Warisan Leluhur Olahan Herbal Hasil Fermentasi

Indonesia kaya dengan warisan leluhur olahan herbal untuk kesehatan dan pengobatan. Misalnya saja, Suku Dayak Benuaq di Kutai Barat, Kalimantan Timur, mengolah buah keliwetn (Baccaurea sp.) sebagai bahan baku tuak. Minuman tuak biasanya dihidangkan secara istimewa saat menyambut tamu agung atau pelengkap upacara adat. Minuman tuak ini berasa manis dan berkhasiat menyegarkan tubuh.

Cara membuat tuak buah keliwetn
Buah keliwetn berbentuk bulat, berwarna coklat, seukurang bola pingpong, bergerombol, dan menempel di cabang-cabang utama. Kumpulkan buah-buah keliwetn, lalu diambil daging buahnya sampai sebanyak 10 kg. Selanjutnya dimasukkan ke dalam guci tanah liat dan tutup rapat-rapat. Guci ini lalu dipendam ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 20 cm dari permukaan tanah. Guci ini diperam selama kurang lebih 3 bulan. Selama pemeraman ini, daging buah yang semula berwarna jingga akan berubah menjadi cairan yang memiliki aroma khas.
Berbagai jenis buah-buahan yang bisa difermentasi
Olahan herbal hasil proses pemeraman
Hasil proses pemeraman memang bisa memunculkan khasiat obat yang terkandung di dalam buah-buahan. Tradisi pemeraman buah sebagai obat herbal dilakukan oleh para biksu di pedalaman hutan Thailand. Ada sekitar 40 jenis buah yang bisa diperam untuk menjemput khasiat yang ada di dalamnya. Misalnya saja, pepaya, mengkudu, mentimun, dan mangga. Drum berkapasitas 100 liter dipakai untuk memeram buah-buahan ini. Buah-buahan difermentasi dengan memakai gula aren. Lama pemeraman sekitar 8 bulan sampai keluar cairan. Cairan inilah yang kaya khasiat obat untuk menyembuhkan beragam penyakit.

Metode pemeraman diadopsi oleh perusahaan-perusahaan jamu modern
Beberapa produsen jamu modern menerapkan metode pemeraman dengan fermentasi untuk menghasilkan olahan herbal. Seperti yang dilakukan oleh PT Marketing Asia Abadi yang memproduksi herbal tetes. Produsen ini mengolah 25 jenis buah-buahan dan sayuran sebagai bahan baku untuk memproduksi olahan herbal tetes.

Herbal tetes adalah produk hasil fermentasi dari beragam tanaman obat, buah, dan sayuran yang pemakaiannya dengan cara diteteskan ke dalam air minum. Lama fermentasi bisa mencapai beberapa bulan. Nantinya, cairan yang dihasilkan akan dikemas ke dalam botol kecil bervolume 15 ml. Berbagai jenis buah-buahan ini mengandung antioksidan tinggi yang banyak berkhasiat untuk kesehatan dan pengobatan. Misalnya saja, menjaga kebugaran, mengatasi gejala influenza, diare, demam, maag, gangguan paru-paru, dan hati. Khasiat kesehatan dan pengobatan akan lebih maksimal sembari menerapkan pola hidup sehat.

Perusahaan lainnya yang menghasilkan produk sama yaitu PT. Unimax Power di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Perusahaan ini memakai simplisia tanaman herbal dan rempah-rempah sebagai bahan baku. Bahan fermentasi yang dipakai, mengambil ragi alami yang dikombinasikan dengan bahan tepung Oryza sativa, tebu Saccharum officinarum, alang-alang Imperata cylindrica, dan temulawak Curcuma xanthorriza. Lama proses fermentasi selama 6-12 bulan supaya zat aktif yang terkandung di dalamnya dapat diperoleh secara maksimal.

Hasil fermentasi dari bahan-bahan tersebut berupa cairan ekstrak yang kaya senyawa fitokimia, fitonutrisi, enzim, prebiotik, dan antioksidan. Senyawa-senyawa tersebut berkhasiat untuk kesehatan dan pengobatan, antara lain: meningkatkan daya tahan tubuh, membantu atasi keluhan penyakit seperti diabetes mellitus, asam urat, tekanan darah tinggi, dan batu ginjal. Cara kerja zat-zat tersebut yaitu memperbaiki metabolisme, mereparasi dan mengganti sel-sel yang rusak, dan membuang racun-racun. 

Seorang pelaku usaha kecil menengah memanfaatkan fermentasi bahan-bahan herbal untuk memperoleh obat penurun kadar gula darah berkualitas tinggi. Bahan-bahan herbal yang dipakai, antara lain: mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), sambiloto (Andrographhis paniculata), mengkdu (Morinda citrifolia), madu, gula aren, dan air oksigen yang dijadikan satu, lalu diperan selama 3 pekan.

Penjelasan dari ahli farmasi olahan herbal
Proses fermentasi menyebabkan perubahan struktur kimia bahan-bahan organik karena adanya agen biologis yang berupa berbagai enzin sebagai biokatalis. Produk fermentasi yang terdiri dari biomassa, enzim, metabolit, dan transformasi. Sedangkan produk-produk fermentasi berupa alkohol, laktat, aseton butil alkohol, protein, dan asam propionat.

Produk hasil fermentasi sebagai obat masih belum lazim di dunia kesehatan. Pada umumnya, obat tradisional yang dihasilkan berasal dari proses perebusan atau ekstraksi dan khasiatnya teruji secara empiris. Pada proses perebusan dan ekstraksi bertujuan untuk mengambil sari dari bahan-bahan alami yang dipakai. Melalui proses fermentasi, senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan bisa diukur jumlahnya. Namun, produk yang dihasilkan sudah tak alami lagi. Yang terbentuk malah multikomponen yang terkandung dalam bahan baku telah berubah menjadi senyawa-senyawa lain yang tak memiliki kestimbangan seperti di alam.

Jenis fermentasi yang dipakai dan senyawa yang diambil akan mempengaruhi pada bentuk, aroma, dan rasa produk. Lama fermentasi bergantung pada jenis mikroba dan produk yang dihasilkan. Bahan baku yang dipakai harus mengandung kaya nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan sel dan tidak mengandung kontaminan zat berbahaya. Selama proses fermentasi, pastikan semua peralatan yang dipakai terjaga steril dan memang khusus supaya khasiat olahan herbal tetap terjaga.