Aroma Pemikat Ikan, Strike pun Sering Dapat

Selama ini Muhammad Daud, pehobi dari Bandung, Jawa Barat mengombinasikan aroma vanila, apel, dan teh ketika meramu umpan mancing. "Saya mendapatkan resep itu dari seorang teman yang sering juara," ujar Daud yang kerap kali hanya bisa mendapat 15 kg ikan dalam 1 putaran selama 3 jam itu. Bahkan, kerap kali ia hanya bisa menggigit jari karena gagal mengangkat ikan ketika mancing. Menurut Bambang Wijanarko, produsen aroma pakan ikan di Ciledug, Provinsi Banten, ramuan yang dipakai Daud lebih pas untuk memancing saat cuaca panas.

"Ketika musim hujan, ikan lebih suka aroma gurih," kata Bambang. Pria yang akrab disapa Benggol itu menuturkan untuk memikat ikan pada musim hujan, pehobi sebaiknya memanfaatkan aroma tenggiri, seafood, kue mentega, atau jagung. Tujuannya agar penciuman ikan lebih terangsang untuk menghampiri umpan. Pehobi di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Elrico, menerapkan teori itu. Saat musim hujan, ia menggunakan kombinasi aroma tenggiri, jagung, melon, kacang, mentega, vanila, dan jambu untuk umpannya.

Racik
Setelah menerapkan anjuran itu, ia selalu mendapat ikan berukuran jumbo di 30 menit awal perlombaan. Berkat racikan itu, Elrico menyabet gelar juara pertama pada lomba mancing yang diadakan di Fishing Valley, Jawa Barat, pada Februari 2014. "Ukuran ikannya di atas 8 kg," ujar Elrico. Bambang menuturkan, saat ini pemancing lebih banyak mencari esens yang terdiri dari beberapa aroma. Esens yang digunakan dalam mancing sebenarnya food esence atau pemberi aroma makanan.

Tujuannya untuk menambah citarasa atau mengubah rasa dan aroma dari umpan dasar yang digunakan. Di kalangan pemancing, esens yang terdiri dari kombinasi beberapa aroma dikenal dengan sebutan oplosan. Pada umumnya, esens kombinasi terdiri dari 7-8 jenis esens dasar. Meraciknya pun tidak sembarangan. Diperlukan uji coba untuk mengetahui kombinasi paling tepat.

Sebelum membuat suatu kombinasi, biasanya Bambang menguji keampuhan esens racikannya di 5 kolam pemancingan dengan lokasi berjauhan hingga didapat racikan yang tepat. Sebab, lain ikan lain pula aroma wangi yang diminatinya. Setiap ikan berbeda ketertarikannya pada aroma umpan," kata Bambang. Patin menyukai aroma yang keasam-asaman, ikan mas lebih suka aroma manis gurih, sedangkan lele menyukai aroma asam menyengat. "Pehobi perlu mengetahui karakter aroma yang disukai ikan," ujar pria 39 tahun itu.

"Jika sudah dapat yang pas, baru dibuat dalam jumlah banyak," ujar pria yang mulai menjual esens sejak 2000 itu. Salah meracik esens, bisa berakibat ikan enggan makan. Apalagi ikan yang sudah terbiasa dengan kondisi mancing perlu dirangsang dengan pemberian esens yang tepat. Menurut dokter hewan di klinik Calico, Yogyakarta, drh Slamet Raharjo MP, esens tidak berbahaya bagi ikan selama pemakaian tidak berlebihan. Oleh karena itu, sah-sah saja penggunaan esens saat memancing.

Aroma dasar
Para produsen esens kombinasi menganggap beberapa jenis aroma dasar seperti vanila, leci, dan pisang ambon harus ada. Ketiganya sebagai kunci dalam sebuah esens kombinasi. "Semua esens kombinasi yang saya produksi pasti mengandung leci dan vanila," ujar Bambang yang memproduksi 20 liter esens kombinasi setiap pekan. Produsen esens di Kota Depok, Jawa Barat, Angga juga sepakat bahwa esens dasar mutlak harus ada dalam setiap campuran.

Bambang selalu menambahkan aroma leci dan vanila masing-masing 2-5 cc untuk setiap botol esens racikannya bervolume 30 cc. Menurut Angga, leci beraroma manis yang kuat dan pas. Sementara vanila mampu mengikat wangi yang baik sehingga aroma dapat tercampur dengan baik. Seberapa lama esens dapat disimpan? Menurut Angga, esens murni atau biang esens mampu bertahan lebih dari 6 tahun. Namun, jika esens telah dicampur dengan pelarut propilen glikol (PG) hanya mampu bertahan 1,5 tahun.

Esens yang beredar di pasaran sebagian besar telah bercampur pelarut, sehingga harganya lebih murah. Musababnya, semakin banyak pelarut yang dicampurkan, aromanya akan semakin berkurang. Kisaran harga untuk esens murni Rp 15-50 ribu per 30 cc. Harga esens bercampur pelarut Rp 10-20 ribu per 30 cc. Sementara harga esens kombinasi Rp 25-50 ribu. "Harganya mahal karena harus menggabungkan beberapa aroma," kata Bambang.

Kombinasi
Kebutuhan esens kombinasi sangat bergantung pada media pencampurannya. Jika media pencampurnya sagu, pemancing cukup menggunakan 10-15 cc esens kombinasi untuk 2 sendok makan sagu. Kebutuhannya semakin banyak jika pehobi mencampurnya dengan pelet, yaitu 30 cc untuk 700 gram pelet. "Pelet memiliki bau menyengat sehingga memerlukan lebih banyak esens untuk mengalahkan bau pelet itu sendiri," ujar Bambang.

Kekuatan aroma di dalam kolam juga sangat dipengaruhi oleh arus air yang merupakan media transfer bau paling baik di air. Arus juga mempengaruhi kecepatan ikan menangkap aroma. Itu sebabnya, pehobi juga tak pernah alpa menambahkan 1-3 tetes esens mengandung minyak wangi asiri seperti nilam, usar, dan sereh dalam esens kombinasinya. Tujuannya, agar aroma tidak mudah larut. Namun, beberapa kolam pemancingan melarang penggunaannya karena mengganggu kesehatan ikan.

Para pehobi menyambut baik kehadiran esens kombinasi karena lebih praktis. Mereka tidak perlu repot-repot meracik sendiri. Pantas produsen esens kombinasi pun semakin menjamur dan aroma yang ditawarkan pun semakin beragam. "Saat ini, saya mempunyai 50 jenis esens tunggal dan 20 jenis esens kombinasi," kata Bambang. Diva esens, produsen esens di Jakarta, bahkan mempunyai 200 macam esens tunggal. Itu karena pemakaian esens terbukti membantu meningkatkan nafsu makan ikan, asalkan tepat meramunya.

Miliki buku Budidaya Lele Di Kolam Terpal : Jurus-jurus Sukses Panen Melimpah di Google Play Store.
Budidaya Lele Di Kolam Terpal