ditanam, rimpang-rimpang direndam ke dalam larutan zat pengatur tumbuh konsentrasi 2 ml/liter air selama 5-10 menit. Langkah selanjutnya tinggal meletakkan rimpang-rimpang di atas bedengan dengan mengarahkan mata tunas ke atas. Jangan sampai terbalik karena bisa mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tunas.

Lakukan pembumbunan atau menambahkan tanah supaya bisa menghasilkan ukuran panjang yang seragam. Pembumbunan dilakukan secara bertahap, disesuaikan tingkat pertumbuhan tunas. Pembumbunan bisa dilakukan 3-4 kali. Tanah untuk membumbun dari jenis tanah remah berpasir supaya tidak menghambat perkembangan tunas-tunas. Setelah tanam, lakukan penyemprotan dengan larutan zat pengatur tumbuh sebanyak 4-6 kali. Penyemprotan dilakukan 3 hari sebelum pembumbunan dilakukan. Konsentrasi larutan 2 ml/liter air dengan kebutuhan dosis sebanyak 2-4 ml per meter persegi.

Pemanenan dilakukan serentak setelah rebung jahe berumur 40-45 hari. Pada umur tersebut, 80% pucuk tanaman telah muncul ke atas permukaan bedengan dengan ketinggian 7-11 cm. Pemanenan dilakukan dengan tangan supaya tidak mengakibatkan banyak kerusakan saat membongkar rimpang-rimpangnya. Jangan sampai tersentuh rebungnya. Setelah panen, rebunga jahe disimpan di tempat sejuk. Pemanena dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari. Akan lebih baik lagi kalau pemanenan dilakukan pada waktu malam hari. Budidaya rebung jahe sayuran sangat mudah bukan?