Umbi Peluruh Batu Ginjal

Bagi Saiful Anwar (bukan nama sebenarnya), buang air kecil menjadi kegiatan yang sangat menyiksa. "Tiap buang air kecil terasa nyeri," ujarnya. Urine yang dikeluarkan juga sedikit. Oleh karena itu, frekuensi berkemihnya juga semakin sering. Pada 2001 itu ia juga kerap merasa nyeri pinggang jika duduk terlalu lama. Tak ingin berlama-lama menahan rasa sakit, ayah tiga anak itu segera memeriksakan diri ke rumahsakit. 

Dokter menyarankan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kondisi Saiful. Hasil USG memperlihatkan terdapat batu di ginjal. "Batu berukuran sekedelai," ujar pria berumur 53 tahun itu. Untuk mengatasinya, dokter memberikan obat peluruh batu ginjal. Konsumsi obat dokter memang membuat batu yang terletak di ginjal itu luruh. Namun, sebelas tahun berselang, batu itu muncul lagi di tempat yang sama. 
Umbi Peluruh Batu Ginjal
Bawang dayak si umbi peluruh batu ginjal

Kalsium
Gejala yang dirasakan Saiful sama seperti sebelumnya. Dokter pun menyarankannya untuk melakukan operasi atau tembak laser. Penyakit batu ginjal sebagian besar dialami oleh pria. Sebanyak 30% pria di Indonesia berumur 20-40 tahun menderita batu ginjal. Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Soetomo, dr H Arijanto Jonosewojo SpPD menjelaskan, batu ginjal terbentuk akibat konsumsi kalsium berlebihan. Tubuh memang membutuhkan kalsium hingga 800 mg per hari. Fungsinya, mencegah osteoporosis, pembekuan darah, dan penyembuhan luka.

Namun, konsumsi berlebih justru berbahaya. "Kalsium terlalu banyak membuat magnesium terdesak dari albumin sehingga tidak tersalurkan lewat darah," jelasnya. Akibatnya, ginjal tidak mampu memproses kalsium dan menimbulkan endapan. Kondisi ini disebut hiperkalsiuria. Pada kondisi itu kandungan kalsium dalam air urine mencapai 200-350 mg setiap hari. 

Penyebab terbentuknya batu ginjal akibat konsumsi makanan mengandung asam urat atau purin tinggi. Beberapa makanan yang mengandung purin seperti jeroan, emping, ikan, dan daging. Air minum berkadar kapur tinggi juga memicu terbentuknya batu ginjal.

Salah satu herbal untuk mengatasi batu ginjal adalah bawang dayak. Riset membuktikan khasiat lain lain umbi Eleutherine americana. Penelitian Arnida dan Sutomo, keduanya dari Program Studi Farmasi, Universitas Lambung Mangkurat, membuktikan bawang dayak meluruhkan batu ginjal. Riset yang termuat dalam jurnal Sains dan Terapan Kimia itu menguji bawang dayak secara praklinis terhadap tikus yang dibuat menderita batu ginjal. Caranya, dengan menginduksi hidroksiprolin dosis 2,5 gram per kg bobot tubuh.

Dalam risetnya, Arnida membagi tikus berbobot tubuh 150-200 gram itu ke dalam enam kelompok. Kelompok pertama, kontrol negatif (tidak menerima induksi pembentukan batu ginjal). Kelompok kedua, kontrol positif (mendapat induksi batu ginjal dan suntikan larutan Na-CMC 0,5%). Kelompok 3 sampai 6 mendapat induksi batu ginjal dan perlakuan ekstrak metanol, fraksi petroleum eter, etil asetat, dan n-butanol bawang dayak dosis 400 mg per kg bobot tubuh. Perlakuan diberikan selama 3 hari. Lalu, air seni hewan sampel ditampung dan ginjal diambil untuk dianalisis.

Diuretik
Analisis urine yang meliputi pH, volume, dan kadar kalsium dilakukan pada hari I dan III. Hasilnya, kelompok perlakuan bawang dayak menghasilkan volume urine lebih banyak dibanding kontrol negatif. Artinya, umbi anggota famili Iridaceae itu memberi efek diuretik pada hewan uji. Efek diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorbsi natrium, sehingga pengeluarannya melalui berkemih. Aktivitas diuretik itu memudahkan penghancuran dan pengeluaran batu ginjal.

Pemberian bawang berlian (nama lain bawang dayak) juga meningkatkan kadar kalsium yang dikeluarkan melalui urine. Perlakuan bawang dayak fraksi n-butanol mengeluarkan kadar kalsium 0,11 mg pada hari ketiga. Bandingkan dengan kontrol negatif yang mengeluarkan kadar kalsium 0,08 mg/dl. Semakin banyak kadar kalsium yang dikeluarkan, semakin banyak batu ginjal yang luruh.

Dokter dan herbalis di Bintaro, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Prapti Utami selama ini memanfaatkan bawang dayak untuk mengatasi hipertensi dan diabetes. Ia menjelaskan tidak menutup kemungkinan bawang dayak digunakan untuk mengatasi batu ginjal. Dugaannya, "Bawang dayak bersifat diuretik," ujarnya.

Prapti menambahkan, bawang dayak juga bersifat vasodilatif alias melebarkan pembuluh darah yang kemungkinan besar juga bisa melebarkan ureter. Sebab, "Sifat otot polos di pembuluh darah dan ureter sama,", ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu. Prapti juga menyarankan, bagi penderita batu ginjal sebaiknya mengonsumsi rebusan ketimbang kapsul bawang dayak agar penyerapannya lebih efektif.

Sumber: Trubus 538- September 2014/XLV hal. 68