Jamur Dewa Pereda Hipertensi

Hipertensi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah penderitanya pun terus meningkat. Hasil riset kesehatan dasar pada 2013 memperlihatkan tingkat kejadian hipertensi di tanah air mencapai 31,7%. Bandingkan dengan 2007 yang hanya 25,8%. Mantan ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Prof Rully MA Roesli MD PhD FINASIM, mengungkapkan saat ini 1 dari 3 penduduk Indonesia berpotensi mengalami tekanan darah tinggi.

Rully menuturkan orang yang mengalami hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala. Mereka baru menyadari setelah terjadi komplikasi seperti munculnya penyakit jantung. "Makanya hipertensi kerap disebut silent killer atau pembunuh diam-diam," kata guru besar Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung itu.
Jamur Dewa Pereda Hipertensi
Jamur dewa pereda hipertensi

Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah di atas 140/85 mmHg. Sementara tekanan darah normal berkisar 120/70 mmHg. Menurut Rully setiap kenaikan tekanan darah 20 mmHg/10 mmHg meningkatkan risiko komplikasi serangan jantung dan stroke sampai 2 kali lipat.

Pemicu
Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD KR, pemicu hipertensi beragam. Nyoman mengatakan beberapa penyebab hipertensi, antara lain faktor keturunan, pola hidup kurang sehat seperti stres, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, dan mengandung garam tinggi. Konsumsi garam masyarakat Indonesia memang terbilang tinggi, 15 gram per hari. Padahal konsumsi garam yang dianjurkan 6 gram atau 1 sendok teh per hari.

Prof Nyoman menuturkan konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan volume darah. "Garam dapat menyedot cairan dari luar pembuluh darah sehingga masuk ke dalam pembuluh darah," ujar dokter alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Stres membuat pembuluh darah menegang sehingga kurang lentur saat aliran darah meningkat. Sementara makanan berlemak menimbulkan plak di dalam pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit.

Menurut Nyoman dari beragam pemicu hipertensi itu, faktor keturunan merupakan penyebab paling besar. "Sebagian besar penyebab darah tinggi akibat faktor keturunan, mencapai sekitar 85%," kata dokter spesialis penyakit dalam di RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, itu.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa ikut andil dalam peningkatan proporsi kematian akibat penyakit tidak menular. Itu karena tekanan darah tinggi memicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Salah satu cara mengatasi hipertensi adalah dengan mengonsumsi jamur dewa (Agaricus blazei). Jamur kerabat shitake Lentinus edodes itu berasal dari Kota Piedade, Saupaulo, Brazil. Kini jamur anggota famili Agaricaceae itu sudah banyak dibudidayakan di Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Bukti ilmiah
Riset Inatomi Satoshi dan rekan yang dipublikasikan dalam jurnal Japenese Pharmacology and Therapeutics pada 2006 membuktikan Agaricus blazei berkhasiat menurunkan tekanan darah. Dalam penelitian, Inatomi memberikan ekstrak himematsutake-sebutan jamur dewa di Jepang kepada 134 penderita hipertensi berusia rata-rata 48 tahun.

Penderita itu dibagi menjadi 4 kelompok: 1 grup kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Inatomi memberikan ekstrak hasil perasan tubuh buah jamur dewa (ABFE) yang mengandung asam gamma-aminobutirat (GABA) kepada 3 kelompok perlakuan. Kelompok B diberikan 20 mg GABA/50 ml ABFE, 40 mg GABA/50 ml ABFE (kelompok C), dan 70 mg GABA/50 ml ABFE (kelompok D). Selain itu, penderita hipertensi yang diuji pun diwajibkan mengonsumsi susu tinggi lemak jenuh setiap hari selama 8 minggu. Lemak jenuh salah satu pemicu tekanan darah naik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok C secara signifikan mengalami penurunan tekanan darah diastolik atau angka bawah (DBP) pada 8 minggu dibandingkan dengan kelompok A (kontrol). Sementara penurunan tekanan darah sistolik atau angka atas (SBP) grup C terjadi pada 6 dan 8 minggu dan DBP di 4-8 minggu dibandingkan dengan kelompok A. Hasil riset pun menunjukkan konsentrasi optimal untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah 40 mg GABA/50 ml ABFE.

Menurut Ketua II Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI), Ir D'Hiru Sked, MM, asam gamma-aminobutirat jamur dewa mereduksi jumlah kolesterol dan lemak-lemak tertentu di dalam darah sehingga sirkulasi di dalam darah menjadi baik. Hasilnya kinerja jantung membaik sehingga tekanan darah pun turun mendekati atau menjadi normal. "Intinya konsumsi jamur dewa membuat performa darah meningkat sehingga memperbaiki kinerja jantung dan membuat tekanan darah turun," katanya.

Penelitian lain Inatomi juga membuktikan jamur dewa aman dikonsumsi. Dalam penelitian itu, ia memberikan 150 ml ABFE/hari (dosis 3 kali lebih tinggi daripada normal) kepada 25 penderita hipertensi berusia 30-65 tahun (19 laki-laki dan 6 perempuan) selama 4 pekan. Hasilnya, tekanan darah sistolik dan diastolik menurun secara signifikan setelah dua minggu pemberian oral ABFE. Hasil wawancara kepada orang yang diuji tidak ditemukan kelainan dalam indeks tubuh, detak jantung, dan tes urine. Itu menunjukkan pemberian 150 ml cogumellodo sol-sebutan jamur dewa di Brazil per hari aman bagi penderita hipertensi.