Selama tak terkontaminasi zat-zat berbahaya atau mikroba patogen, rempah-rempah aman dikonsumsi |
Menurunnya kualitas bumbu bisa juga disebabkan oleh pengolahan rempah-rempah yang kurang higienis. Misalnya saja, rempah-rempah kurang bersih saat tahap pencucian sebelum masuk ke pengolahan selanjutnya menjadi bumbu. Alat-alat dan mesin pengolahan yang kurang higienis. Atau bisa juga kondisi tempat pengolahan yang kurang memenuhi syarat standar sanitasinya.
Beberapa jenis rempah diketahui juga mengandung senyawa antinutrisi seperti asam fitat, tanin, dan asam oksalat. Senyawa-senyawa tersebut bisa menjadi penyebab penrurunan kualitas bumbu. Senyawa-senyawa tersebut bisa mempengaruhi kesehatan tubuh karena dapat mengikat mineral-mineral dalam tubuh seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), zat besi (Fe), dan seng (Zn). Padahal, mineral-mineral tersebut dibutuhkan oleh tubuh yang seharusnya diserap oleh sistem pencernaan kita. Bila zat antinutrisi ini terdapat dalam konsentrasi tinggi, bisa berakibat kemunculan penyakit karena defisiensi (kekurangan) mineral.
Komponen senyawa fitat terkandung di dalam cengkih, biji pala, ketumbar, dan bawang putih. Senyawa tanin terdapat pada cengkih, kayu manis, daun salam, dan cabe rawit. Sedangkan senyawa oksalat terkandung di dalam cengkih dan daun jeruk purut. Asalkan dalam mengkonsumsi rempah-rempah tersebut masih dalam batas kewajaran, senyawa-senyawa tersebut tidak berpengaruh negatif pada tubuh.
Sampai saat ini belum ada laporan negatif terkait oleh rempah-rempah sebagai penyusun bumbu tradisional bagi kesehatan tubuh. Baik yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker) atau mutagenik (yang bisa mengakibatkan perubahan gen). Dengan demikian, penyebab penurunan kualitas bumbu lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal seperti terkontaminasi zat-zat pencemar dan akibat pengolahan rempah-rempah yang tak higienis.