Perlu diperhatikan bagi para
peternak budidaya lobster air tawar, 24 jam pertama burayak-burayak terlepas
atau turun dari abdomen induk merupakan masa kritis pertama bagi
burayak-burayak tersebut. Burayak-burayak ini hanya tampak matanya saja. Mereka
sudah mulai berenang dan melayang-layang di dalam air. Pada perkembangan
burayak, masa-masa kritis akan terus dilewati hingga burayak mengalami moulting
pertama. Dari sekian banyak jumlah burayak-burayak tersebut, yang tersisa
paling hanya 10-20% saja yang berhasil melewati sampai tahap moulting pertama.
Moulting pertama ini terjadi pada 2 minggu pertama sejak burayak-burayak
terlepas dari induknya.
Lobster siap panen |
Selama budidaya lobster air tawar
berlangsung, umur lobster yang bisa tercapai sejak telur hingga dewasa
bervariasi di tiap peternak. Hal ini tergantung pada perawatan dan pemeliharaan
si peternak itu sendiri. Bagi peternak pemula, angka kematiannya bisa mencapai
50%. Bagi peternak yang jam terbangnya telah lama, angka kematiannya bisa ditekan
sampai 20%. Untuk menekan kematian lobster, peterna ada yang memeliharanya di
akuarium khusus dan dikontrol secara intens saat terjadi moulting.
Masalah kanibalisme masih menjadi
momok bagi peternak lobster. Terutama saat lobster mangalami moulting. Teman-temannya
bisa menyantap lobster yang sedang moulting tanpa diketahui. Selain kanibalisme,
aerator harus tetap nyala sepanjang hari. Bila listrik padam, aerator jelas tak
berfungsi yang bisa berakibat pada minimnya pasokan oksigen terlarut. Lobster yang
tak mendapat asupan oksigen dari aerator selama 4-5 jam bisa mengakibatkan
lobster megap-megap yang pada akhirnya mati. Untuk mengatasi hal ini, kurangi
ketinggian air kolam hingga hanya tersisa 5 cm saja. Cara ini akan memberi
kesempatan lobster untuk bernapas. Pemeliharaan selama 1-1,5 bulan di kolam
pembesaran sudah menghasilkan lobster-lobster siap panen.