Showing posts with label Budidaya udang. Show all posts
Showing posts with label Budidaya udang. Show all posts

Cara Memperoleh Indukan Lobster Berkualitas

Hanya 3-4% saja indukan yang benar-benar berkualitas dari 100% calon indukan hasil seleksi. Lainnya, indukan berkelamin jantan dan lobster-lobster dengan pertumbuhan yang kurang bagus atau mati. Memang, tingkat kelulusan hidup burayak-burayak hingga mencapai dewasa sangat kecil. Bisa hanya 50% saja. Padahal, bagi peternak, kehadiran indukan lobster betina merupakan penentu kesinambungan produksi lobster selanjutnya. Berikut ini uraian cara memperoleh indukan lobster berkualitas yang bisa Anda terapkan.
Cara Memperoleh Indukan Lobster Berkualitas
Burayak lobster siap diseleksi sebagai calon indukan
Indukan lobster siap berpijah pada umur kurang lebih setahun. Tiap indukan bisa menghasilkan telur sebanyak 75-80 butir. Semakin bertambah umur indukan, semakin bertambah pula produktivitas telurnya. Seekor induk Cherax quandricarinatus yang berumur 2 tahun bisa bertelur sampai berjumlah 300-400 butir. Dua tahun kemudian, indukan ini bisa menghasilkan telur sampai 800 butir. Namun, pada jenis yang lain, hasil telurnya bisa sangat minim seperti pada jenis Procambarus yang hanya bertelur sampai 60-100 butir dengan umur yang sama dengan jenis Cherax quandricarinatus.

Ciri-ciri indukan berkualitas yaitu terdapat 2 bulatan kecil di kiri dan kanan thoraks. Bulatan berwarna gelap ini hampir bisa ditemui pada semua lobster. Namun, bulatan pada betina unggul tampak jelas lebih menonjol. Tanda bulatan ini sebagai patokan untuk memperoleh calon indukan berkualitas. Walaupun capit besarnya patah akibat berkelahi, asalkan masih terdapat 2 bulatan tersebut, lobster ini tetap layak dijadikan indukan. Sebabnya, capit masih dapat tumbuh kembali setelah moulting (pergantian kulit).

Cara memperoleh indukan lobster berkualitas

Peternak akan menyeleksi calon induk sejak burayak berumur 1 bulan. Kriteria burayak yang masuk yaitu tubuhnya bongsor dibandingkan dengan lainnya. Dari 100 burayak, biasanya hanya diperoleh 10 ekor saja yang memenuhi kriteria tersebut. Dari 10 ekor burayak seleksi, biasanya terdiri dari 7 jantan ekor dan 3 ekor betina. Kesepuluh burayak inilah yang nantinya dibesarkan sebagai indukan.

Pemijahan

Bagi peternak pemula, sebaiknya beli indukan melalui peternak penyuplai. Indukan lobster dijual satu set yang terdiri atas 5 pejantan dan 3 betina. Jumlah pejantan lebih banyak karena perilaku mereka kurang begitu agresif untuk mendekati sang betina. Selanjutnya, indukan jantan dan betina dimasukkan ke dalam akuarium ukuran 80 cm x 50 cm x 60 cm.

Tunggu sampai 2 pekan, mereka biasanya siap berpijah. Tanda kesiapan berpijah mereka tampak dari memerahnya alat kelamin ruas kaki terakhir. Sedangkan pada induk betina, bulatan thoraks akan membesar. Perilaku induk betina juga khas, yaitu sering mondar mandir mencari perhatian pasangannya.

Bila setelah lebih 2 pekan tidak tampak tanda-tanda akan memijah, lakukan perangsangan pada indukan lobster tersebut supaya berkopulasi. Caranya, beri 2 ekor cacing tanah atau keong mas. Frekuensi pemberian dilakukan 2 kali sepekan. Pakan diberikan dalam kondisi yang sudah dicacah-cacah kecil. Normalnya, 7 hari setelah perlakuan, mereka akan siap memijah.

Selama proses pemijahan hindari sinar matahari masuk ke dalam akuarium secara langsung. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya lumut yang bisa mengganggu proses kopulasi dan bertelur. Setiap kali selesai bertelur, induk betina akan mengalami moulting (pergantian kulit). Saat itu, segera karantina induk untuk mencegah kanibalisme. Bila sampai terlambat diisolasi, lobster lain yang tak moulting bisa menyantapnya.

Untuk indukan lobster jantan akan mengalami moulting setelah 4 kali berkopulasi. Saat induk lobster betina siap berkopulasi, ia akan terlentang. Dengan perlahan, si pejantan merayap mendekati betina. Sebulan sesudah kopulasi, ia menekuk tubuhnya ke dalam sebagai pertanda telur keluar dan menempel di dada. Induk betina mampu bertelur sebanyak 4 kali dalam setahun. Selanjutnya, tinggal menerapkan cara memperoleh indukan lobster berkualitas seperti yang telah dipaparkan di atas.

Sukses Ternak Udang Windu, Persiapan Tambak

Untuk sukes ternak udang windu ada dua faktor penentu yang harus diperhatikan, yaitu keadaan tanah dasar tambak dan kualitas air tambak. Komponen tanah dan air perlu diolah dengan baik supaya sesuai untuk kehidupan udang windu. Mereka akan sehat dan tumbuh kembang optimal sehingga panen pun lebih singkat. Tingkat kematian juga rendah selama pemeliharaan berlangsung hingga panen tiba.
Sukses Ternak Udang Windu, Persiapan Tambak
Tambak udang windu
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan tambak untuk udang windu, antara lain; pengeringan, pengapuran, diberi pupuk OST (organic soil treatment) dan pengairan. Dengan melakukan prosedur yang benar, peluang keberhasilan panen udang dengan hasil maksimal bisa terwujud.

Pengeringan
Bila sehabis panen, tambak dikeringkan atau dijemur selama 1 minggu. Saat tanah dasar tambak akan mulai retak-retak, bagian endapan lumpur hitam (black mud) ini dikupas dan dibuang. Lakuka pengerjaan reklamasi tambak seperti perbaikan konstruksi tambak, pematang, pintu air dsb.

Setelah itu dasar tambak dijemur selama 2-3 hari. Selanjutnya dibajak untuk membongkar tanah dasar tambak supaya udara bisa masuk ke dalam tanah dan terjadi proses oksidasi. Bila didapati sisa-sisa akar tumbuhan, dibuang supaya tak terjadi proses pembusukan yang bisa mengeluarkan gas-gas beracun. Setelah pembajakan selesai, tanah dibiarkan beberapa hari supaya bakteri anaerob yang bersifat patogen dan bibit penyakit mati dan gas-gas beracun manguap.

Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah dasar tambak menjadi normal (6,5-7). Bila pH dasar tambak di bawah angka tersebut membuat pertumbuhan udang tak normal. Taburkan kapur secara merata ke atas permukaan tanah dan bajak supaya tercampur dengan tanah dasar tambak. Pengapuran dilakukan sebanyak dua kali. Dosis kapur yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kemasaman tanah.

Cara pemberian kapur, pakai dosis setengahnya terlebih dahulu. Setelah tercampur merata, biarkan beberapa hari. Barulah sisanya ditabur lagi. Lakukan tes pH apakah sudah sesuai atau belum. Jika sudah sesuai, masukkan air sampai kedalaman 30 cm dan biarkan semalam. Tujuan perendaman supaya sisa-sisa reaksi yang terjadi di dasar tambak bisa larut ke dalam air. Setelah selesai, air dibuang dan dasar tambak diratakan.

Pemberian OST (organic soil treatment)
Dasar kolam yang sudah terbasahi tinggal diberi pupuk OST secara merata. Pupuk ini akan menyatu dengan tanah sehingga tak terlihat ada perbedaannya. Biarkan selama satu minggu dan dasar tambak tetap dijaga tetap lembab.

Pupuk OST akan memperbaiki struktur tanah di permukaan dasar tambak sehingga tanah menjadi suatu koloid yang lebih stabil. Pupuk ini akan menciptakan keseimbangan unsur hara di dalam tanah. Bakteri-bakteri yang terdapat di dalamnya akan menguraikan sisa-sisa bahan organik mentah yang masih tertinggal di dasar tambak. Proses mineralisas juga kan berlangsung dengan baik. Setelah satu minggu kemudian, tanah dasar tambak sudah mantap sehingga pakan alami berupa plankton sudah mencukupi untuk kebutuhan udang-udang windu.

Pengairan
Setelah pupuk OST diberikan, air dimasukkan ke dalam tambak sampai pada ketinggian 60 cm. Dalam waktu 5 hari saja, plankton sudah naik, air sudah stabil untuk beberapa minggu. Perhatikan faktor kecerahan dengan memakai bantuan alat seicchi disk. Pada kecerahan 30-40, benur sudah bisa dimasukkan ke dalam tambak.

Dengan perlakuan yang tepat dan benar dalam mempersiapkan tambak, sukses ternak udang windu sudah ada di depan mata. Tinggal penerapan manajemen pakan dan pengendalian hama penyakit yang mungkin saja bisa terjadi serta kontrok kualitas air dari waktu ke waktu sampai panen tiba.

Sukes Ternak Udang Windu Dengan Aplikasi OST (Organic Soil Treatment)

Sifat udang yang menyenangi dasar tambak menjadikan bagian ini perlu diberi perhatian lebih. Terutama pada fase benur yang butuh lingkungan hidup yang baik dan ketersediaan pakan alami yang cukup. Hal ini bisa tercapai dengan bila ternak udang windu dengan aplikasi OST (organic soil treatment) terlaksana dengan baik. Tingkat survival benur tinggi dan tumbuh kembangnya juga cepat sehingga target panen bisa terpenuhi.
Sukes Ternak Udang Windu Dengan Aplikasi OST (Organic Soil Treatment)
Panen udang windu
Udang-udang kecil memerlukan asupan pakan alami seperti plankton dengan jumlah yang cukup. Tambak yang tidak diberi perlakuan seringkali tak menumbuhkan plankton dengan jumlah stabil. Padahal, benur atau udang masih kecil butuh pakan alami dengan jumlah memadai yang terus-menerus. Jangan sampai kekurangan karena bisa berakibat fatal. Udang mudah terserang penyakit dan pertumbuhannya lambat.. Seandainya udang dewasa masih bisa bertahan hidup, sering ditemukan bagian antena patah, ekor terkikis dan insang kotor.

Ternak udang windu dengan aplikasi OST (organic soil treatment) akan menciptakan lingkungan perairan nyaman bagi udang terutama di dasar tambak. Pupuk OST akan menguraikan bahan-bahan organik dari sisa-sisa pakan dan kotoran udang itu sendiri. Hal ini akan meminimalkan terbentuknya gas-gas berbahaya seperti amonia, asam sulfida, nitrit dll.

Terciptanya kondisi yang baik di dasar tambak akan membuat udang windu tumbuh sehat dan nafsu makannya besar. Udang windu akan mudah memakan pakan pellet yang kita berikan. Tambahan lagi, udang windu tak perlu banyak berenang kesana kemari sehingga tak banyak energi yang terkuras. Dengan demikian, konsentrasi pertumbuhan ke daging lebih besar. Dengan pertumbuhan yang cepat, otomatis masa panen lebih singkat.

Sukses ternak udang windu dengan aplikasi OST (organic soil treatment) bisa diraih oleh para petambak udang. Tak perlu khawatir serangan penyakit dan kematian udang jelang panen tiba.

 BELI

Budidaya Lobster Air Tawar, Pemanenan

Tujuan akhir dari budidaya lobster air tawar yaitu pemanenan hasilnya. Pemanenan lobster sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari. Lakukan pengurasan air kolam hingga hanya tersisa sedikit air. Lakukan seleksi kualitas anakan lobster sesuai dengan yang dibutuhkan pasar. Ada peternak lain yang meminta ukuran lobster 3-5 cm. Ada pula peternak atau pengepul yang meminta ukuran hampir konsumsi. Pasar meminta lobster yang masih dalam kondisi tubuh lengkap, baik capita tau bagian tubuh lainnya.

Budidaya lobster air tawar
Calon indukan lobster
Kumpulkan lobster-lobster hasil panen yang sudah diseleksi ke dalam ember atau wadah plastik. Isi ember atau wadah dengan sedikit air. Jangan sampai berlebihan karena bisa berakibat pada kematian lobster-lobster ini. Untuk ember atau wadah yang terbuka tidak perlu diberi oksigen. Apalagi jarak yang dituju relatif dekat. Dengan kondisi ember atau wadah yang terbuka, lobster-lobster ini bisa bertahan selama kurang lebih 4 jam dengan kepadatan yang standar.
Bagi peternak budidaya lobster air tawar, bila jarak tempuh pengiriman jauh, perlu memakai kantong plastik. Untuk pemakaian kantong plastik, perlu pemberian oksigen yang cukup. Kantong plastik juga harus berlapis dua supaya terhindar dari kebocoran. Kantong-kantong plastik yang sudah berisi lobster harus ditata di dalam kotak Styrofoam. Fungsi Styrofoam ini sebagai wadah penguat, penahan air dan kebocoran kantong plastik.

Untuk tujuan pengembangbiakan populasi lobster, lakukan seleksi calon indukan. Dari jumlah total keseluruhan seleksi calon indukan, jumlah lobster betina yang bisa diperoleh biasanya hanya sepertiganya saja. Sisanya lobster berkelamin jantan. Dari jumlah yang sepertiganya itu, tidak semuanya bisa menjadi indukan karena indukan betina yang dipilih harus benar-benar unggul. Pilih indukan betina yang memang berukuran bongsor.

Teknik yang dipakai oleh peternak budidaya lobster air tawar untuk memperoleh indukan betina unggul dari ukuran tubuhnya yang besar atau bongsor. Dari sekian banyak seleksi, biasanya hanya diperoleh 10 calon indukan betina yang bongsor. Dari 10 indukan betina tersebut, akhirnya hanya diperoleh 3 ekor calon indukan lobster unggul. Yang tiga ekor ini dipelihara sampai dewasa untuk memperoleh indukan betina terpilih yang benar-benar unggul. 


Budidaya Lobster Air Tawar, Pembesaran Burayak-burayak

Perlu diperhatikan bagi para peternak budidaya lobster air tawar, 24 jam pertama burayak-burayak terlepas atau turun dari abdomen induk merupakan masa kritis pertama bagi burayak-burayak tersebut. Burayak-burayak ini hanya tampak matanya saja. Mereka sudah mulai berenang dan melayang-layang di dalam air. Pada perkembangan burayak, masa-masa kritis akan terus dilewati hingga burayak mengalami moulting pertama. Dari sekian banyak jumlah burayak-burayak tersebut, yang tersisa paling hanya 10-20% saja yang berhasil melewati sampai tahap moulting pertama. Moulting pertama ini terjadi pada 2 minggu pertama sejak burayak-burayak terlepas dari induknya.

Budidaya lobster air tawar pembesaran
Lobster siap panen
Burayak-burayak yang baru terlepas dari induknya tetap bersama induknya. Biarkan indukan bersama burayak-burayak selama 10 hari. Setelah itu dipisah dan dipindahkan ke kolam pembesaran yang lebih besar. Kolam pembesaran berada di lokasi terbuka. Beri tanaman air seperti selada air, eceng goondok atau Azzola. Biarkan juga kolam ditumbuhi lumut, tapi jangan terlalu banyak. Kolam pembesaran juga harus selalu rutin dibersihkan sebanyak 1-2 kali seminggu.
Selama budidaya lobster air tawar berlangsung, umur lobster yang bisa tercapai sejak telur hingga dewasa bervariasi di tiap peternak. Hal ini tergantung pada perawatan dan pemeliharaan si peternak itu sendiri. Bagi peternak pemula, angka kematiannya bisa mencapai 50%. Bagi peternak yang jam terbangnya telah lama, angka kematiannya bisa ditekan sampai 20%. Untuk menekan kematian lobster, peterna ada yang memeliharanya di akuarium khusus dan dikontrol secara intens saat terjadi moulting.


Masalah kanibalisme masih menjadi momok bagi peternak lobster. Terutama saat lobster mangalami moulting. Teman-temannya bisa menyantap lobster yang sedang moulting tanpa diketahui. Selain kanibalisme, aerator harus tetap nyala sepanjang hari. Bila listrik padam, aerator jelas tak berfungsi yang bisa berakibat pada minimnya pasokan oksigen terlarut. Lobster yang tak mendapat asupan oksigen dari aerator selama 4-5 jam bisa mengakibatkan lobster megap-megap yang pada akhirnya mati. Untuk mengatasi hal ini, kurangi ketinggian air kolam hingga hanya tersisa 5 cm saja. Cara ini akan memberi kesempatan lobster untuk bernapas. Pemeliharaan selama 1-1,5 bulan di kolam pembesaran sudah menghasilkan lobster-lobster siap panen.


Budidaya Lobster Air Tawar, Pemberian Pakan

Bagi peternak budidaya lobster air tawar, jumlah pakan yang diberikan pada jenis dekapoda ini termasuk irit. Lobster berukuran dewasa yang berumur 2 tahun saja hanya butuh pakan udang sekitar 125 gram per bulan. Jadi, untuk 1 set induk yang terdiri dari 5 betina dan 3 jantan hanya dibutuhkan 1 kg pakan per bulan. Pemberian pakan pellet disesuaikan tahapan tumbuh kembang lobster.

Budidaya lobster air tawar
Pellet udang
Untuk pemberian pakan pada burayak-burayak yang ada di kolam pembesaran berkapasitas 300 ekor cukup diberi pakan satu kali saja sehari dengan takaran sedikit. Ukuran pellet yang diberikan tentu disesuaikan dengan ukuran mulut burayak-burayak tersebut. Seiring dengan tumbuh kembangnya, ukuran pakan yang diberikan semakin lebih besar.
Hal yang perlu diperhatikan bagi para peternak budidaya lobster air tawar, hewan dekapoda ini termasuk pemakan segala sehingga perlu asupan pakan nabati. Untuk keperluan ini, sediakan tanaman air seperti enceng gondok. Bagian akar-akar muda enceng gondok ini disukai oleh lobster. Selain itu, fungsi enceng gondok ini yaitu bisa menyerap zat-zat racun yang terdapat dalam air kolam seperti ammonia dan zat-zat racun hasil penguraian tumpukan sisa-sisa pakan yang mengendap.

Jenis pakan yang biasa diberikan pada lobster-lobster ini yaitu yang biasa diberikan pada udang windu. Kandungan nutrisinya sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Terutama untuk perkembangan kitin lobster air tawar. Satu zak pellet berbobot 30 kg harganya berkisar di angka Rp 250.000 sampai dengan Rp 270.000. Anda sendiri sebenarnya bisa membuat pakan pellet seperti ini dengan berbahan dasar seperti tepung ikan, katul, kanji sebagai perekatnya. Pellet buatan sendiri ini jadinya tenggelam.


Dalam budidaya lobster air tawar, pemberian pakan jangan sampai berlebihan. Masih lebih baik sedikit terlambat pemberian pakan daripada kelebihan pemberian pellet yang malah membuat kualitas air kolam sangat buruk. Air kolam tercemar racun yang bisa berakibat pada mudahnya terserang penyakit atau mendadak keracunan. Manajamen pakan untuk lobster air tawar perlu diterapkan supaya tumbuh kembangnya optimal.


Budidaya Lobster Air Tawar, Masa Bertelur

Perlakuan masa-masa bertelur perlu kehati-hatian ekstra bagi para peternak budidaya lobster air tawar. Pasalnya, sedikit ceroboh perlakuan pada lobster yang sedang bertelur bisa berakibat merontokkan telur-telur yang menempel di abdomennya. Hal ini bisa saja terjadi bila gerakan tangan kita saat memegang lobster secara mendadak atau tiba-tiba. Trik yang biasa dipakai oleh peternak yaitu memindahkan lobster yang sedang bertelur bersama peralon secara bersamaan. Cara ini akan membuat lobster merasa nyaman.

Budidaya lobster air tawar
Lobster moulting, saat-saat rawan
Indukan lobster membawa telur-telur yang menempel pada abdomennya selama kurang lebih sebulan. Selama sebulan tersebut, terjadi perkembangan mulai dari warna telur yang coklat menjadi kehitam-hitaman hingga pada akhirnya menetas menjadi burayak. Anakan-anakan lobster ini akan berjatuhan atau turun dengan sendirinya dari abdomen induknya. Biarkan semua burayak-burayak itu terlepas semua. Setelah terlepas semua, indukan lobster masih tetap dibiarkan di kolam ini. Jangan langsung dipindah, biarkan selama kurang lebih sebulan lagi.
Sehabis burayak-burayak melepaskan dari indukannya, para peternak budidaya lobster air tawar harus siap-siap mengawasi dengan seksama para indukan-indukan ini. Karena, indukan-indukan ini akan mengalami fase moulting atau pergantian kulit yang mana pada fase-fase tersebut sangat riskan terhadap perkembangannya. Indukan yang diketahui akan moulting, harus terisolasi dari lobster-lobster lainnya.

Perkembangan moulting ini tidak terjadi serta merta dalam satu hari, tapi mengalami beberapa tahapan. Biasanya mulai terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-20. Baik indukan betina maupun indukan jantan akan mengalami fase-fase moulting. Untuk indukan jantan, moulting akan terjadi setelah mengalami 4-5 kali kawin.
Pada saat kejadian moulting, kulit ekskeleton akan mengelupas yang merupakan tahapan awal dari pertumbuhan lobster. Ekskeleton lama akan tergantikan oleh ekskeleton baru. Pada awal perkembangan, kulit akan terasa sangat lunak, seiring perkembangannya, kulit pun mengeras sesuai dengan tumbuh kembang tubuhnya. Pada saat pembentukan kulit baru ini, lobster membutuhkan kalsium karbonat supaya kitin bisa terbentuk sempurna.

Bagi peternak budidaya lobster air tawar, peristiwa moulting ini harus mendapatkan perhatian yang ekstra. Pasalnya, baik indukan betina maupun indukan jantan sedang mengalami stress berat. Nafsu makan mereka turun drastis dan energinya terkuras habis. Mereka juga rentan terhadap serangan penyakit. Para peternak harus menjaga kualitas air tetap sehat dan sesuai untuk kehidupan lobster-lobster ini.

Pada hari ke-20, perkembangan kulit pada indukan-indukan ini sudah mengeras dan siap dikembalikan ke kolam indukan atau kolam-kolam lainnya. Pada awalnya, warna kulit ini tidak begitu mencolok. Seiring dengan perkembangannya, warna akan berubah lebih cerah dan mencolok.


Peternak budidaya lobster air tawar sudah bisa mulai memijahkan kembali. Rangsang indukan-indukan lobster dengan memberi pakan cacing tanah sebanyak 1-2 ekor dalam satu minggu. Pakan lainnya sebagai perangsang yaitu keong mas. Dengan pemberian pakan perangsang birahi ini, pada hari ke-7 hingga ke-20, induk betina siap berkopulasi dan siap bertelur kembali. Dengan demikian, proses pemijahan dari mulai moulting hingga kopulasi butuh waktu sekitar 3 bulan. dalam 1 tahun. Indukan lobster bisa mengalami proses pemijahan sebanyak 4 kali.

Budidaya Lobster Air Tawar, Proses Pemijahan

Berbeda dengan jenis-jenis dekapoda lainnya, selama proses pemijahan dalam budidaya lobster air tawar, indukan tidak boleh terkena senagatan sinar matahari. Hal ini dimaksudkan supaya kolam tidak ditumbuhi oleh lumut yang bisa berakibat mengganggu proses pemijahan itu sendiri. Selain harus terlindungi kolamnya, masukkan juga peralon berdiameter besar sehingga indukan betina merasa nyaman di dalam kolam.

Budidaya lobster air tawar proses pemijahan
Indukan lobster sedang bertelur
Sebelum proses pemijahan berlangsung, perlu ada tindakan perjodohan. Hal ini perlu dilakukan, karena tidak semua indukan betina maupun indukan jantan ada saling kecocokan. Apabila, indukan merasakan ada kecocokan, mereka akan terangsang birahinya dan langsung melakukan proses pemijahan. Para peternak biasanya memberikan pakan cacing tanah 2 kali seminggu untuk merangsang birahi indukan lobster ini. Tujuh hari setelah pemberian pakan cacing biasanya indukan sudah terangsang dan siap memijah.
Proses pemijahan budidaya lobster air tawar ini bisa dikatakan berhasil bila induk betina bergerak aktif mendekati indukan jantan. Indukan betina akan membalikan badan dengan posisi terlentang. Selanjutnya, indukan jantan akan meresponnya dengan mengawininya atau berkopulasi. Tampak selama mereka berkopulasi akan seperti huruf bentuk Y.

 Waktu proses kopulasi ini berlangsung pada sore hari atau malam hari. Hal ini sesuai dengan sifat dari family dekapoda yang merupakan hewan nokturnal. Lama kopulasi ini hanya terjadi secara singkat. Indukan betina yang bertelur tampak dari sosoknya yang menekuk ke dalam. Pada saat inilah, indukan betina ini siap dipisahkan dan dipindah ke kolam isolasi.

Selama proses pemijahan sama sekali tidak boleh ada gangguan yang mencolok. Mereka sangat sensitive dengan keadaan sekelilingnya. Jika mereka terganggu, proses kopulasi bisa gagal dan sulit untuk memijah lagi.


Langkah selanjutnya setelah proses pemijahan budidaya lobster air tawar yaitu memindahkan indukan betina ke dalam kolam tersendiri. Hal ini supaya indukan betina tidak diganggu oleh indukan lainnya yang bisa mengakibatkan telur-telur berhamburan. Proses pengambilan indukan-indukan ini juga harus hati-hati. Jangan sampai membuat kaget indukan-indukan ini yang mengakibatkan gerakan keras sehingga merontokkan telur-telur yang masih menempel.

Budidaya Lobster Air Tawar, Pemilihan Indukan

Dalam budidaya lobster air tawar, setelah persiapan kolam telah selesai, faktor pemilihan indukan merupakan hal yang sangat penting untuk bisa tercapai keberhasilan budidayanya. Indukan lobster air tawar biasanya dijual dalam 1 set dari hatchery atau peternak. Satu set indukan terdiri dari 5 betina dan 3 jantan. Belilah yang benar-benar unggul sebagai awal modal Anda karena pemilihan indukan menentukan keberhasilan usaha ternak lobster air tawar kita selanjutnya.

Budidaya lobster air tawar pemilihan indukan
Indukan betina lobster air tawar
Pemilihan indukan memang dibutuhkan kejelian. Kita tidak boleh sembarangan memilih calon indukan. Indukan yang unggul dapat dilihat dari ukuran dan kemampuan bertelurnya. Usia indukan betina yang sudah 6-9 bulan yang telah mampu bertelur belum menjamin kalau indukan tersebut unggul. Disarankan, ambil indukan lobster air tawar yang telah berumur 2 tahun. Pada usia tersebut, kemampuan bertelurnya sedang mencapai puncaknya dan telah terlihat jelas potensinya.

Pemilihan indukan betina memang sangat penting dalam budidaya lobster air tawar. Indukan betina unggul mampu bertelur sebanyak 200-300 telur. Seiring bertambahnya usia, kemampuan bertelurnya akan semakin meningkat. Pada umur 4 tahun bisa mencapai 500-800 butir telur. Panjang indukan sudah mencapai sejengkal. Ruas dada sudah berkembang panjang dan besar. Telur-telur yang muncul akan menempel di sepanjang abdomen yang dilapisi oleh selubung transparan. Pada umur 4-5 tahun, lobster air tawar bisa bertelur dengan jumlah sampai 1000 butir.

Untuk memperoleh indukan lobster air tawar yang unggul termasuk sulit. Dari 100 ekor calon indukan hasil seleksi, hanya bisa diperoleh sejumlah 1-2% indukan betina yang pantas memenuhi persyaratan unggul. Untuk indukan jantan, tidak begitu sesulit seperti dalam pemilihan indukan betina lobster air tawar.


Dalam budidaya lobster air tawar, faktor pemilihan indukan betina memang harus benar-benar teliti. Ciri indukan betina lobster yang unggul ditandai dengan adanya 2 bulatan yang tampak besar dan berwarna gelap. Bulatan-bulatan ini berada di sisi kiri dan kanan. Tapi perlu diingat, memang hampir semua lobster betina memiliki 2 bulatan yang serupa. Namun, yang benar-benar mencolok itulah yang berpeluang besar sebagai indukan betina unggul.

Budidaya Lobster Air Tawar, Persiapan Kolam

Budidaya lobster air tawar bisa jadi pilihan tepat bagi Anda yang punya hasrat usaha di bidang perikanan, tapi tidak punya lahan yang luas. Ukuran kolam pemeliharaan tidak perlu luas, cukup berukuran 80 cm x 40 cm x 40 cm. Kualitas air harus tetap terjaga, mulai dari suhu di kisaran 24-33 derjata Celcius, pH air 6,1, kadar zat besi rendah. Jenis lobster air tawar yang dibudidayakan, antara lain; Cherax quadricarinatus, Cherax destructor dan Procambarus ciarkii.

Budidaya lobster air tawar
Kolam Lobster Air Tawar
Supaya pertumbuhan lobster sempurna, kolam dilengkapi dengan aerator dan peralon. Aerator harus diletakkan di tengah kolam pemeliharaan dan dijepit dengan dua lempengan kaca. Hal ini dimaksudkan supaya lobster tidak bisa merangkak naik keluar dari kolam. Peralon berfungsi sebagai tempat persembunyian lobster. Pilih peralon yang berbentuk T atau standar. Untuk indukan, dibutuhkan peralon berdiameter 5 cm dengan panjang 10 cm. Sedangkan untuk udang yang berukuran 2,5-7 cm memakai peralon berdiameter 3 cm.

Dalam budidaya lobster air tawar, pipa peralon dipakai untuk selama hidup lobster-lobster yang dipelihara. Sejak burayak sampai dewasa tetap menggunakan peralon. Yang berubah hanya ukuran diameternya saja supaya sesuai dengan ukuran tubuh lobster. Selain bahan dari peralon, bahan alternatif seperti batu bata berlubang atau genteng bisa juga dipakai.

Ada dua kolam yang diperlukan, yaitu kolam pemijahan dan kolam untuk indukan yang sudah bertelur. Kolam pemijahan memang hanya ditujukan untuk memijah. Sedangkan kolam indukan yang sedang bertelur memang harus tersendiri. Para peternak biasanya membuat kedua kolam tersebut dalam satu wadah yang sudah dimodifikasi ada penyekatnya. Setelah lobster diketahui telah bertelur, tinggal dipisahkan dari koloni kolam pemijahan. Lobster yang sedang bertelur ini terisolasi dengan kawan-kawannya selama 10-14 hari hingga burayak turun dari tubuhnya.


Teknik budidaya lobster air tawar untuk pembesaran burayak, para peternak biasanya membuat kolam bak semen dengan ukuran 3 m x 1 m x 0,6 m. Ukuran kolam segitu bisa menampung 300 anakan burayak lobster air tawar. Kolam pembesaran juga dilengkapi dengan akuator. Sama dengan kondisi kolam pemijahan, aerator harus dijepit dan diletakkan di tengah kolam supaya lobster tidak merangkak naik. Letakkan juga peralon dengan diameter dan panjangnya kecil sebagai tempat persembunyian anakan lobster.

Budidaya udang galah laba besar dan lebih cepat panen

Sekarang ini, ada varietas baru dalam budidaya udang galah yang pertumbuhannya cepat sehingga panen pun lebih singkat. Hasil kreasi dari para peneliti di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (BPPAT), Sukamandi menamakannya Genetic Improvement of Macrobrachium Rosenbergii (GIMacro). Dari data yang terekam, pada umur 4 bulan, berat rata-ratanya antara 36-50 gram per ekor. Bandingkan dengan udang galah biasa yang berat rata-ratanya berkisar di angka 18-21 gram per ekor. Dengan menebar udang varietas GIMacro, potensi produksinya bisa mencapai 2,6 ton per hektar.

Bagian tubuh yang bisa dimakan (edible portion) lebih banyak 13,74% dibandingkan udang galah biasa. Bagian karapas GIMacro lebih kecil sehingga proporsi dagingnya menjadi lebih banyak. Udang galah varietas ini juga relatif tahan terhadap penyakit, mudah beradaptasi, bisa dibudidayakan dari dataran rendah hingga pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Rata-rata pertumbuhannya lebih cepat sekitar 38,8%.
Budidaya udang galah
Udang Galah

Budidaya udang galah, pencarian panjang varietas GIMacro
Varietas udang galah ini merupakan hasil penelitian dari perbaikan mutu yang dilakukan terus-menerus sejak tahun 1992. Tiga sub populasi udang galah dari Kalipucang, Cimanuk dan Sungai Musi telah memberikan sumbangsih genetik pada GIMacro. Misalnya saja, keunggulan dari udang galah Sungai Musi memiliki daya adaptasi yang tinggi. Udang galah tanjung air memiliki karapas lebih pendek. Udang galah Kalipucang memiliki daya adaptasi tinggi dan tahan terhadap penyakit.

Proses tahapan seleksi yang telah dilakukan, setiap sub populasi diwakili 6 keluarga. Setiap keluarga diwakili 5 individu yang merupakan wakil terbaik. Karakter udang diseleksi dengan metode dressing out sehingga dapat diketahui rataan beratnya. Sub populasi udang dari Sungai Kalipucang, Cimanuk dan Musi memiliki bobot rata-rata 70 gram. Sedangkan udang galah sungai Musi berbobot 75 gram.

Proses domestikasi udang galah tersebut sampai pada turunan ke-4 (G4), ketiga sub populasi itu dipakai sebagai populasi dasar pembentuk varietas baru. Dengan berbagai keunggulan dari masing-masing sub populasi udang tersebut dijadikan satu varietas baru yang disebut GIMacro. Bisa diamati dari panjang GIMacro 13-17,5 cm yang lebih besar dibandingkan dengan udang galah biasa yang hanya 10-11,7 cm.

Potensi budidaya udang galah varietas GIMacro
Udang galah ini merupakan hasil pemuliaan dari BPPAT yang memiliki karakteristik keunggulan spesifik dan memiliki daya adaptasi tinggi. Udang ini bisa dipelihara di perairan terbuka seperti waduk atau danau. Hasil uji coba pemeliharaan di perairan terbuka, pada umur 9 bulan, beratnya telah mencapai 90 gram per ekor. Pada awal penebaran bobotnya hanya 3-4 gram per ekor. Pemeliharaan selama 4,5 bulan, beratnya 32 gram per ekor. Pembesaran selama 6 bulan, bisa dihasilkan udang galah konsumsi per kilogram berisi 24-26 ekor.
Pertumbuhan udang galah GIMacro yang relatif pesat ini memungkinkan produksi telurnya juga tinggi. Segmen usaha pembenihan udang galah ini pun memliki prospektif yang tinggi. Jumlah telur yang diproduksi per ekor induk bisa mencapai 477-587 butir tiap gram bobot tubuh dengan daya tetas 66,27-80%. Kematangan gonad pertama udang jantan dan betina terjadi pada saat umur 4 bulan.


Persyaratan budidaya udang galah varietas GIMacro yaitu tambak dengan hamparan luas air tawar yang cukup dan beriirigasi baik. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 25% dengan dosis pemberian pakan 3% dari berat total udang yang dipelihara setiap harinya. Estimasi kelangsungan hidup lebih dari 87%. Konversi pakan 2,7 dengan potensi produksi saat panen mencapai 2,6 ton/hektar. Sangat menarik bukan?