Budidaya Teripang, Teknik Pembenihan Mudah

Sekarang, sudah ada teknik budidaya teripang untuk segmen pembenihan yang bisa diterapkan oleh para peternak ikan laut atau nelayan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar budidaya hewan tak bertulang belakang ini menuai kesuksesan, antara lain; pemilihan lokasi, pemilihan indukan, penetasan telur dan perawatan larva dan pendederan.
Budidaya Teripang, Teknik Pembenihan Mudah
Jutaan telur dikeluarkan

Pemilihan lokasi
Persyaratan lokasi budidaya yang harus terpenuhi, yaitu tersedia air yang berlimpah, bersih dan bebas dari polutan. Hindari lokasi budidaya berdekatan dengan sungai karena mudah membuat air menjadi keruh. Perlengkapan lainnya untuk teknis budidaya yang harus disediakan, antara lain; bak fiber, aerator, pompa air, baskom dan stok pakan alami.

Pemilihan indukan
Seleksi indukan teripang yang memiliki bobot minimal 400 gram/ekor. Sebelum pemijahan dilakukan, perlu proses adaptasi di kolam pemeliharaan supaya teripang-teripang ini tidak stress dan organ-organ reproduksinya berkembang dengan normal. Proses adaptasi bisa memakan waktu sebulan. Setelah kurang lebih sebulan, indukan teripang siap dikawinkan dengan metode rangsang pijah (induced spawning) dan thermal shock.

Caranya, seleksi beberapa calon indukan teripang, lalu masukkan ke kotak plastik berlubang. Angkat wadah itu sampai ke permukaan air supaya terkena sinar matahari. Suhu air permukaan 320 C; di dasar sekitar 290 C. Jemur indukan teripang mulai pukul 08.00-17.00. Tujuan penjemuran ini untuk memberi kesempatan teripang membuang feses sebelum berpijah.

Sorenya, indukan teripang diangkat, lalu dimasukkan ke dalam baskom plastik bervolume 60 liter. Kondisikan air dengan suhu 270 C supaya indukan teripang terangsang memijah. Setiap wadah berisi 4-6 ekor indukan teripang. Jumlah sebanyak ini karena indukan teripang ini belum diketahui kelamin dan tingkat kematangan gonadnya.

Proses pemijahan
Pada saat proses memijah itulah baru diketahui jenis kelaminnya. Si pejantan akan tampak lebih atraktif dengan menggeliat-geliatkan badannya. Ujung anteriornya naik ke atas dan tampak meruncing. Tak lama kemudian, si pejantan akan mengeluarkan sperma dari gonopore secara terus-menerus hingga 1 jam. Zat feromon berupa zat kimia dari sperma akan merangsang betina untuk mengeluarkan telur. Indukan betina yang birahi ditandai dengan bagian ujung anterior yang membengkak, lalu menyemburkan telur sebanyak 2-3 kali.

Tak semua indukan teripang akan melakukan pemijahan. Dari hasil penelitian, minimal terdapat 2 pasang indukan yang kawin. Jumlah yang sedikit ini sudah mencukupi untuk menghasilkan banyak anakan. Indukan yang memijah akan ditandai dengan adanya warna putih mirip kabut yang menyelimuti permukaan air. Lapisan kabut ini berisi telur-telur teripang. Jumlahnya bisa mencapai 1 juta telur.

Langkah selanjutnya, indukan-indukan dipindah ke wadah lain. Telur-telur diserok menggunakan saringan lembut, lalu dicuci dengan air yang mengalir ke baskom sampai air kembali bening. Telur-telur yang terbuahi akan bergerak-gerak di permukaan air. Pindahkan telur-telur ini ke bak fiber yang sudah disiapkan. Supaya populasinya tidak terlalu padat, telur-telur ini dibagi ke dalam 3 bak sehingga masing-masing bisa berisi 300-400 ribu telur.

Perkembangan telur sampai anakan teripang
Telur-telur akan segera menetas dalam waktu 36 jam sejak terbuahi. Beri pakan alami berupa fitoplankton seperti Dunaliella sp, Chetocheros sp, Isochrysis sp, atau Phaeodactylum sp dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari. Perkembangan selanjutnya setelah 3 hari, akan bermetamorfosis menjadi auricularia. Larva berukuran 500 mikron yang melayang-layang di kolom air. Selang 14 hari kemudian, larva berubah menjadi doliolaria yang berukuran 1 mm. Larva-larva ini masih bersifat planktonik alias melayang-layang.

Dalam waktu 3 hari larva berkembang menjadi pentactula yang bentuknya seperti tabung dengan 5 tentakel pada ujung anterior. Di bagian ujung posterior terdapat kaki yang membantu pergerakan. Larva ini bersifat bentik atau mengendap di dasar. Siapkan spat collector yang terbuat dari fiber atau plastik gelombang yang dipotong kecil-kecil. Plastik ini sebagai tempat menempel algae atau diatome bentik, seperti Navicula sp.

Pemeliharaan selama 3 bulan, juvenile teripang akan berkembang menjadi anakan teripang seukuran lidi. Anakan teripang ukuran selidi ini selanjutnya ditaruh ke bak fiber lain yang berisi pasir. Beri pakan algae atau diatome bentik secara rutin.


Setelah pemeliharaan 4 bulan, lakukan seleksi bobot untuk mengurangi kepadatan populasi. Nantinya, benih-benih teripang yang berbobot 10 gram di pindah ke bak fiber lain. penggelondongan selama 6-8 bulan, benih-benih teripang akan berbobot 30 gram. Tingkat kelulusan hidupnya memang kecil, hanya sekitar 200 ekor tiap bak. Benih-benih teripang ini siap dibesarkan di keramba pembesaran.