Showing posts with label Obat herbal. Show all posts
Showing posts with label Obat herbal. Show all posts

Daun Kapur Terbukti Ampuh Melawan Plasmodium Penyebab Malaria

Mei 2009, bulan sibuk bagi Rachel Turalely. Ia mengurus segala keperluan untuk menjadi mahasiswa pascasarjana Program Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada. Di tengah kesibukannya, Rachel terserang demam. Tubuhnya panas-dingin; ia menggigil hebat akibat demam tinggi, tapi keringat mengucur deras. Perutnya mual dan akhirnya muntah. Beranjak dari tempat tidur pun Rachel Turalely tak mampu. Sepekan lamanya perempuan kelahiran Ambon, 10 Januari 1982 itu meringkuk di bawah selimut di sebuah rumahsakit di Ambon, Maluku. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan Rachel positif menderita malaria tersiana akibat Plasmodium vivax.

Tak kunjung membaik, Rachel memutuskan pulang. Seorang kerabat yang menjenguk memberikan ekstrak daun kapur Harmsiopanax aculeatus. Bentuknya cair dalam botol bervolume 30 cc. Obat tradisional khas Ambon itu dipercaya sebagai antimalaria. Ia pun meneteskan cairan itu ke mata Rachel. Frekuensi penetesan sekali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ketiga, Rachel sembuh. Suhu tubuhnya normal, mual, dan muntah hilang.

Efektif
Ahli penyakit tropis di Rumahsakit Hasan Sadikin, dr Primal Sudjana SpPD mengatakan Plasmodium falciparum spesies paling membahayakan spesies paling membahayakan lantaran menyebabkan infeksi akut pemicu kematian. Tiga spesies lain penyebab malaria adalah Plasmodium vivax penyebab malaria tersiana, Plasmodium malariae (malaria kuartana), dan Plasmodium ovale (malaria pernisiosa). Nyamuk anopheles betina menularkan parasit itu ketika menggigit tubuh manusia. Parasit lantas masuk ke aliran darah. Setengah jam kemudian tiba di sel hati dan berbiak cepat. Setiap sporozit menghasilkan hingga 40.000 merozoit.

Selang 1-6 pekan, parasit kembali ke aliran darah dan masuk ke dalam sel darah merah. Sel darah merah kemudian pecah karena aktivitas parasit dan melepaskan 6-24 parasit baru per sel darah merah. Celakanya setiap parasit baru itu mampu mengulangi siklusnya di dalam sel darah merah lain. Ketika sel darah itu pecah, tubuh pasien menggigil karena racun yang dikeluarkan parasit. Rusaknya sel darah merah berdampak pada anemia, limpa, dan hati membesar. Tingkat kesembuhan penderita malaria berbeda-beda, mulai 1 minggu hingga lebih dari 1 bulan. Pengalaman sembuh dari malaria mendorong Rachel membuktikan keampuhan daun itu sebagai antimalaria. Ia menguji khasiat daun kapur secara in vivo dan in vitro.

Pada 2010, Rachel mengekstraksi daun kapur dengan solven yang polaritasnya semakin meningkat (heksan, etil asetat, dan metanol). Itu untuk memisahkan senyawa-senyawa di dalamnya sesuai dengan polaritasnya. Ia lalu menguji aktivitas antiplasmodium ketiga ekstrak itu secara in vivo pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei selama 4 jam. Plasmodium berghei merupakan penyebab malaria pada hewan pengerat dan terbukti analog dengan Plasmodium penyebab malaria pada manusia dalam hal struktur sel, fisiologi, dan siklus hidup.

Rachel membagi mencit menjadi 6 kelompok. Ia memberi akuades kepada grup pertama sebagai kontrol. Sementara kelompok 2-5 mengonsumsi ekstrak metanol daun kapur dengan konsentrasi masing-masing 400 mg, 200 mg, 100 mg, 50 mg, dan 25 mg per kg bobot tubuh setiap hari. Pemberian ekstrak metanol daun kapur berdosis 80 mg, 40 mg, 20 mg, 10 mg, 5 mg, 2,5 mg, dan 1,25 mg per kg bobot tubuh setiap hari. 

Ia memberikan ekstrak secara injeksi sebanyak 0,2 ml selama 4 hari per mencit dimulai dari 2 jam setelah terinfeksi Plasmodium berghei. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kapur yang mengandung komponen senyawa polar memiliki aktivitas antiplasmodium sangat baik dengan effective of dose 50% (ED50) sebesar 16,16 kg/mg bobot tubuh. Ekstrak etil asetat daun kapur tidak aktif (ED50 = 2074,02 mg/kg bobot tubuh) dan aktivitas ekstrak heksan daun kapur sedang dengan nilai ED50 = 467,58 mg/kg bobot tubuh.

Hemoglobin
Menurut Dr Ratna Asmah Susidarti MS. Apt, dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Plasmodium mendapat makanan dengan memecah hemoglobin menjadi hem dan globin. Hem bersifat racun bagi parasit, sehingga parasit akan mengubah hem menjadi hemozoin atau pigmen malaria yang tidak toksik. Bila polimerisasi hem dihambat, maka parasit mati. Polimerisasi hem merupakan suatu mekanisme pertahanan Plasmodium dalam mengubah Ferriprotoporfirin IX (FPIX) yang bersifat toksik bagi Plasmodium.

Berdasarkan hasil penelitian Rachel, fraksi yang paling kuat dalam menghambat polimerisasi hem adalah Fraksi 8 (FG8) karena memiliki nilai inhibitation of concentration 50% (IC50) terkecil yaitu sebesar 18,22 mikrogram/ml. Analisis lebih lanjut diketahui kandungan senyawa dalam FG8 ekstrak metanol, antara lain: minyak asiri eugenol, asam palmitat, isopropil miristat, dan metil palmitat. Senyawa-senyawa tersebut diduga berpotensi menangkal malaria. Sampai saat ini, Rachel masih melanjutkan penelitiannya terkait potensi daun kapur sebagai antimalaria.

Daun kapur tumbuh di hutan terbuka dalam jumlah banyak. Ciri tanaman anggota famili Araliaceae itu, antara lain panjang tunas muda 10-35 cm, kelopak bunga berambut putih. Petal bunga kapur hijau muda dan kecil, benangsari lebih panjang daripada mahkota bunga, tangkai sari berwarna putih, buah berambut, panjang tangkai daun 10-40 cm, dan daun berguguran ketika mulai berbunga. Tanaman itu tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Masyarakat Maluku Tengah secara turun temurun memanfaatkan daun sebagai obat antimalaria.

Bukti ilmiah khasiat daun kapur tentu saja menjadi kabar baik bagi dunia pengobatan malaria. Pasalnya, penderita malaria di Indonesia tergolong tinggi. Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan pada 2010 diperkirakan 216 juta orang di seluruh dunia terkena malaria dengan tingkat kematian 655.000 orang. Data WHO pada 2012 menyatakan Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi jumlah kasus malaria se-Asia tenggara. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Kementerian Kesehatan RI pada 2013 menunjukkan prevalensi malaria di Indonesia mencapai 6%.

Sumber: Trubus 537- Agustus 2014/XLV hal 90.

Tulang Kuat Karena Kelor

Bangun dari tempat tidur menjadi siksaan berat bagi Fari Rudiati. Perempuan berusia 57 tahun itu kerap menahan rasa sakit ketika harus mengubah posisi tubuh dari duduk menjadi berdiri. Sepelan apa pun gerakannya, terdengar kruuk..., bunyi tulang beradu. Aktivitas Fari pun terbatas lantaran lebih sering berbaring di tempat tidur. Fari menderita osteoporosis alias kondisi tulang rapuh.
Tulang Kuat Karena Kelor
Daun kelor
Ia merasakan gejala penyakit itu pada suatu pagi pada pertengahan Juni 2010. Kala itu, ia akan menyetir mobil untuk pergi ke pasar. Ketika hendak duduk, sakit luar biasa di bagian lutut tiba-tiba mendera. Dari telapak kaki hingga pinggang, ia merasakan nyeri hebat, pegal, dan linu. Ia pun tak bisa lagi menyetir mobil dan menyerahkan urusan belanja kepada suaminya. Peristiwa itu terjadi berulang.

Hormon estrogen
Osteoporosis suatu keadaan pada tulang manusia yang mengalami penyusutan massa kalsium. Biasanya osteoporosis terjadi setelah perempuan menopause atau orang yang mengalami malnutrisi berupa kekurangan kalsium. Begitu menopause, produksi hormon estrogen berhenti atau berkurang. Menurut A Artanto Dibyosubroto SpOT, FICS, dari Rumahsakit Umum Kudus, Jawa Tengah, "Pada wanita, hormon estrogen berkurang ketika memasuki masa menopause karena rahim tempat produksi estrogen terbanyak sudah tidak dapat berproduksi lagi," Akibatnya perempuan rentan osteoporosis.

Kementerian Kesehatan pada 2013 mencatat prevalensi osteoporosis pada perempuan berusia kurang dari 70 tahun mencapai 18-36%, pria 20-27%. Prevalensi osteoporosis untuk perempuan berusia lebih dari 70 tahun sebesar 53%, sedangkan pria 38%. Laki-laki tidak pernah mengalami menopause, maka kehilangan massa tulang yang besar seperti pada perempuan tidak pernah terjadi. Namun kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol justru meningkatkan risiko osteoporosis.

Makin bertambah usia, kian tinggi risiko osteoporosis. Setiap peningkatan umur satu dekade setara peningkatan risiko osteoporosis 1,4-1,8 kali. Itu berkaitan dengan menurunnya kadar estrogen. Keberadaan hormon itu memang memiliki efek langsung pada tulang. Secara tak langsung estrogen berpengaruh terhadap penyerapan kalsium di usus, ekskresi kalsium di ginjal, dan sekresi hormon paratiroid. Secara langsung, kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan formasi tulang dan menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas.

Untuk mengurangi rasa sakit, Fari mendatangi dokter spesialis orthopedi. Saat itulah dokter mendiagnosis ia menderita gejala osteoporosis. Dokter memberi resep obat glukosamin 3 kali sehari. Dokter juga menyarankan agar Fari mengurangi aktivitas. Pasalnya, pelumas di lutut Fari hampir habis sehingga Fari rentan patah tulang jika terjatuh. Namun, kesembuhan belum juga datang. "Setelah minum obat, bunyi "kruk" berkurang, tapi muncul lagi beberapa saat kemudian. Saya jadi ketergantungan obat," kata Fari.

Kaya kalsium
Dua tahun sudah Fari Rudiati terbelenggu osteoporosis. Pada Mei 2012, seorang rekan menyarankan agar ibu 3 anak itu mengonsumsi daun kelor. Keesokan hari mulailah Fari mengonsumsi seduhan daun kelor 2 gelas sehari, pada pagi hari. Ia menyeduh herbal itu dalam 300 ml air mendidih selama 15 menit. Untuk mengurangi rasa pahit, wanita kelahiran 2 Februari 1957 itu mencampur dengan madu. 

"Tubuh saya terasa ringan dan bisa bergerak bebas setelah meminum daun kelor," ujar Fari. Selain mengonsumsi seduhan daun, Fari juga kerap mengonsumsi sayur daun kelor. Sejak rutin mengonsumsi teh dan sayur daun kelor, Fari tidak merasakan lagi letih dan lemah. Perubahan lain, ia mampu berjalan keliling kompleks perumahannya. Itu terjadi 2 bulan setelah rutin mengonsumsi teh daun kelor. Malah berikutnya, ia bisa berjalan mendaki bukit ketika berwisata di Jawa Tengah.

"Rekan-rekan seusia heran dengan badan saya yang masih fit meski sudah berjalan jauh," ujarnya. Meski demikian, ia tetap melanjutkan konsumsi teh daun kelor untuk menjaga stamina. Menurut dr Prapti Utami, daun kelor mengandung kalsium 4 kali lebih tinggi daripada susu. Kalsium berperan membangun kembali tulang-tulang yang lemah. Daun kelor juga mengandung berbagai zat yang diperlukan tubuh seperti protein, zat besi, dan vitamin.

Selain konsumsi teh daun kelor secara rutin, pencegahan osteoporosis lain dengan menerapkan gaya hidup sehat. "Para manula harus lebih banyak bergerak, misalnya berjalan santai di pagi hari," ujar dr Prapti. Saat bergerak, tulang akan mengikat kalsium lebih banyak daripada yang jarang bergerak. Riset Sanganna Burali dan rekan dari Maratha Mandal College of Pharmacy, Belgaum, India, membuktikan secara ilmiah keampuhan daun kelor dalam mengatasi osteoporosis. Dalam uji ilmiah itu Sanganna melibatkan 24 tikus betina albino yang terbagi dalam 4 kelompok masing-masing 6 ekor.

Kelompok pertama sebagai kontrol positif, sedangkan ovarektomi adalah tindakan mengambil ovarium tikus melalui pembedahan untuk mengondisikan keadaan osteoporosis pada tikus betina. Setelah rahim terambil, tikus bakal mengalami menopause. Sanganna lalu memberi 0,15 mg per kg bobot tubuh hormon estradiol pada kelompok 3 dan 600 mg per kg bobot tubuh ekstrak etanol daun kapur pada kelompok 4. Kelompok 2 tidak mendapat perlakuan apapun dan berfungsi sebagai kontrol negatif.

Tiga bulan berselang, Sanganna mengambil tulang femur tikus, memotong melintang untuk melihat penampang trabekula pada tulang tikus. Trabekula adalah jaringan konektif padat, kaya kolagen, dan elastis. Hasilnya menggembirakan, trabekula tikus kelompok 4 yang semula osteoporosis itu terlihat besar dan tidak patah-patah. Riset praklinis itu membuktikan bahwa daun kelor mampu mengatasi osteoporosis.

Sumber Trubus 537-Agustus 2014/XLV hal 86-87

Daun Sirsak Hambat Perkembangan Sel Kanker Langka

Benjolan di perut sebelah kiri awal derita S Daud, nama samaran. Daud mengetahui benjolan seukuran telur ayam itu saat mandi setelah bekerja pada Februari 2012. Semula, ia menganggap biasa kehadiran benjolan itu karena tidak menimbulkan nyeri. "Saya mengira benjolan itu otot perut yang mengeras," kata pria kelahiran Bandar Lampung itu.

Atas saran istri dan menghilangkan penasaran ia memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di rumahsakit terdekat. Berdasarkan hasil rontgen diketahui bahwa benjolan itu berisi cairan. Dokter pun menyarankan Daud menjalani operasi. Semula Daud menolak karena khawatir operasi berdampak negatif bagi kesehatannya.

Kanker langka
Dokter lalu membekali Daud obat yang berkhasiat mengempiskan benjolan. Tiga bulan mengonsumsi obat itu, ukuran benjolan tidak berubah. Akhirnya Daud mengikuti saran dokter untuk menjalani operasi pada Oktober 2012. "Kurang lebih mirip operasi caesar," kata Daud. Pascaoperasi, Daud mesti menjalani rawat inap untuk memulihkan kondisi kesehatan. 

Ia menduga hanya sekitar 3 hari berada di rumahsakit. Namun, ternyata ia dirawat selama 14 hari. Musababnya setelah operasi tubuh Daud lemas. Selain itu, ayah 2 anak itu tidak bisa menggerakan kedua kakinya. Informasi dari dokter menyatakan kaki Daud yang tidak bisa bergerak karena dampak operasi pertama.

Selain mengonsumsi obat, Daud juga menjalani fisioterapi agar kakinya berfungsi kembali. Sebelum pulang, Daud menjalani serangkaian tes seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memastikan kondisi kesehatannya. Hasil tes itu menunjukkan benjolan di perut Daud malignant fibrous hystiocytoma (MFH) seukuran apel. "Itu kanker langka dengan prevalensi 1 banding 1.000," kata Daud menirukan ucapan dokter.

Ahli bedah kanker di Rumahsakit Umum Pusat Dr M Djamil, Padang, Sumatera Barat, Prof Dr H Azamris SpB(k)Onk seperti dinukil "Majalah Kedokteran Andalas," menyatakan MFH sarkoma yang terjadi pada jaringan lunak. Tampilan klinis umum malignant fibrous hystiocytoma lazimnya suatu massa jaringan lunak yang membesar dan tidak nyeri. MFH bisa melekat pada paru-paru, ginjal, jantung, hidung, dan mulut.

Selain itu, MFH juga bisa terjadi di bagian perut seperti yang Daud alami. Namun, persentase kejadian terbesar, 70-75%, MFH terutama pada anggota badan seperti tangan dan kaki. Menurut ahli bedah ortopedi dari Cornell University, New York, Amerika Serikat, Carol D Morris MD MS, pada 2008 Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengubah nama MFH menjadi pleomorphic sarcoma not otherwise specified.

Sebab sel MFH berkembang tidak terdiferensiasi. Meskipun begitu, karena belum ada cara yang pasti menangani tumor itu, istilah MFH masih digunakan oleh pasien dan dokter. MFH lazim ditemui pada orang berusia 50-70 tahun, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada seseorang di bawah umur. Daud mengidap kanker MFH ketika berusia 37 tahun. 

Azamris juga mengatakan tumor ini sulit dikenali secara klinis. Sebab pembengkakan jaringan yang terjadi tanpa gejala dan berada di dalam jaringan lunak yang dapat ditekan. Jika tumor membesar pun tidak menimbulkan keluhan. Daud juga tidak merasakan nyeri dengan kehadiran benjolan itu. Menurut Carol, rasa nyeri muncul karena sel kanker menyentuh sel syaraf.

Tumbuh lagi
Daud kaget bukan kepalang mendengar hasil diagnosis dokter. Tak pernah terbayangkan dalam benak Daud bakal terserang kanker. Dokter yang memeriksa merujuk Daud melanjutkan pengobatan ke rumahsakit di Jakarta. Tim dokter yang berjumlah 14 personel menyarankan Daud untuk menjalani operasi ulang. Sebab, masih ada sel kanker tersisa bekas operasi pertama.

Daud gamang dengan kondisi itu. Musababnya, kondisi ayah 2 anak itu lemas dan jahitan bekas operasi pertama belum sembuh benar. Namun, jika operasi tidak dilakukan, kanker semakin membahayakan. Demi meraih kesembuhan, Daud pun menyetujui saran tim dokter itu. Sambil menunggu waktu operasi tiba, ia mencari informasi seputar pengobatan alternatif seperti herbal.

Pada November 2012, sang istri menyarankan Daud berkonsultasi ke dokter sekaligus herbalis di Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Paulus Wahyudi Halim MedChir. Sang istri mengetahui informasi itu setelah membaca majalah yang mengulas pengalaman pasien kanker yang kondisinya membaik setelah berobat ke dr Paulus. Daud menyetujui saran sang istri dan berkonsultasi ke Paulus.

Berdasarkan rekam medis dan hasil pemeriksaan, Paulus meyakini benjolan itu kanker ganas. Kanker itu bermula dari sel histiosit-salah satu sel penyusun daya tahan tubuh-yang perkembangannya tak terkendali. Kanker itu tergolong langka karena sel histiosit jarang berubah menjadi sel kanker.

Dokter alumnus Universitas Degli Studi Padova, Italia, itu juga baru pertama kali menangani kanker itu selama membuka praktik dokter di Serpong. Paulus lalu memberikan Daud kombinasi herbal seperti daun sirsak Annona muricata, kulit manggis Garcinia mangostana, dan rimpang kunyit putih Curcuma zedoaria, keladi tikus Typhonium flagelliformae, dan buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa.

Ia meresepkan daun sirsak, kulit manggis, dan kunyit putih berupa kapsul, sedangkan keladi tikus dan mahkota dewa berupa simplisia. Salaman mengonsumsi ketiga jenis kapsul itu 3 kali sehari. Sementara untuk mengonsumsi serbuk, ia menyeduh 2 gram keladi tikus dan 2 gram irisan kering buah mahkota dewa dalam 1 gelas air panas. Setelah hangat, air seduhan itu dikonsumsi. Minuman itulah yang ia konsumsi 3 kali sehari.

Dosis tinggi
Sepekan setelah rutin mengonsumsi daun sirsak dan herbal lain itu, kondisi Daud kian membaik. Ia merasa bugar. Sebulan kemudian, ia mulai beraktivitas normal. Semula ia hanya berbaring di tempat tidur, tapi kini ia mulai bekerja di kantor. Kini Daud masih mengonsumsi herbal agar MFH semakin mengecil. Agar, "Kesehatan saya semakin membaik," kata Daud.

Menurut dokter yang pernah bertugas di beberapa negara di Afrika itu fungsi utama semua herbal yang diresepkannya sebagai antikanker. Paulus memberikan daun sirsak dan kulit manggis dosis tinggi untuk mengimbangi pertumbuhan sel kanker yang cepat.

Menurut Paulus, fungsi daun sirsak seperti kemoterapi. Daun kerabat srikaya itu merusak sel kanker dengan menghentikan pasokan energi berupa adenosin trifosfat (ATP). Dampaknya mitosis atau pembelahan sel kanker pun terhambat. Sel kanker membelah sangat cepat, yakni setiap 2-5 jam; sel normal, 7-14 hari. Pembelahan cepat keruan saja memerlukan energi besar dari ATP.

Jika pasokan energi berkurang akibat ATP terhambat, maka aktivitas sel kanker melamban, dan terjadi apoptosis alias program bunuh diri sel. Agar penyembuhan berjalan lancar Paulus melarang Daud mengonsumsi daging. Sebab daging bersifat asam dan mengandung hormon stres sehingga menurunkan daya tahan tubuh.

Sumber: Trubus 537-Agustus 2014/XLV hal. 82

Daun Sirsak Memulihkan Gangguan Penglihatan Akibat Katarak

Betapa pedih hati Eliana Margaretha, bukan nama sebenarnya, menyaksikan cucu kesayangan belajar membaca. Musababnya, ia tak bisa membantu sang cucu mengenali abjad di buku bacaan. "Huruf seperti k, h, b, d, i, dan l tampak sama," ujar Eliana. Bahkan, wajah cucunya pun hanya terlihat samar di mata wanita berusia 58 tahun itu. Nenek 2 cucu itu juga sulit menyaksikan tayangan televisi. Gambar di layar kaca itu kelihatan kabur. Matanya hanya mampu menangkap sosok orang sebagai benda putih.

Pandangan terbatas hanya beberapa meter. Matanya, terutama yang kanan, kerap gatal, perih, dan terasa mengganjal. Gangguan itu sampai menghambat aktivitasnya. Harap mafhum, meski sudah pensiun, ia aktif mengikuti arisan di kompleks perumahannya. Ibu 2 anak itu hanya bisa mengenali tetangganya dari suara. Ia pun kerap dituduh sombong lantaran enggan menegur tetangganya. "Padahal justru saya takut salah panggil," kata Eliana. Ia tidak memeriksakan diri ke rumahsakit lantaran takut mengetahui diagnosis dokter. Dari beberapa sumber yang ia baca, Eliana yakin ia menderita katarak.

Mata keruh
Menurut dr Gilbert WS Simanjuntak, SpM dari rumahsakit PGI Cikini, Jakarta Pusat, katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Lensa yang keruh menyebabkan cahaya sulit mencapai retina dan menghasilkan bayangan kabur pada retina. Efeknya penderita tidak bisa melihat objek dengan jelas. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata bervariasi.

Penderita kadang tidak menyadari terserang katarak lantaran kekeruhan tidak di bagian tengah lensa mata. Penyakit itu terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Menurut Gilbert, katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain. Namun, katarak dapat terjadi di kedua mata dalam waktu bersamaan.

Gilbert menyatakan bahwa katarak bukan disebabkan pemakaian mata yang berlebihan. Kebanyakan kasus katarak terjadi karena proses degeneratif sel-sel saraf pelapis lensa mata. Menurunnya fungsi sel saraf seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Penderita katarak biasanya berusia 50 tahun ke atas. Namun, katarak dapat menyerang mata bayi karena ibu terinfeksi virus saat hamil muda.

Penanggulangan katarak hanya dapat diatasi melalui operasi. Namun, jika gejala katarak tidak mengganggu, penanganan sementara cukup dengan mengganti kacamata. Untuk mencegahnya, Gilbert menganjurkan perbaikan kualitas visual pasien. Antara lain: menggunakan pencahayaan yang lebih terang di rumah, menghentikan konsumsi rokok maupun alkohol, dan menggunakan kacamata pelindung dari radiasi ultraviolet jika keluar rumah.

Salah satu penyakit degeneratif pemicu katarak adalah diabetes mellitus. Kencing manis mengganggu pembuluh darah halus (mikro) sehingga pasokan nutrisi ke mata terhambat. Eliana termasuk penderita diabetes dengan kadar gula 400 mg/dl, jauh melebihi kadar gula normal 110-159 mg/dl.

Membaik
Jalan kesembuhan terbuka ketika ia mendengar acara di sebuah radio yang memperdengarkan pentas bincang bersama Ning Harmanto, herbalis di Koja, Jakarta Utara. Sehari berselang, ia mendatangi klinik Ning Harmanto. Ning memberikan daun sirsak Annona muricata dan ramuan herbal kombinasi yang mengandung pegagan Centella asiatica dan ashitaba (Angelica keiskei). Eliana mengonsumsi daun sirsak dan herbal lain dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Dua hari pascakonsumsi, ia justru mual dan pusing. Namun, berikutnya ia merasakan tubuhnya lebih segar. "Penglihatan menjadi lebih terang," ujarnya.

Selain teratur mengonsumsi daun sirsak, Eliana juga menerima terapi akupunktur dari Ning. Tujuannya memperlancar aliran darah. Dua bulan pascakonsumsi, Eliana mampu membedakan huruf dan mengajari cucunya membaca. Berikutnya, ia mulai mengenali wajah orang di sekitarnya. Namun, masih ada selaput yang membayang di matanya sehingga Eliana tetap rajin mengonsumsi teh sirsak agar sembuh total.

Belum ada riset senyawa yang bisa membuat anggota famili Annonaceae itu mengatasi gangguan mata. Namun, daun sirsak mampu menurunkan kadar gula darah, salah satu pemicu katarak. Penelitian Febbyola S. Moniaga dan rekan dari bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, membuktikan daun sirsak ampuh menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang telah diinduksi senyawa peningkat kadar gula darah. Hasil itu menunjukkan efektivitas daun dua kali lebih baik ketimbang insulin buatan yang beredar di pasaran.

Ning menuturkan, daun sirsak memiliki senyawa antioksidan tinggi, lebih tingg dibanding teh hijau. Senyawa antioksidan itu mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Itu sejalan dengan hasil penelitian Eka Purwatresna dari Departemen Biokimia, Institut Pertanian Bogor. Eka Purwatresna membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak mengandung flavonoid, alkaloid, dan tanin. Zat-zat itu menghambat enzim alfa-glukosidase hingga 89%. Alfa-glukosidase termasuk enzim yang memecah karbohidrat menjadi glukosa di usus halus.

Selain daun sirsak, kulit manggis juga terkenal memiliki antioksidan tinggi. Riset Dr Ir Raffi Paramawati dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Kotamadya Tangerang Selatan, Provinsi Banten, membuktikan kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel dan 8,3 kali jeruk. Nilai oxygen radical absorbance capacity (ORAC) xanthone atau senyawa aktif dalam kulit manggis yang berperan sebagai antioksidan mencapai 17.000-20.000.

Herbal lain yang meningkatkann kualitas penglihatan, antara lain: biji buah keben dan takokak. Pemakaiannya hanya dengan meneteskan langsung ke mata. Belum ada riset senyawa yang bisa membuat anggota famili Lecythidaceae itu mengatasi gangguan mata. Yang diketahui biji keben mengandung saponin sebesar 14%.

Menurut dr Hanny M Kartosen SpM, spesialis mata di RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, pemakaian herbal untuk memperbaiki lensa mata, memerlukan pengujian lanjut. "Mata merupakan organ penting yang bila rusak sulit diperbaiki lagi," kata Hanny. Untuk memperbaiki kondisi mata, ia menyarankan pasien mengonsumsi sayuran dan buah kaya vitamin A seperti wortel dan pepaya.

Sumber: Trubus 536-Juli 2014/XLV hal. 108

Ubi Jalar ungu Menjinakkan Kolesterol, dan Mempertahankan Fungsi Hati

Setahun terakhir, Wicaksono Widodo kerap merasakan sensasi berat di tengkuk. Rasa berat itu kerap menjalar ke leher dan kepala belakang sehingga ia merasa pusing. Sensasi itu muncul terutama ketika ia beraktivitas berat. Maklum, ia harus menangani tugas lapangan sekaligus membereskan pencatatan. Tugas itu menuntut Wicaksono mengendarai motor di tengah hari yang terik, membawa tas berisi dokumen dan laptop yang cukup berat.

Wicaksono belum pernah memeriksakan diri ke dokter maupun laboratorium klinik. Pembicaraan dengan rekan, kerabat, dan famili serta penelusuran di dunia maya, ia berkesimpulan mengidap kolesterol tinggi. Dalam sehari, Wicaksono menghabiskan minimal sebungkus rokok. Sudah begitu, ayah 2 anak itu gemar menyantap makanan cepat saji dan kuliner berbahan jeroan. Ia jugaa menyukai minuman bersoda.

Kolesterol baik
Menurut dr Yayan Sri Biyantoro, spesialis penyakit degeneratif dan imunologi di Surabaya, Jawa Timur, tubuh memerlukan kolesterol untuk melindungi sel dari kerusakan dan memproduksi hormon tertentu. "Saking pentingnya, organ hati mampu menyusun kolesterol sendiri kalau tidak mendapat asupan kolesterol dari makanan," kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya itu. Tubuh memerlukan asupan kolesterol densitas tinggi alias high density lipoprotein (HDL).

"HDL melindungi organ penting dan melancarkan proses metabolisme," tutur pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan itu. Masalahnya, makanan modern memborbardir tubuh dengan kolesterol. Sebagian besar justru berupa kolesterol densitas rendah alias low density lipoprotein (LDL) yang bersifat merusak sel. LDL bertanggungjawab terhadap pengentalan darah, penyumbatan pembuluh darah, sampai tekanan darah tinggi. Makanan sumber HDL, antara lain: berbagai produk alga, ikan laut, kacang-kacangan, dan beberapa jenis buah seperti anggur atau ubi jalar ungu.

Dr dr I Made Jawi MKes dan Ketut Budiasa dari Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Jawi meneliti pengaruh air perasan ubijalar ungu terhadap angka kolesterol total, trigliserida, dan antioksidan total dalam darah kelinci. Ia menggunakan 20 kelinci betina dewasa berumur 3-4 bulan berbobot 1,6-1,7 kg. Jawi membagi kelinci menjadi 2 kelompok percobaan, setiap kelompok berisi 10 kelinci.

Semua kelinci mengonsumsi makanan tinggi kolesterol selama 90 hari. Makanan itu, antara lain: mengandung 4% lemak, 19% protein, dan 12% air. Ia juga menambahkan sebutir kuning telur per kelinci per hari. Kelompok pertama hanya diberi makanan tinggi kolesterol. Untuk kelompok kedua, Jawi menambahkan 3 ml air perasan ubijalar ungu per kelinci per hari ke dalam makanan. Periset kelahiran 57 tahun lalu itu membuat air perasan ubijalar ungu dengan memblender 1 kg umbi mentah tanpa kulit dengan seliter air lalu memisahkan ampasnya. Air itu ia didihkan lalu setelah dingin diberikan kepada hewan uji.

Sebelum dan setelah perlakuan, Jawi mengukur bobot tubuh, kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL, antioksidan total, serta angka serum glutamic oaxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Parameter-parameter itu, ia ukur dengan darah yang ia ambil dari pembuluh balik. Setelah perlakuan, kedua kelompok hewan uji mengalami kenaikan bobot, tetapi kenaikan kelompok kedua lebih kecil. Sementara tolok ukur lain menunjukkan perbedaan jauh, di mana kondisi kelompok kedua secara umum lebih baik.

Fenolik
Air perasan ubijalar ungu yang Jawi gunakan memiliki kandungan antosianin 146 mg per ml. Menurut Jawi, keberadaan antosianin di saluran cerna menghambat penyerapan kolesterol. "Jika berada dalam darah, antosianin menghambat pembentukan kolesterol di hati," uangkap Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu. Pada waktu sama, antosianin meningkatkan kadar HDL darah. Artinya, penurunan angka kolesterol total terjadi karena berkurangnya LDL dan pertambahan HDL. Hal sebaliknya terjadi di kelompok pertama, yang tidak mendapat air perasan ubijalar ungu.

Kondisi kolesterol tinggi yang dialami kelinci percobaan di kelompok pertama memicu peningkatan kadar malondialdehid (MDA), SGOT, dan SGPT darah. Secara singkat, ketiga tolok ukur itu menggambarkan kerusakan hati. Semakin tinggi angka, hati semakin rusak. "Kolesterol tinggi memicu pembentukan oksidan yang merusak sel," ungkap Jawi. Itu tidak terjadi di kelompok kedua. Musababnya, antosianin memiliki struktur fenolik yang kaya atom hidrogen. Atom-atom itu yang menjadi "peluru" peredam oksidan.

Sudah begitu, antosianin dalam ubijalar ungu bersifat hepatoprotektif. "Antosianin mencegah sel-sel hati mengalami stres oksidatif," tutur Jawi. Stres oksidatif terjadi ketika sel mengalami penurunan fungsi akibat kerusakan molekul penyusun. Ibarat mesin yang skrupnya terlepas satu per satu, sel yang mengalami stres oksidatif  bakal rusak. Jika banyak sel rusak, maka fungsi organ pun terganggu. Sebagai organ penawar berbagai racun, termasuk radikal bebas, hati paling rentan kerusakan akibat stres oksidatif. Itulah peran antosianin mencegah kerusakan hati sebelum terjadi.

Dalam percobaan, Jawi memberikan 3 ml air perasan per kelinci per hari. Dengan bobot umbi 1 kg dan volume air 1 liter, maka 3 ml air perasan setara 3 gram umbi. Jika diterapkan untuk manusia berbobot 70 kg, dosis itu setara 43 gram ubijalar ungu menurunkan kolesterol sekaligus melindungi hati dari kerusakan akibat stres oksidatif.

Toh, Jawi tidak menganjurkan konsumsi ubijalar ungu untuk mengobati gangguan fungsi hati. "Ubijalar ungu sekedar makanan fungsional, artinya mencegah terjadinya penyakit," ujar doktor Kedokteran Biomedik alumnus Universitas Udayana itu. Valentina Indrajati, herbalis dan praktikus pengobatan holistik di Bogor, Jawa Barat, menganjurkan konsumsi ubi jalur ungu untuk mendukung fungsi fisiologis tubuh. Jika fungsi tubuh optimal, penyakit pun menyingkir jauh.

Sumber: Trubus

Rumput Laut Bulung Boni Bikin Awet Muda

Ini rutinitas Astriani Aziza, mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. Setiap pagi, setelah mandi, ia mengoleskan calir atau lotion untuk melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari. Pada malam hari, sebelum rebah ke peraduan, ia mengoleskan calir pelembab. Perawatan rutin itu membuat kulit Aziza mulus dan kencang.

Aziza hanya satu dari jutaan perempuan di dunia yang berusaha mempertahankan kecantikan. Harap mafhum, tampil cantik merupakan obsesi kaum hawa di seluruh dunia. Untuk meraih kecantikan itu tidak gratis. Setiap bulan, Aziza merogoh kocek hingga Rp 500 ribu untuk produk kecantikan, terutama perawatan kulit. "Saya membeli 3 produk agar kulit tetap cantik," katanya. Kesibukan di kampus menjadikan kulitnya terpapar matahari setiap hari.

Tabir surya
Kulit adalah organ tubuh manusia. Luas permukaan kulit manusia dewasa mencapai 2 meter persegi. Fungsi utamanya, melindungin organ peting, pembuluh darah, otot, dan tulang dari udara luar. Harap mafhum, udara membawa spora cendawan, mikrob, atau virus yang melayang-layang mencari mangsa. Terdiri atas 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Kulit juga berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh. Ketika gerah, aliran darah lebih cepat dan pori-pori kulit membuka untuk membuang kelebihan panas. Saat dingin, pori-pori menutup untuk mempertahankan panas tubuh.

Di kulit luar juga terdapat lapisan rambut yang terhubung dengan syaraf untuk mengindera kondisi luar tubuh seperti sentuhan, suhu dan kelembapan, sinar ultraviolet (UV) yang dapat merusak sel-sel tubuh.

Untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan dini kulit perlu asupan antioksidan dari luar tubuh. Bahan antioksidan tersedia melimpah di alam: dalam buah, daun, bunga, dan akar tumbuhan. Tumbuhan yang sering dipakai sebagai sumber antioksidan, antara lain: teh hijau, buah anggur, ubi jalar ungu, atau rumput laut. Di Bali, konsumsi rumput laut jenis bulung boni (Coulerpa spp) sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

Kelompok alga hijau itu menjadi kudapan di Pulau Dewata secara turun temurun. Tradisi itu menarik perhatian Wiraguna sehingga ia meriset kandungan zat aktifnya. Wiraguna lantas meneliti khasiat ekstrak bulung boni sebagai produk antioksidan alternatif. Ia menemukan bahwa bulung boni mengandung karotenoid, vitamin A, vitamin C, vitamin E, polifenol, asam amino, dan mineral. "Kandungan bulung boni sangat beragam," ujar ayah satu anak itu.

Penemuan Wiraguna sejalan dengan riset Julyasih dari Universitas Udayana pada 2011, yang menemukan kandungan 9 jenis karotenoid, antara lain: neoxanthin, astaxanthin, klorofil B, dan betakaroten. Dari penelitian Wiraguna, pemberian gel ekstrak bulung boni 0,2% dan 0,4% pada tikus wistar berefek sama dengan gel astaxantin 0,02%. Dosis gel ekstrak bulung boni yang optimal dari penelitian itu sebesar 0,2%. Ekstrak dengan dosis itu memberikan hasil maksimal melalui peningkatan ekspresi kolagen dermis, penurunan kadar MMP-1 dermis, dan penurunan ekspresi 8-OHdG dermis.

Riset itu juga memperlihatkan vitamin A pada bulung boni menangkal oksigen radikal dan menetralkan lipid peroksidase yang memicu kerusakan kulit. "Efeknya menunda bahkan memperbaiki gejala klinis penuaan dini kulit yang terjadi," kata Wiraguna.

Astaxantin
Radiasi ultraviolet menimbulkan reaksi akut seperti terbakar surya (sunburn), imunosupresi atau penurunan kekebalan tubuh, atau stres oksidatif. Sementara paparan sinar matahari kronis dapat berakibat penuaan dini alias photoaging dan kanker kulit. Proses penuaan terjadi akibat akumulasi perubahan patologis sel dan jaringan seiring waktu. Efeknya adalah kemampuan jaringan untuk mengganti atau memperbaiki diri dari kerusakan semakin berkurang. "Akibatnya tubuh tidak dapat memperbaiki kerusakan secara alami," kata Wiraguna. Itu membuka peluang bagi produsen kosmetik untuk menawarkan produk pelindung kulit.

Berbagai produk tabir surya hadir untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV pun membanjiri pasaran. "Banyak yang mengandung astaxantin," kata Wiraguna. Astaxantin merupakan antioksidan dengan kekuatan 50-100 kali vitamin E. Selain astaxantin, produk tabir surya biasanya mengandung bahan kimia titanium oksida (TiO2) dan seng oksida (ZnO). Antioksidan dalam tabir surya memiliki dua lapisan pelindung. Lapisan pertama melindungi secara pasif dengan menyerap lalu memantulkan sinar UV, sedangkan lapisan kedua melindungi secara aktif melalui peningkatan cadangan antioksidan.

"Peningkatan kemampuan itu adalah meredam radikal bebas yang berasal dari sinar UV," ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu. Wiraguna menuturkan, masyarakat perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi  kulit dari efek buruk paparan sinar UV. "Sifat pemakaian produk tabir surya di kulit hanya bertahan sementara, sehingga produk itu perlu diulang pemakaiannya," katanya. Padahal harga produk tabir surya tidak murah. Sebagai gambaran produk pelindung sinar UV kualitas bagus mencapai Rp 150 ribu untuk masa pakai selama sebulan.

Menurut Prof Dr dr J Alex Pangkahila MSc SpAnd FSS AIFO, pakar seksologi di Denpasar, Bali, produk tabir surya hanya mampu mengurangi pembentukan radikal bebas sebesar 55%. Itu sebabnya guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu menjelaskan penambahan topikal antioksidan dalam produk tabir surya merupakan cara untuk meningkatkan perlindungan kulit terhadap paparan sinar UV. Salah satunya menambahkan ekstrak bulung boni.

Manfaat bulung boni sebagai sumber antioksidan untuk mencegah penuaan dini baru sebatas uji pada hewan percobaan. "Uji klinisnya akan segera dilakukan," kata wiraguna. Penelitian yang perlu dilakukan menurut suami Ir Ni Made Wiratni itu adalah mengukur efektivitas bulung boni dalam menghambat tanda-tanda penuaan dini kulit lain seperti penurunan kelembaban kulit dan peningkatan pigmentasi. Hal itu agar bulun boni dapat menjadi produk antipenuaan kulit pada masa depan.

Sejatinya penduduk negara tropis seperti Indonesia memerlukan pelindung sinar UV. "Penuaan dini kulit menjadi masalah masyarakat di daerah tropis karena sinar matahari ada sepanjang musim," kata Alex. Selain menggunakan produk tabir surya, perlindungan fisik seperti pakaian tertutup, payung, turut berperan mengurangi paparan sinar matahari.

Sumber: Trubus 535-Juni 2014/XLV hal. 94

Kayumanis Sang Penjaga Hati

Kulit batang kayumanis kerap digunakan untuk memberi aroma pada masakan, kue, dan minuman. Selain bermanfaat dalam kuliner, kayumanis juga berkhasiat sebagai herbal. Sejak 100 tahun sebelum masehi, kayumanis berperan dalam ayurvedic atau sistem pengobatan tradisional di India, yakni untuk mencegah influenza dan mengurangi kejang pada penderita dispepsia. Untuk memperoleh khasiat kulit pohon anggota famili Lauraceae itu kita dapat menyeduh dengan air panas dan memberikan kepada pasien.

Sementara di Amerika Serikat, kayumanis (Cinnamomun burmanii) itu bermanfaat untuk mengatasi diabetes mellitus. Salah satu perusahaan farmasi di negeri Paman Sam itu bahkan sudah mematenkan senyawa aktif yang terkandung di dalam kayumanis hasil temuan mereka yakni polimer tipe-A dengan nama Cinnulin PF. Mereka mengolah kulit tanaman kerabat avokad itu sebagai salah satu bahan baku suplemen untuk menurunka kadar gula darah dan meningkatkan massa otot tubuh.

Parasetamol
Konsultan industri makanan dan gizi di Amerika Serikat, Densie Webb PhD RD, dalam A Scientific Review Cinnamon and its Role in Diabetes, menyebutkan kayumanis kaya kromium. Unsur itu merupakan mineral esensial yang diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat. Khasiat tanaman anggota famili Lauraceae itu bahkan telah teruji secara klinis dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

Tak hanya sebagai antidiabetes, kayumanis juga terbukti berperan sebagai hepatoprotektor (pelindung hati) dari efek samping penumpukan parasetamol di tubuh. Harap mafhum, seluruh obat-obatan pada obat pereda sakit kepala, demam, dan flu mengandung parasetamol, obat analgesik, atau pengurang rasa sakit, dan antipiretik atau penurun demam. Dosis parasetamol berlebih dapat menyebabkan kerusakan hati, gagal hati, hingga hepatitis reaktif atau hepatitis yang disebabkan oleh zat berbahaya.

"Dosis parasetamol maksimal sehari sekitar 2 gram. Itu pun cara konsumsinya harus dibagi dua," tutur dokter spesialis penyakit dalam di Rumahsakit dr Sutomo, Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dr Arijanto Jonosewojo, SpPD. Menurut dr Arijanto, di Inggris parasetamol sudah dilarang dijual bebas di pasaran. Sementara di Indonesia, parasetamol bisa diperoleh di warung maupun apotek. "Untuk penggunaannya, sebaiknya sesuai resep dokter," kata dr Arijanto.

Kayumanis
Kini efek buruk parasetamol di tubuh bisa diminimalisir berkat riset Evan Sebastian Gunawan dari Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Pada 2011, Evan meriset faedah kayumanis sebagai pelindung hati dengan mencegah kenaikan kadar SGOT (serum glutamik piruvik transminase) mencit yang diinduksi parasetamol. "Pada penelitian lain sebelumnya, kayumanis terbukti melindungi hati mencit yang diinduksi alkohol," ujar Evan.

Dalam penelitian Evan menggunakan 30 mencit jantan berumur 2-3 bulan berbobot 25-35 gram. Ia membagi mencit dalam 5 kelompok: kontrol positif, kontrol negatif, dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan mengonsumsi kayumanis dengan dosis berbeda-beda, yaitu: 200 mg, 400 mg, dan 800 mg per kg bobot tubuh. Ekstrak kayumanis itu diberikan melalui sonde lambung pada hari ke-7. Setelah itu, pada hari ke-15 kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan diinduksi parasetamol sebanyak 500 mg per kg bobot tubuh.

Pengambilan sampel darah untuk pengecekan kadar SGOT dan SGPT dilakukan 4 jam setelah pemberian parasetamol. SGPT dan SGOT merupakan enzim yang dipakai hati untuk bekerja. Kenaikan nilai keduanya di dalam hati menunjukkan ada kerusakan pada organ lever itu. Pada hati manusia yang sehat kadar SGPT mencapai 17-30,2 mikro/liter, sedangkan SGOT 45,7-80,8 mikro/liter.

Hasil riset menunjukkan kadar SGOT dan SGPT terendah didapatkan pada kelompok mencit yang mengonsumsi kayumanis berdosis 400 mg. Artinya, kayumanis terbukti menekan kenaikan SGOT dan SGPT. Namun, Evan menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap dosis aman karena terlihat adanya efek inflamasi pada hati mencit yang diberikan kayumanis dengan dosis 800 mg/BB.

Ekstrak
Hasil itu sejalan dengan pendapat Densie Webb PhD DR, dalam buku A Scientific Review Cinnamon and its Role in Diabetes, mengonsumsi kulit kayumanis utuh atau bubuk secara berlebihan berefek negatif, seperti pengerasan hati. Itu karena kayumanis mengandung cinnamaldehida, senyawa minyak asiri yang menyebabkan aroma dan rasa khas dari kayumanis.

Oleh karena itu, Webb pun menyarankan agar tidak mengonsumsi kulit kayumanis dalam bentuk utuh atau bubuk, tetapi dalam bentuk ekstraksi. Menurut Direktur Operasional Javaplant (perusahaan ekstraksi); Junius Rahardjo, proses ekstraksi memungkinkan senyawa beracun yang terkandung pada kayumanis dapat tersaring dan menyisakan senyawa yang memang bermanfaat untuk tubuh.

Klaus Abraham dan rekan-rekan dari Federal Institute for Risk Assessment di Berlin, Jerman, dalam jurnal yang diterbitkan United States National Library of Medicine, menyebutkan kayumanis juga mengandung kumarin, fitokimia sekunder yang bersifat hepatotoksik atau keracunan hati dan menyebabkan kanker alias karsinogenik. Dalam penelitian terhadap hewan percobaan, jumlah tolerance daily intake (TDI) atau asupan harian yang diperbolehkan maksimal 0,1 mg kumarin per kilogram bobot tubuh. Namun, Abraham menyarankan sebaiknya angka TDI itu lebih rendah karena kemungkinan hati manusia lebih rentan terkena hepatotoksik.

Menurut herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Lukas Tersono Adi, penggunaan herbal yang mengandung minyak asiri atau yang bersifat aromatik seperti kayumanis memang harus dibatasi. "Jika berlebihan, hati akan kesulitan untuk memproses, sehingga terjadi penumpukan," katanya. Itu sebabnya, penggunaan obat tradisional tidak pernah tunggal. Tujuannya agar 'racun' yang terkandung bisa dinetralisir oleh herbal lainnya. Untuk itu, "konsumsi kayumanis sebaiknya dikombinasikan dengan kunyit," ujar Lukas. Dengan begitu, organ hati pun tetap terlindungi.

Sumber: Trubus 536-Juli 2014/XLV hal. 92

Makasar Cegah Hipertensi

Roswiem Ruslan tetap tenang ketika mengetahui tekanan darahnya naik hingga 160 mmHg. Alih-alih membeli obat, Roswiem justru menuju halaman rumah. Ia memetik 8-10 buah makasar, menggerus buah hitam itu, lalu menelannya dengan bantuan air putih. Ia mengonsumsi buah anggota famili Simaroubaceae itu sekali sehari usai makan. Tiga bulan berselang, tekanan darah Roswiem kembali normal di kisaran 110-120 mmHg.

Menurut ahli penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumahsakit Cipto Mangunkusumo, Prof Rully MA Roesli MD PhD, seseorang disebut hipertensi bila tekanan darah di atas 140/85 mmHg. Tekanan darah normal berkisar 120/70 mmHg. Setiap kenaikan tekanan darah 20 mmHg/10 mmHg meningkatkan risiko komplikasi serangan jantung dan stroke sampai 2 kali lipat.

Lebih efektif
Menurut Rully Roesli, pemicu hipertensi beragam. Sebut saja kegemukan, kurang olahraga, stres, konsumsi alkohol, atau konsumsi garam berlebih. Roswiem memang kerap mengonsumsi ikan asin. Ikan awetan itu menjadi menu harian pria berusia 70 tahun itu. Padahal, "Garam termasuk bahan pangan yang harus dikurangi untuk menghindari hipertensi," kata Rully.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu menyarankan menjaga pola makan seimbang, rajin olahraga, dan mengurangi tingkat stres untuk menghindari hipertensi. Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Rully menyarankan memilih olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari santai, dan berenang. lakukan selama 30-45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu untuk menjaga tubuh tetap sehat dan segar.

Kebiasaan Roswiem mengonsumsi buah makasar untuk menurunkan tensi mengilhami istrinya, Dr Anna Roswiem, MS, untuk melakukan penelitian. Dosen Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB itu menggunakan buah makasar hasil tanaman sang suami. Ia mengekstrak 50 gram buah makasar matang sempurna berwarna hitam untuk penelitiannya. Anna menggunakan 16 tikus jantan sprague dawley berbobot 200-300 gram sebagai hewan uji. Ia membagi tikus menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama diberi akuades sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua sebagai kontrol positif diberi obat sintetis penurun tekanan darah (obat X), sementara kelompok 3 dan 4 mengonsumsi fraksi air dan heksana buah makasar.

Semua kelompok tikus mengidap hipertensi setelah Anna menyuntikkan adrenalin 1,2 mikrogram per kg bobot badan tikus. Anna menginjeksi kelompok 2 dengan obat X, berbahan aktif zat penurun tekanan darah yang kerap diresepkan dokter kepada para pasien. Anna menginjeksi 0,0714 mg per kg bobot fraksi air buah makasar ke kelompok 3. Sementara kelompok 4 mengonsumsi fraksi heksana buah makasar sebanyak 0,0714 mg per kg bobot badan tikus.

Hasilnya menggembirakan. Ekstrak buah makasar menurunkan tekanan darah sistolik, atau angka saat fase darah sedang dipompa jantung. Fraksi air buah makasar menurunkan 72,75 mmHg (34,4%) tekanan darah sistolik, dari 211,5 mmHg menjadi 138,75 mmHg. Penurunan itu tertinggi dibanding perlakuan lain. Efek perlakuan terlihat 20 menit sejak injeksi. Fraksi air menurunkan tekanan darah 20 menit lebih cepat dibanding obat X yang menurunkan tekanan darah bertahap tetapi stabil.

Beracun
Buuah belur, nama lain buah makasar, tumbuh tegak setinggi 0,3-3 m. Batang berwarna abu-abu kehijauan. Daun memanjang, sekitar 5-10 cm dan lebar 2-4 cm. Bagian ujung agak meruncing, tepi bergerigi, dan berwarna hijau. Buah berwarna hijau keluar dari pinggiran batang daun. Ketika matang, warna buah berubah hitam. Bentuknya oval, rata-rata berdiameter 7 mm. Bila kering, buah akan keriput seperti biji pepaya kering. Buah itu yang efektif menyembuhkan hipertensi.

Penelitian Lan Zhang dan rekan dari Biology of Plants Disease and Insect Pests, Institute of Plant Protection, Chinese Academy of Agricultural Sciences, Beijing, Cina, menyebutkan buah makasar mengandung senyawa aktif berkhasiat obat, seperti brusatol, brusamarin, brusealin, asam stearinal, dan brusenol. Diduga, senyawa-senyawa itu saling bahu-membahu menangkal hipertensi.

Menurut Kazuaki Yamada dari Laboratorium of Bioorganic Chemistry, Fakultas Pertanian, Hokkaido University, Jepang, selain hipertensi, khasiat buah makasar, antara lain: menurunkan demam, menyembuhkan pendarahan, dan menyembuhkan malaria. Namun, buah itu juga mengandung zat glikosida kosamin yang beracun. Menurut Anna, konsumsi lebih dari 10 buah menyebabkan mual, muntah, dan keracunan. Anak-anak dan wanita hamil dilarang menelan Brucea javanica sekalipun dalam jumlah kecil. "Wanita hamil berpotensi mengalami keguguran, sementara anak-anak bisa mual dan muntah," kata Anna.

Hipertensi tergolong penyakit degeneratif yang kerap diderita orang berusia lebih dari 50 tahun. Sebabnya, tingkat kelenturan pembuluh darah semakin berkurang. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi yaitu 25,8% dari total penduduk dewasa. Artinya 1 dari 4 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi.

Sumber: Trubus 535-Juni 2014/XLV hal. 114

Khasiat Daun Sirsak, Si Penghancur Kanker Hati

Olahraga pada pagi hari amat menyenangkan bagi Peter Saptenno karena bisa bergerak bebas. Namun, pagi itu, usai olahraga, ia justru merasakan derita. Sepulang berolahraga, perutnya terasa melilit. "Beda dengan lapar, rasanya perut seperti dipelintir dari dalam," kata Peter. Ia mengatasinya dengan berbaring. Sayang, alih-alih reda, rasa sakitnya justru semakin bertambah.

Pada pukul 22.00, Peter menyerah. Pihak keluarga memboyongnya ke rumahsakit lantaran rintihan kesakitan yang tak kunjung reda. Malam itu rohaniawan di Gereja Baptis Indonesia, Semarang, Jawa Tengah, itu hanya menjalani pencitraan USG. "Saya menolak opname karena bau rumahsakit membuat seluruh tubuh terasa sakit," kata Peter. Untuk melengkapi pemeriksaan, esoknya ia kembali ke rumahsakit. Tujuannya menjalani pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT-scan).

Beragam fungsi
Citra pemindaian kedua alat itu menjadi bekalnya berkonsultasi dengan dokter spesialis kanker. Saat memeriksa citra USG dan CT-Scan, sang paramedis terkejut, lalu menggelengkan kepala. Seonggok daging ganas setebal 10 cm dengan diameter 7-8 cm bercokol di organ hati Peter. "Bapak mengidap kanker hati stadium lanjut, tetapi punya stamina hebat. Biasanya kanker lever setebal 2 cm saja membuat si penderitanya terkapar," tutur Peter menirukan ucapan sang dokter. Tanpa tindakan medis, dokter menyatakan waktu Peter hanya tersisa setahun.

Pernyataan dokter membuat ayah 3 anak itu bagaikan tersambar petir pada siang bolong. Maklum, ia peduli kebugaran menghindari minuman keras, rokok, atau obat-obatan. Ia bahkan aktif berolahraga tenis dan lari. Menurut Dr dr Hardhi Pranata SpS MARS, dokter spesialis di Rumahsakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, penyebab kerusakan hati beragam. Mulai dari faktor keturunan, pola konsumsi, infeksi virus, hingga gaya hidup.

Lever alias organ hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh. Fungsinya beragam, mulai dari menetralkan racun, menyusun protein, memproduksi empedu untuk mencerna lemak atau kolesterol, sampai membuang sampah melalui usus besar. Masih ada fungsi mengatur pembekuan darah dengan memproduksi keping darah, menyusun protein kode untuk mengaktifkan proses-proses tertentu dalam tubuh, hingga menyimpan cadangan kelebihan gula.

Hati juga menjadi "pabrik" sel darah merah. Saat umurnya lebih dari 120 hari, sel-sel darah merah itu dibongkar kembali di hati. Kandungan bilirubin dan hemoglobin untuk menyusun sel darah merah baru. Segudang fungsi itu dijalankan dalam organ berbobot hanya 1,3-1,7 kg dalam tubuh manusia dewasa yang berbobot 70 kg itu. Efeknya gangguan hati seremeh apa pun berefek ke seluruh tubuh.

Cara mutakhir
Seandainya Peter tanggap, gejala gangguan hati sejatinya tampak lebih dari 10 tahun silam. Saat itu, seorang rekan mengatakan kalau putih mata Peter tampak kekuningan. Namun, ia abai karena tidak merasakan keluhan apa pun. Menurut dr Hardhi Pranata, aktivitas tinggi dan kurang istirahat menjadikan hati bekerja lebih keras untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Jika itu terjadi dalam waktu lama, hati bakal rusak. Kondisi itulah yang dialami Peter.

Spesialis kanker mendiagnosis Peter mengidap kanker hati stadium 4 dan merekomendasikan ia menjalani pengobatan dengan metode terbaru. Metode itu berjuluk TACE (Transcatheter arterial chemo embolization). Cara itu menghentikan pasokan darah ke dan dari jaringan kanker sehingga jaringan itu melemah. Selanjutnya jaringan itu diberi obat kemo dosis tinggi sampai akhirnya kanker mati. "Cara itu diklaim lebih cepat dan lebih manjur menyembuhkan kanker," kata Hardhi. Peter menolak pengobatan itu lantaran tidak sanggup menanggung biaya TACE. Ia lantas meminta pendapat kedua kepada dokter yang menjadi langganan keluarga.

Sang dokter merekomendasikan Peter menemui dr Paulus Wahyudi Halim MedChir, dokter penganjur herbal di Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Ditemani sang istri, ia lantas terbang ke Jakarta dan langsung menuju Serpong. Melihat kondisi kanker yang diidap Peter, Paulus pun tidak berani menjanjikan kesembuhan. "Mari berusaha dan berdoa bersama," tutur Paulus. Dokter alumnus Universitas Degil Studi Padova, Italia, itu lantas meresepkan ramuan herbal dengan kandungan utama daun sirsak untuk Peter.

Riset ilmiah
Menurut Paulus, daun sirsak (Anonna muricata) mampu menembus jaringan kanker. Sejatinya, terapi di tempat Paulus terbilang sangat merepotkan. Peter mesti jauh-jauh menempuh jarak Semarang-Jakarta dengan pesawat. Sudah begitu, ia harus berangkat pada Sabtu agar mendapat waktu untuk berkonsultasi pada Senin. Efeknya, ia harus menginap 2 malam. Lantaran kesulitan berjalan, ia mesti meminta bantuan awak maskapai untuk menyediakan kursi roda ketika naik-turun pesawat.

Sudah begitu, Paulus memberikan 9 jenis kapsul dan 2 jamu yang mesti ia minum 4 kali sehari. "Setiap hari saya minum 36 kapsul," kata Peter. Ketelatenan dan kesungguhan Peter terbayar pada pekan kedua. Suatu pagi, ia mampu bangkit sendiri dari tempat tidur. Sebelumnya, sekadar beranjak duduk dari posisi berbaring pun ia harus dibantu. Sebulan berselang, ia mampu berjalan tanpa dipapah. Dalam kunjungan berikutnya ke tampat Paulus, ia tidak lagi memerlukan kursi roda untuk masuk keluar pesawat.

Dalam kunjungan berikutnya, Paulus pun takjub melihat kemajuan Peter. "Dia memperoleh mujizat," ungkap dokter kelahiran Padang, Sumatera Barat, itu.

Sumber: Trubus 535-Juni 2014/XLV hal. 110

Air Kelapa Atasi Hepatitis

Rasa mual, lemas, dan sakit di bagian perut sebelah kanan mengawali derita Daniel Isanto. Semula, Daniel menduga itu hanya sakit masuk angin saja. Untuk mengatasi itu, ia mengonsumsi obat yang dijual di warung. Meski mengonsumsi obat antimasuk angin, gejala itu tidak kunjung sirna sampai dua pekan. Pehobi bonsai itu pun memeriksakan diri ke dokter perusahaan di tempatnya bekerja.

Dokter mendiagnosis Daniel mengalami masalah pencernaan dan memberikan obat untuk 3 hari. Sayang, rasa mual dan sakit di bagian perut tetap bercokol sampai obat habis dikonsumsi. Anggota staf bagian keuangan di perusahaan itu pun kembali memeriksakan diri ke dokter yang sama. Kali ini dokter mendiagnosis Daniel mengidap penyakit kuning dan memberikan obat. Lantaran tak kunjung sembuh sampai sepekan, akhirnya sang dokter merujuk Daniel ke rumahsakit di Kudus, Jawa Tengah.

Hepatitis B
Dokter di rumahsakit menganjurkan Daniel memeriksakan darahnya di laboratorium. Hasilnya, kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) mencapai angka ribuan. "Saya lupa berapa tepatnya," kata Daniel. Kadar SGPT dan SGOT normal masing-masing 21-72 UL dan 14-50 UL. Selain itu, kadar HBv Ag Dna menunjukkan angka 7.964. Normalnya, berada di angka nol. Kadar SGPT, SGOT, dan HBv Ag Dna yang tinggi itu indikator adanya kerusakan hati.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium itu, dokter mendiagnosis Daniel terkena hepatitis B. Dalam jurnal kedokteran dan farmasi, ahli hati dari Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr H Nurul Akbar SpPD KGEH, mengungkapkan hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang hati. 

Virus hepatitis B masuk ke hati melalui darah atau cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi seperti kasus human imuno-deficiency virus (HIV).

Menurut Nurul Akbar, hepatitis menyebar dengan dua cara: vertikal dan horizontal. Penularan vertikal dari ibu kepada anak. Sementara penularan horizontal, antara lain: pada transfusi darah dan pemakaian alat suntik yang tidak steril.

Pemicu
Daniel tak menyangka  sama sekali bakal mengidap penyakit akibat virus itu. Apalagi pada 1989 itu hepatitis B tergolong penyakit "baru" di tanahair. "Saya sangat terpukul dengan hasil diagnosis dokter itu," kata pria kelahiran kudus itu. Menurut dokter yang memeriksa, kebiasaan Daniel mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang salah satu faktor pemicu hepatitis.

Akibat hepatitis B, Daniel mesti menjalani rawat inap di rumahsakit. Dokter memberikan obat seperti intron A dan imreg. Intron berupa obat suntik yang diberikan dua hari sekali, sedangkan imreg seperti suplemen. Satu setengah bulan di rumahsakit kondisi Daniel tidak menunjukkan perubahan berarti. "Saya tidak terbiasa mengonsumsi obat-obatan. Apalagi setelah mengonsumsi intron A, saya kerap merasa pusing, lemas, dan mual," tutur pria berumur 46 tahun itu.

Atas seizin dokter, Daniel keluar dari rumahsakit dan melakukan rawat jalan. Dokter membekali Daniel intron A dan obat lainnya meskipun ia tidak menyukainya.

Aktivitas Daniel saat itu hanya berbaring di kasur. Rasa bosan dan tidak bisa beraktivitas normal membulatkan tekad Daniel menghentikan penggunaan intron A. Ia pun kembali bekerja. Namun, cobaan masih menghadang. Di tempat kerja ia merasa "dikucilkan". Musababnya peralatan makan seperti piring, sendok, dan gelas diberi tanda khusus.

Artinya benda bertanda itu hanya Daniel yang menggunakan, sedangkan karyawan lain tidak boleh memakainya. "Mungkin mereka takut tertular penyakit yang saya derita saat itu," kata warga Kaliwungu, Kudus, itu. Meski diperlakukan seperti itu tak membuat Daniel patah semangat. Ia berusaha mencari pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakitnya. Daniel pun teringat pada air kelapa hijau (Cocos nucifera).

Sewaktu pesta minum-minuman beralkohol dulu, ada teman yang mabuk hingga muntah darah. Daniel pun mencarikan air kelapa hijau dan memberikannya kepada si teman. Berangsur-angsur keadaan teman yang mabuk membaik. Lalu saat anjing kesayangan keracunan makanan hingga muntah berwarna kuning, Daniel pun memberikan klangenannya itu air kelapa hijau. Hewan sahabat manusia itu pun terhindar dari kematian.

Dua kejadian itu membulatkan tekad Daniel mengonsumsi air kelapa hijau. Ia yakin air kelapa hijau berfungsi sebagai penetralisir racun dalam tubuh. Daniel lalu membuat "ramuan" air kelapa hijau. Sebuah kelapa hijau dipotong bagian atasnya sampai tampak air kelapa. Selanjutnya, ia memasukkan 3 iris kunyit seruas jari dan garam secukupnya ke dalam air kelapa lalu ditutup kembali dengan potongan bagian kelapa tadi. Selanjutnya kelapa itu dibakar sampai air kelapa mendidih.

Menyebar
Selain hangat, Daniel menenggak ramuan itu. "Mengonsumsi air kelapa hijau dicampur es juga nikmat," kata Daniel. Itu meminum ramuan itu dua hari sekali pada pagi dan malam. Selang 3 pekan ia merasakan kondisinya membaik. "Saya tidak merasa pusing dan mual lagi. Selain itu badan terasa lebih sehat," ujar Daniel. Tiga bulan kemudian ia memeriksakan diri ke dokter.

Hasil pemeriksaan menunjukkan indikator kerusakan hati-SGPT, SGOT, dan HBv Ag Dna-menurun mendekati angka normal. Sayang, Daniel lupa angka pasti. Kini ia hanya mengonsumsi air kelapa saat tubuh terasa letih. Pemeriksaan pada Februari 2014 menunjukkan SGPT, SGOT, dan HBv Ag Dna normal. Artinya, Daniel kembali sehat.

Sampai saat ini belum ada riset ilmiah yang menunjukkan peran air kelapa hijau menundukkan virus. Menurut herbalis di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahmad Zain, air kelapa hijau yang dididihkan berefek antibiotik dan detoksifikasi. Sementara hasil riset Hartono dan rekan dari Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta, Jawa Tengah, menunjukkan rimpang kunyit berkhasiat hepatprotektor. Rimpang kunyit mengandung senyawa aktif kurkumin yang mengandung hati.

Khasiat Bawang Putih Sebagai Penghambat Pembentukan Kanker Usus

Sejak ribuan tahun silam, bawang putih tak sekedar penyedap alami dalam masakan. "Bawang putih memberikan aroma dan rasa tertentu dalam masakan," ujar Prof Dr C Hanny Wijaya dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor. Itulah sebabnya, perannya dalam masakan tak tergantikan. 

Mungkin karena itu pula bawang putih menjadi bumbu wajib di hampir semua jenis masakan di tanah air. Allium sativum itu juga berkhasiat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit. Itu berkat kandungan senyawa aktif alisin dalam umbi bawang putih. LD Lawson dalam jurnal "Phytomedicines of Erupe: Chemistry and Biological Activity" menyebutkan, setiap gram bawang putih mengandung 2.500-4.500 mikrogram alisin. Bobot satu siung bawang putih 2-4 gram.

Kanker usus
Dalam dunia kesehatan, masyarakat mengenal scorodon (sebutan bawang putih di Yunani kuno yang berarti mawar bau) sebagai salah satu herbal penurun kadar kolesterol, tekanan darah, dan antibiotik alami. Menurut ahli nutrisi di Jakarta, dr Danny Kasim, bawang putih bersifat antikolesterol karena memiliki zat antipenggumpal darah.

Namun, manfaat umbi tanaman anggota famili Liliaceae itu tak sebatas itu. Shunso Hatono, Arnie Jimenez, dan Michael J Wargovich, peneliti di Departemen Gastrointestinal Onkologi, The University of Texa Houston, Texas, Amerika Serikat, membuktikan taisan alias bawang putih dapat menurunkan kerusakan usus dan menghambat pembentukan tumor usus. Peneliti lain, Hiromichi Sumiyoshi, dari departemen dan universitas yang sama juga mengungkapkan bawang putih mencegah kanker usus besar.

Dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, KHOM, FCAP, FINASIM dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menuturkan faktor dominan pemicu munculnya kanker kolorektal adalah gaya hidup tak sehat seperti konsumsi makanan lemak tinggi, terutama dari bahan makanan hewani.

Menurut dr Oetjoeng Handajanto, sekitar 50% timbulnya kanker akibat lingkungan serta gaya hidup tidak sehat seperti jarang berolahraga, merokok, gemar konsumsi daging, dan kurang serat. Pilihan makanan secara langsung mempengaruhi perkembangan kanker usus besar. Contohnya konsumsi makanan tinggi lemak yang memerlukan asam empedu untuk memprosesnya. Semakin banyak konsumsi lemak dan lambatnya perjalanan makanan karena kurang konsumsi serat menyebabkan asam empedu terlalu lama kontak dengan usus besar. Hasilnya, "Terjadi iritasi pada dinding kolon yang dapat berkembang menjadi kanker," kata Aru.

Dr Yu-Yan Yeh, ahli nutrisi dari Penn State University, Kalifornia, menyebutkan bawang putih mengandung beberapa kelompok senyawa sulfur, antara lain: S-alil sistein (SAS), S-etil sistein (SES), S-propil sistein (SPS), dan dialil sulfida (DAS). SAS itulah yang berperan menghambat kanker usus besar sebagaimana riset Shunso dan rekan. Mereka memperoleh SAS berkemurnian di atas 98% dari perusahaan Farmasi Wakunaga, Hiroshima, Jepang.

Dalam semua percobaan, mereka melarutkan SAS dalam air suling lalu memberikan secara oral kepada hewan percobaan. Dosis pemberian 5 ml/kg bobot tubuh. Shunso menggunakan hewan uji tikus fischer jantan berumur 6 pekan berbobot 116-135 gram. Untuk mengetahui efek kemopreventif Shuso membuat hewan uji menderita kerusakan usus besar dengan menyuntikkan karsinogen dimethylhydrazine (DMH).

Para periset itu melarutkan DMH dalam 0,1% EDTA (ethylene diamine tetraacetic), pH 6,8, lalu menyuntikkan ke tikus. Dosis larutan DMH 25 mg/kg bobot tubuh sepekan sekali selama 2 pekan. Untuk menguji efek kemopreventif, Shunso membagi satwa percobaan dalam 2 waktu berbeda. Pada masa inisiasi, yakni sepekan sebelum penyuntikkan DMH, tikus mengonsumsi pakan yang mengandung SAS.

Shunso membagi tikus menjadi 3 kelompok pada masa inisiasi. Untuk tikus kelompok pertama mengonsumsi 0,125 gram pakan mengandung SAS; kelompok kedua, 0,25 gram pakan mengandung SAS per kg bobot tubuh. Itu setara 40% dan 80% dosis toleransi maksimum (DTM). Kelompok ketiga adalah kontrol.

Sementara pada masa perkembangan, periset menyuntikkan DMH terlebih dahulu pada hewan percobaan. Kemudian, mereka membagi secara acak menjadi 3 kelompok. Dua pekan setelah penyuntikkan DMH terakhir, tikus mengonsumsi pakan mengandung SAS (dosis sama dengan pengujian pada saat inisiasi) selama 4 pekan. Sementara tikus kontrol hanya mengonsumsi pakan AIN-76A. Semua tikus dimatikan 6 pekan setelah penyuntikan DMH terakhir.

Tingkatkan GST
Hasil riset mengungkap SAS mujarab menekan penyimpangan aberrant crypt foci-prekursor kanker usus besar secara signifikan pada masa inisiasi. Pemberian pakan mengandung SAS 0,25 mg menurunkan penyimpangan aberrant crypt foci (ACF) sebesar 55%. Namun, pemberian SAS tidak berpengaruh pada penyimpangan ACF selama masa perkembangan.

Pemberian SAS meningkatkan aktivitas glutathione S-transferase (GST) pada mukosa usus besar hingga 68%. GST merupakan enzim yang membantu proses detoksifikasi karsinogen atau zat pemicu kanker. Sementara mukosa di saluran pencernaan merupakan lapisan pertama yang kontak dengan xenobiotik-zat asing yang masuk dalam tubuh manusia, seperti obat-obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet, dan zat karsinogen lainnya).

Kapasitas sel mukosa mendetoksifikasi xenobiotik sangat penting untuk perlindungan terhadap karsinogenesis yang dapat menyebabkan kanker kolon. Artinya, jika ingin terbebas kanker kolon yang mematikan, konsumsilah secara rutin umbi bawang putih. Senyawa sulfur S-alil sistein yang terkandung dalam umbi bawang putih mujarab mencegah kanker kolon.

Sumber : Trubus 535-Juni 2014/XLV hal.98

Si Pahit Lawan Sakit Manis (Diabetes mellitus)

Pahit jangan segera dimuntahkan, manis jangan segera ditelan. Biji mahoni yang berwarna krem kecoklatan itu memang luar biasa pahit. Namun, dibalik rasa pahit, tersimpan bermacam manfaat, antara lain: sebagai obat diabetes mellitus. Margaret Jong membuktikan bahwa pahit mahoni mujarab menurunkan kadar gula darah. Margaret merasa mudah lelah dan letih ketika memasuki usia 65 tahun. Semula ia menganggap biasa saja. Namun, ketika kebiasaan berurine meningkat, perasaan was-was mulai melanda.

"Kalau malam hari, minimal 3 kali saya bolak balik ke kamar mandi," kenangnya. Kekhawatiran itu gejala diabetes mellitus pun menyeruak. Maklum, orangtua Margaret juga menderita penyakit yang sudah dikenal sejak 1552 itu. Benar saja, pemeriksaan darah di laboratorium menunjukkan kadar gula dalam darah kondisi puasa mencapai angka 200-an mg/dl. Padahal, kadar glukosa normal hanya 120 mg/dl. Itu tanda diabetes menyerang.

Tak berpantang
Untuk mengatasi diabetes mellitus, Margaret rutin senam dan jalan kaki pada pagi hari. Sayang, nenek 7 cucu itu enggak berpantang makanan. Asupan karbohidrat seperti nasi tetap seperti porsi semula. Ia pun senang menyeruput sirop dan teh manis untuk minuman sehari-hari. Padahal, "Diet karbohidrat dan makanan yang mengandung gula serta olahraga kunci penting dalam mengontrol kadar gula penderita diabetes," kata kepala Poliklinik Obat Tradisional Rumahsakit Umum Dokter Soetomo di Surabaya, Jawa Timur, dr Arijanto Jonosewojo SpPD.

Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati, berpendapat sama. Makanya, minuman ringan dan mengandung gula terlarang untuk penderita. Penderita sebaiknya mengurangi asupan karbohidrat. Misal, porsi nasi jadi sepertiga takaran biasa. Atau sumbernya diganti, kalau semula nasi, bisa diganti menjadi kentang hitam atau pisang kapok rebus.

Pada Maret 2013 Margaret mulai mengonsumsi 2 kapsul ekstrak biji mahoni 2 kali sehari, yaitu setelah sarapan dan makan malam. Selain biji mahoni, kapsul itu juga mengandung bahan lain seperti brotowali, sambiloto, mengkudu, dan temulawak. Dua herbal tambahan pertama juga berasa pahit. Setelah mengonsumsi kapsul ekstrak biji mahoni selama 6 bulan hingga Agustus 2013, kondisi tubuh perempuan itu membaik. "Tubuh saya lebih segar dan tidak mudah mengantuk lagi," katanya. 

Hasil pemeriksaan darah secara berkala menunjukkan kadar glukosa terus turun. "Awalnya turun 169 mg/dl lalu turun menjadi 140 mg/dl," kata Margaret. Setelah 6 bulan berlalu, kadar gula dalam darah penggemar masakan oriental itu berada di kisaran 110-120 mg/dl. Padahal, sama seperti dahulu ia tidak berpantang makanan. Tubuh yang semula mudah letih dan lesu pun terasa bugar.

Bukti ilmiah
Khasiat biji mahoni (Swietenia macrophylla) untuk mengobati diabetes itu terbukti secara ilmiah. Itu hasil riset peneliti Tinny Endang H dan rekan dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Mereka menguji biji mahoni secara praklinis pada tikus pengidap diabetes mellitus. Periset itu memberikan 20 mg per kg bobot tubuh Multiple Low Dose-Streptozotocin (MLD-STZ) untuk memicu diabetes pada satwa percobaan. Periset membagi tikus-tikus itu menjadi 5 grup masing-masing terdiri atas 5 ekor.

Untuk mengatasi penyakit itu, mereka memberikan air destilasi pada kelompok 1 dan 2. Adapun kelompok 3 hingga 5 mengonsumsi larutan serbuk biji kering mahoni berdosis 100 mg, 250 mg, dan 400 mg per kg bobot tubuh. Setelah 7 hari perlakuan, Tinny Endang menghitung kadar glukosa darah hewan sampel itu. Hasil riset menunjukkan, biji mahoni mampu menurunkan glukosa darah. Penurunan glukosa darah terbesar pada tikus yang mengonsumsi dosis 250 mg, yakni 81%.

Bandingkan dengan dosis 400 mg, penurunan kadar gula darah 73% dan 100 mg (55%). Selain itu terjadi peningkatan kadar insulin sebesar 78,38%; 275,68% dan 145,95% pada perlakuan 3 hingga 5. Hasil riset juga menunjukkan adanya perbaikan kerusakan jaringan pankreas sehingga dapat disimpulkan biji mahoni obat mujarab diabetes. Itu lantaran kandungan swietenine dalam biji mahoni.

Hasil riset Saikat Dewanjee dan rekan dari Departemen Farmasi, Jadavpur University, Kolkata, India, menunjukkan senyawa tetranortriterpenoid itu berefek hipoglikemik atau menurunkan kadar gula darah pada percobaan tiku diabetes tipe 2. Pemberian swietenine berdosis 25 mg dan 50 mg per kg bobot tubuh selama 5 hari mengurangi tingkat glukosa sebanyak 47,34 mg/dl dan 55,85 mg/dl.

Angka kematian akibat diabetes mencapai 3,2 juta orang. Badan kesehatan dunia memprediksi penderita diabetes menjadi 366 juta pada 2030. Masyarakat memang sudah lama mengenal biji mahoni sebagai obat tradisional untuk mengatasi darah tinggi maupun malaria. Kini biji tanaman kerabat duku itu terbukti berkhasiat sebagai antidiabetes mellitus.

Sumber: Trubus

Anggur Musuh Stroke

Buah anggur berasa enak? Semua sepakat. Reputasi buah Vitis vinifera itu sudah tersohor sejak zaman nabi-nabi. Beberapa ayat kitab suci agama besar menyebutkan anggur untuk menggambarkan kenikmatan atau kemuliaan. Tak terhitung makanan minuman, sampai produk toiletris dan sanitasi menambahkan sari buah maupun perisa anggur untuk memikat pembeli. Bahkan, awetan anggur kering berupa kismis menjadi penghias makanan kelas atas.

Tidak semua bagian buah anggur enak dikonsumsi. Kebanyakan orang menyukai citarasa legit daging dan air buah anggur, tetapi menghindari kulit dan bijinya. Maklum, rasa kulit dan biji anggur sepat dan pahit. Itulah sebabnya banyak penikmat buah membuang biji-biji itu ketika menikmati buah anggur. Kulit dan biji pun menjadi ampas dalam proses pengolahan. Padahal, ampas yang sepat dan pahit itu berkhasiat obat. Itu dibuktikan oleh riset  Zanella Yolanda Lie dan rekan dari Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Uji fungsi gerak
Zanella menguji khasiat kulit dan biji buah anggur merah terhadap tikus penderita stroke iskemik. Menurut dokter spesialis saraf di Rumahsakit Angkatan Darat Gatot Subroto, dr Hardhi Pranata SpS MARS, stroke iskemik terjadi ketika aliran darah menuju otak tersumbat. Biang kerok sumbatan itu, antara lain penumpukan lemak alias aterosklerosis atau pembekuan darah. Akibatnya penderita mengalami gangguan motorik seperti sulit bicara, pusing tak tertahankan, linglung, susah melihat, dan lumpuh.

Mereka menggunakan hewan uji 25 tikus wistar jantan berumur 8-10 pekan dengan bobot rata-rata 150 gram. Ia mengeringkan kulit dan biji anggur merah, menggiling hingga menjadi serbuk, lantas merendam serbuk kulit dan biji masing-masing 100 gram dalam larutan 80% etanol dan 20% air selama 24 jam. Cairan kental itu, ia uapkan dalam oven bersuhu 60 derajat Celcius selama 15 menit. Hasilnya, ekstrak berbentuk cairan atau serbuk. Selanjutnya, perempuan berusia 21 tahun itu menambahkan 18% ekstrak dengan 99% air.

Zanella membagi hewan uji menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri atas 5 ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol negatif yakni tikus sehat tanpa pemberian ekstrak Kelompok kedua, kontrol positif: tikus dibuat stroke tanpa tanpa pemberian ekstrak. Sementara tikus di kelompok 3-5 dibuat stroke lalu diberi ekstrak kulit dan biji anggur. Pemberian ekstrak masing-masing sebanyak 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per kg bobot tubuh.

Ia lantas membuat hewan uji menjadi stroke menggunakan metode Unilateral Carotid Artery Occlusion. Ia membeli arteri karotis eksterna dan interna, mengikat selama 45 menit, lalu membuka dan menjahit kembali. Cara itu menghambat pasokan darah sehingga sebagian sel otak mati. Akibatnya terjadi gangguan fungsi motorik. Untuk mengukur fungsi gerak tikus, Zanella menggunakan uji Ladder Rung Walking Test. Caranya, tikus diletakkan pada silinder besi yang disusun secara teratur dengan jarak tertentu sepanjang 1 m. Bila terpeleset, tandanya terjadi gangguan fungsi gerak.

Zanella memberikan ekstrak kulit dan biji anggur secara oral setiap hari selama 2 pekan. Setelah itu ia kembali menguji fungsi gerak. Jika ada selisih nilai antara sebelum dan sesudah pemberian ekstrak, berarti ada perbaikan. "Semakin besar selisih, semakin banyak perbaikan," kata Zanella. Hasilnya, kelompok ketiga menunjukkan perbaikan fungsi gerak paling optimal. Kelompok itu mengonsumsi 50 mg per kg berat badan ekstrak kulit dan biji anggur. Selisih skor kelompok 3 yakni 0,12 jauh diatas kontrol positif yang tidak mengonsumsi ekstrak, yakni 0,001.

Resveratrol
Menurut Zanella, biji dan kulit anggur kaya resveratrol, bahan yang tergolong dalam kelompok polifenol. "Resveratrol berperan mempercepat regenerasi sel saraf otak," katanya. Menurut Ana Romero Perez dan rekan dari Fakultas Farmasi, Universiitas Barcelna, Spanyol, kandungan resveratrol dalam ekstrak kulit anggur mencapai 24,06 mikrogram/mililiter. Sementar pada ekstrak biji anggur sebanyak 0,98 mikrogram/mililiter.

Menurut ketua sub unit Laoratorium Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Malang, Jawa Timur, Agus Heri Santoso STP MSi, warna kulit anggur secara tidak langsung menunjukkan kadar polifenol. Semakin pekat kulit, semakin tinggi kandungan polifenol. "Polifenol bersifat antioksidan," ujarnya. Sementara rasa pahit biji anggur lantaran kandungan sapogenin, tetapi jumlahnya minim.

Agus menuturkan sebagian orang membuang kulit anggur sebab khawatir akan bahaya pestisida yang menempel. Padahal mengatasinya mudah: rendam anggur ke dalam air yang sudah dibubuhi garam, lalu bilas dengan air mengalir. Jika kurang suka dengan rasa kulit dan biji anggur, konsumen bisa membuatnya menjadi jus. Namun, proses pembuatan jus buahh kadang merusak sebagian kandungan gizinya. Untuk mencegahnya, celupkan anggur ke dalam air hangat selama beberapa detik. Dengan demikian, seluruh khasiat buah anggur dapat dipetik maksimal.

Sumber: Trubus-534 Mei 2014/XLV hal. 54 

Herbal Penyambung Nyawa

"Daeng, 1 campur," seru pria berbadan subur itu. Tak sampai 2 menit, semangkuk penganan lezat berisi campuran daging sapi beserta jeroannya seperti paru, babat, dan usus tersaji di meja makan. Sang juru masak tak lupa menyiramnya dengan kuah panas campuran kacang, kaldu, dan belasan rempah-rempah berselera. Kombinasi itu belum lengkap tanpa menambahkan 2 ketupat hangat sebagai penyempurna sajian coto makassar.

Belum habis mangkuk pertama, pria berkumis itu kembali berseru, "Satu lagi, Daeng," itulah aktivitas makan siang saban hari Muhammad Hasyim. Penganan khas Makassar itu sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan untuk Daeng Ngewa, panggilan akrabnya. Wajar saja, jika kadar kolesterol pria yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Takalar, Sulawesi Selatan, itu di atas rata-rata.

Stroke
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Rumahsakit dr Sardjito, Yogyakarta, Prof Dr dr Nyoman Kertia, SpPD-KR, kolesterol tinggi biang berbagai penyakit mematikan seperti jantung koroner dan stroke. "Kolesterol tinggi bisa menjadi plak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, peredaran darah tak lancar. Sumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung, maka terjadilah penyakit jantung, sementara sumbatan pada pembuluh darah di syaraf atau otak, maka muncullah stroke," ujarnya.

Fakta ilmiah terjadi pada Muhammad Hasyim. Kebiasaannya menyantap makanan berlemak tinggi itu menghantarkannya ke penyakit stroke. Penyakit itu pula yang merenggut nyawanya. Kolesterol yang berlebihan kerap dialami orang yang berpola hidup tak sehat. "Prevalensi menjadi tinggi jika seseorang sudah mewarisi gen dari orang tuanya yang berkolesterol tinggi," kata dr Nyoman.

Menurut konsultan penyakit rematik itu, seseorang dikatakan berkolesterol tinggi saat kolesterol total melebihi 200 mg/dl, low density lipoprotein (LDL) melebihi 100 mg/dl, trigliserida di atas 150 mg/dl dan kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL) di bawah 40 mg/dl. Oleh sebab itu, setiap orang wajib mengecek kesehatan minimal 6 bulan sekali. "Jika sudah kolesterol tinggi, cek kesehatan minimal 3 bulan sekali di samping pengobatan," ujarnya.

Untuk menangani kolesterol tinggi, mencapai 400 mg/dl, dokter memberikan obat serta mengharuskan si pasien diet dan olahraga. Namun, jika masih di angka 250 mg/dl, menurut dokter Nyoman, pasien bisa mengonsumsi herbal seperti sambungnyawa Gynura procumbens dan temulawak Curcuma xanthorrizha. Pendapat itu sejalan dengan riset Prof Zullies Ikawati PhD Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mula-mula Prof Zullies membagi hewan percobaan menjadi 9 kelompok perlakuan yang masing-masing perlakuan diisi 6 tikus wistar jantan. Perlakuan itu di antaranya kontrol, ekstrak sambungnyawa, ekstrak temulawak saja, dan kombinasi keduanya. Tikus-tikus itu dipuasakan selama 24 jam, kemudian diinduksi hiperlipidemia agar kadar kolesterolnya tinggi. Setelah tikus mengalami hiperlipidemia, tikus diberi ekstrak kombinasi sambungnyawa dan temulawak.

Kurkumin dan kuersetin
Hasilnya, pada hari ke-30 paparan ekstrak, kombinasi pemberian ekstrak sambungnyawa 168,75 mg/kg bobot tubuh dan temulawak 37,5 mg/kg bobot tubuh per hari mampu menurunkan trigliserida dari 247,5 mg/dl menjadi 105,2 mg/dl. Bandingkan dengan kontrol yang justru naik dari 72,83 mg/dl menjadi 96,67 mg/dl. Kadar kolesterol total juga turun dari 163,67 mg/dl menjadi 88,6 mg/dl. Sementara kontrol naik dari 104,83 mg/dl menjadi 127,76 mg/dl. Kadar LDL turun dari 80,5 mg/dl menjadi 30,76 mg/dl, sementara kontrol justru naik dari 49,26 mg/dl menjadi 56,83 mg/dl.

Pada kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL), kombinasi sambungnyawa dan temulawak menaikkan kadarnya dari angka 33,67 mg/dl menjadi 37,6 mg/dl, sementara kontrol justru turun dari 36,67 mg/dl menjadi 35,83 mg/dl. "Pada kolesterol baik, justru angka semakin tinggi semakin baik," ujar Prof Zullies.

Menurut wanita 45 tahun itu, kandungan kurkumin temulawak bersifat penurun kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL). Sementara kandungan kuersetin sambungnyawa bersifat menaikkan HDL atau kolesterol baik dan juga menghambat kolesterol menempel di pembuluh darah. Wahyu Suprapto, herbalis dari Batu, Jawa Timur meresepkan temulawak untuk menurunkan  kolesterol. Ia mengombinasikan 20 gram rimpang temulawak, 15 gram lempuyang (Zingiber americans), 15 gram rimpang bangle (Zingiber purpureum) 15 gram rimpang kencur (Kaempferia galanga), 40 gram jati belanda (Guazuma ulmifolia), dan 20 gram daun sena (Cassia angustafiola).

Semua herbal itu dicampur dan diambil satu sendok makan untuk diseduh dengan segelas air panas. Konsumsi seduhan herbal itu sehari sekali sebelum tidur. Menurut Wahyu, sebulan pascakonsumsi, kolesterol kembali normal. Tentu diiringi dengan pola hidup sehat. Sementara daun sambungnyawa menurut wahyu juga berpotensi untuk dikombinasikan dengan temulawak sebagai penurun kolesterol. "Sambungnyawa berpotensi mengurangi serapan lemak dalam tubuh. Namun, perlu ada riset untuk memastikan hal itu," ujarnya.

Dr dr Nyoman Kertia menyampaikan sambungnyawa mencegah melekatnya kolesterol di pembuluh darah karena kandungan antioksidannya tinggi. Namun, di satu sisi, dokter Nyoman dan Prof Zullies sepakat, jika angka total kolesterol sudah sangat tinggi yakni 300 mg/dl atau lebih, maka penderita sebaiknya mengkonsumsi obat sesuai resep dokter. Tidak cukup hanya mengandalkan obat herbal karena efeknya relatif lebih lambat. "Bila kolesterol sudah sangat tinggi, maka kadarnya harus segera diturunkan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan," ujar Prof Zullies.

Sumber: Trubus 539-Oktober 2014/XLV hal. 84

Umbi Peluruh Batu Ginjal

Bagi Saiful Anwar (bukan nama sebenarnya), buang air kecil menjadi kegiatan yang sangat menyiksa. "Tiap buang air kecil terasa nyeri," ujarnya. Urine yang dikeluarkan juga sedikit. Oleh karena itu, frekuensi berkemihnya juga semakin sering. Pada 2001 itu ia juga kerap merasa nyeri pinggang jika duduk terlalu lama. Tak ingin berlama-lama menahan rasa sakit, ayah tiga anak itu segera memeriksakan diri ke rumahsakit. 

Dokter menyarankan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kondisi Saiful. Hasil USG memperlihatkan terdapat batu di ginjal. "Batu berukuran sekedelai," ujar pria berumur 53 tahun itu. Untuk mengatasinya, dokter memberikan obat peluruh batu ginjal. Konsumsi obat dokter memang membuat batu yang terletak di ginjal itu luruh. Namun, sebelas tahun berselang, batu itu muncul lagi di tempat yang sama. 
Umbi Peluruh Batu Ginjal
Bawang dayak si umbi peluruh batu ginjal

Kalsium
Gejala yang dirasakan Saiful sama seperti sebelumnya. Dokter pun menyarankannya untuk melakukan operasi atau tembak laser. Penyakit batu ginjal sebagian besar dialami oleh pria. Sebanyak 30% pria di Indonesia berumur 20-40 tahun menderita batu ginjal. Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Soetomo, dr H Arijanto Jonosewojo SpPD menjelaskan, batu ginjal terbentuk akibat konsumsi kalsium berlebihan. Tubuh memang membutuhkan kalsium hingga 800 mg per hari. Fungsinya, mencegah osteoporosis, pembekuan darah, dan penyembuhan luka.

Namun, konsumsi berlebih justru berbahaya. "Kalsium terlalu banyak membuat magnesium terdesak dari albumin sehingga tidak tersalurkan lewat darah," jelasnya. Akibatnya, ginjal tidak mampu memproses kalsium dan menimbulkan endapan. Kondisi ini disebut hiperkalsiuria. Pada kondisi itu kandungan kalsium dalam air urine mencapai 200-350 mg setiap hari. 

Penyebab terbentuknya batu ginjal akibat konsumsi makanan mengandung asam urat atau purin tinggi. Beberapa makanan yang mengandung purin seperti jeroan, emping, ikan, dan daging. Air minum berkadar kapur tinggi juga memicu terbentuknya batu ginjal.

Salah satu herbal untuk mengatasi batu ginjal adalah bawang dayak. Riset membuktikan khasiat lain lain umbi Eleutherine americana. Penelitian Arnida dan Sutomo, keduanya dari Program Studi Farmasi, Universitas Lambung Mangkurat, membuktikan bawang dayak meluruhkan batu ginjal. Riset yang termuat dalam jurnal Sains dan Terapan Kimia itu menguji bawang dayak secara praklinis terhadap tikus yang dibuat menderita batu ginjal. Caranya, dengan menginduksi hidroksiprolin dosis 2,5 gram per kg bobot tubuh.

Dalam risetnya, Arnida membagi tikus berbobot tubuh 150-200 gram itu ke dalam enam kelompok. Kelompok pertama, kontrol negatif (tidak menerima induksi pembentukan batu ginjal). Kelompok kedua, kontrol positif (mendapat induksi batu ginjal dan suntikan larutan Na-CMC 0,5%). Kelompok 3 sampai 6 mendapat induksi batu ginjal dan perlakuan ekstrak metanol, fraksi petroleum eter, etil asetat, dan n-butanol bawang dayak dosis 400 mg per kg bobot tubuh. Perlakuan diberikan selama 3 hari. Lalu, air seni hewan sampel ditampung dan ginjal diambil untuk dianalisis.

Diuretik
Analisis urine yang meliputi pH, volume, dan kadar kalsium dilakukan pada hari I dan III. Hasilnya, kelompok perlakuan bawang dayak menghasilkan volume urine lebih banyak dibanding kontrol negatif. Artinya, umbi anggota famili Iridaceae itu memberi efek diuretik pada hewan uji. Efek diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorbsi natrium, sehingga pengeluarannya melalui berkemih. Aktivitas diuretik itu memudahkan penghancuran dan pengeluaran batu ginjal.

Pemberian bawang berlian (nama lain bawang dayak) juga meningkatkan kadar kalsium yang dikeluarkan melalui urine. Perlakuan bawang dayak fraksi n-butanol mengeluarkan kadar kalsium 0,11 mg pada hari ketiga. Bandingkan dengan kontrol negatif yang mengeluarkan kadar kalsium 0,08 mg/dl. Semakin banyak kadar kalsium yang dikeluarkan, semakin banyak batu ginjal yang luruh.

Dokter dan herbalis di Bintaro, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Prapti Utami selama ini memanfaatkan bawang dayak untuk mengatasi hipertensi dan diabetes. Ia menjelaskan tidak menutup kemungkinan bawang dayak digunakan untuk mengatasi batu ginjal. Dugaannya, "Bawang dayak bersifat diuretik," ujarnya.

Prapti menambahkan, bawang dayak juga bersifat vasodilatif alias melebarkan pembuluh darah yang kemungkinan besar juga bisa melebarkan ureter. Sebab, "Sifat otot polos di pembuluh darah dan ureter sama,", ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu. Prapti juga menyarankan, bagi penderita batu ginjal sebaiknya mengonsumsi rebusan ketimbang kapsul bawang dayak agar penyerapannya lebih efektif.

Sumber: Trubus 538- September 2014/XLV hal. 68

Jamur Dewa Pereda Hipertensi

Hipertensi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah penderitanya pun terus meningkat. Hasil riset kesehatan dasar pada 2013 memperlihatkan tingkat kejadian hipertensi di tanah air mencapai 31,7%. Bandingkan dengan 2007 yang hanya 25,8%. Mantan ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Prof Rully MA Roesli MD PhD FINASIM, mengungkapkan saat ini 1 dari 3 penduduk Indonesia berpotensi mengalami tekanan darah tinggi.

Rully menuturkan orang yang mengalami hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala. Mereka baru menyadari setelah terjadi komplikasi seperti munculnya penyakit jantung. "Makanya hipertensi kerap disebut silent killer atau pembunuh diam-diam," kata guru besar Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung itu.
Jamur Dewa Pereda Hipertensi
Jamur dewa pereda hipertensi

Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah di atas 140/85 mmHg. Sementara tekanan darah normal berkisar 120/70 mmHg. Menurut Rully setiap kenaikan tekanan darah 20 mmHg/10 mmHg meningkatkan risiko komplikasi serangan jantung dan stroke sampai 2 kali lipat.

Pemicu
Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD KR, pemicu hipertensi beragam. Nyoman mengatakan beberapa penyebab hipertensi, antara lain faktor keturunan, pola hidup kurang sehat seperti stres, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, dan mengandung garam tinggi. Konsumsi garam masyarakat Indonesia memang terbilang tinggi, 15 gram per hari. Padahal konsumsi garam yang dianjurkan 6 gram atau 1 sendok teh per hari.

Prof Nyoman menuturkan konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan volume darah. "Garam dapat menyedot cairan dari luar pembuluh darah sehingga masuk ke dalam pembuluh darah," ujar dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Stres membuat pembuluh darah menegang sehingga kurang lentur saat aliran darah meningkat. Sementara makanan berlemak menimbulkan plak di dalam pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit.

Menurut Nyoman dari beragam pemicu hipertensi itu, faktor keturunan merupakan penyebab paling besar. "Sebagian besar penyebab darah tinggi akibat faktor keturunan, mencapai sekitar 85%," kata dokter spesialis penyakit dalam di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, itu.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa ikut andil dalam peningkatan proporsi kematian akibat penyakit tidak menular. Itu karena tekanan darah tinggi memicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Salah satu cara mengatasi hipertensi adalah dengan mengonsumsi jamur dewa (Agaricus blazei). Jamur kerabat shitake Lentinus edodes itu berasal dari Kota Piedade, Saupaulo, Brazil. Kini jamur anggota famili Agaricaceae itu sudah banyak dibudidayakan di Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Bukti ilmiah
Riset Inatomi Satoshi dan rekan yang dipublikasikan dalam jurnal Japenese Pharmacology and Therapeutics pada 2006 membuktikan Agaricus blazei berkhasiat menurunkan tekanan darah. Dalam penelitian, Inatomi memberikan ekstrak himematsutake-sebutan jamur dewa di Jepang kepada 134 penderita hipertensi berusia rata-rata 48 tahun.

Penderita itu dibagi menjadi 4 kelompok: 1 grup kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Inatomi memberikan ekstrak hasil perasan tubuh buah jamur dewa (ABFE) yang mengandung asam gamma-aminobutirat (GABA) kepada 3 kelompok perlakuan. Kelompok B diberikan 20 mg GABA/50 ml ABFE, 40 mg GABA/50 ml ABFE (kelompok C), dan 70 mg GABA/50 ml ABFE (kelompok D). Selain itu, penderita hipertensi yang diuji pun diwajibkan mengonsumsi susu tinggi lemak jenuh setiap hari selama 8 minggu. Lemak jenuh salah satu pemicu tekanan darah naik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok C secara signifikan mengalami penurunan tekanan darah diastolik atau angka bawah (DBP) pada 8 minggu dibandingkan dengan kelompok A (kontrol). Sementara penurunan tekanan darah sistolik atau angka atas (SBP) grup C terjadi pada 6 dan 8 minggu dan DBP di 4-8 minggu dibandingkan dengan kelompok A. Hasil riset pun menunjukkan konsentrasi optimal untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah 40 mg GABA/50 ml ABFE.

Menurut Ketua II Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI), Ir D'Hiru Sked, MM, asam gamma-aminobutirat jamur dewa mereduksi jumlah kolesterol dan lemak-lemak tertentu di dalam darah sehingga sirkulasi di dalam darah menjadi baik. Hasilnya kinerja jantung membaik sehingga tekanan darah pun turun mendekati atau menjadi normal. "Intinya konsumsi jamur dewa membuat performa darah meningkat sehingga memperbaiki kinerja jantung dan membuat tekanan darah turun," katanya.

Penelitian lain Inatomi juga membuktikan jamur dewa aman dikonsumsi. Dalam penelitian itu, ia memberikan 150 ml ABFE/hari (dosis 3 kali lebih tinggi daripada normal) kepada 25 penderita hipertensi berusia 30-65 tahun (19 laki-laki dan 6 perempuan) selama 4 pekan. Hasilnya, tekanan darah sistolik dan diastolik menurun secara signifikan setelah dua minggu pemberian oral ABFE. Hasil wawancara kepada orang yang diuji tidak ditemukan kelainan dalam indeks tubuh, detak jantung, dan tes urine. Itu menunjukkan pemberian 150 ml cogumellodo sol-sebutan jamur dewa di Brazil per hari aman bagi penderita hipertensi.