Ikan koi memiliki kemampuan
beradaptasi yang cukup kuat. Pada perairan yang bersuhu rendah, ikan cantik ini
mampu bertahan hidup dengan baik. Di perairan yang bersuhu hangat pun, ikan ini
masih tetap hidup dengan baik. Tidak heran kalau ikan ini digemari masyarakat
luas sebagai pengisi kolam di taman. Tidak heran pula banyak yang berkecimpung
pada budidaya ikan koi karena nilai bisnisnya yang tinggi.
Supaya kecantikan ikan koi tetap
tampil mempesona, diperlukan air yang berkualitas tinggi. Hal ini sesuai dengan
rumusan dasar pelihara koi bahwa ikan koi yang cantik dan sehat sebanding
dengan kualitas air kolamnya. Walaupun tampilan kecantikan ikan koi bisa
dimanipulasi dengan obat-obatan, tapi tidak dengan kesehatannya. Dalam pemeliharaan
ikan cantik ini, diperlukan beberapa hal pengetahuan, antara lain; sumber air,
filter dan desain kolam. Tujuannya, kualitas koi tetap terjaga.
Kolam ikan koi |
Sumber-sumber air untuk budidaya
ikan koi
Sumber air irigasi sungai sangat baik untuk budidaya ikan koi |
Sumber air dari PDAM
Air yang berasal dari PDAM memiliki pH di angka 6,9-7,1
(netral). Air ini steril, tidak mengandung mikroorganisme patogen maupun
mikroorganisme yang bermanfaat karena diberi senyawa klorin. Untuk tubuh
manusia, senyawa klorin masih aman dikonsumsi, tapi fatal bagi mikroorganisme
maupun ikan koi. Zat pemutih yang terkandung pada senyawa klorin bisa
menimbulkan iritasi pada sisik dan insang. Akibat jangka panjangnya yaitu dapat
menurunkan nafsu makan ikan sehingga ikan koi mudah terserang penyakit.
Kandunga senyawa logam pada air PDAM juga tinggi sehingga
tak bagus untuk budidaya ikan koi. Perbandingan kandungan logamnya bisa mencapai
100 kali dari sumber air yang berasal dari alam. Hal ini bisa saja terjadi
karena terkait dengan proses pengaliran air yang melalui pipa setelah
digalvanisasi. Dampak kandungan logam ini terhadap ikan sama dengan senyawa
klorin itu sendiri. Walaupun begitu, sumber air dari PDAM masih bisa dipakai,
asalkan air ini diendapkan terlebih dahulu selama 3 hari. Kalau perlu gunakan
water conditioner seperti chlorine remover dan heavy metal remover.
Sumber air dari sumur
Kualitas air dari sumur berbeda-beda menurut daerahnya
masing-masing. Hal ini bisa diukur dari kesadahan (hardness) dan pH-nya. Pada umumnya,
air yang baru saja diambil, kaya karbondioksida, tapi rendah kandungan okisgen
terlarutnya. Untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut perlu pemberian aerasi. Di
Indonesia, letak sumur biasanya berdekatan dengan septic tank. Di dalam septic
tank ini tempat berkembangbiaknya bakteri Eschericia coli. Bakteri coli ini
bisa merembes ke dalam air sumur. Oleh karena itu, periksa jumlah bakteri coli
dalam air sumur. Untuk kehidupan ikan koi, jumlah bakteri coli harus kurang
dari 40 batang/ml air.
Sumber-sumber air tersebut di atas bisa dipakai untuk
budidaya ikan koi. Terutama di daerah perkotaan. Untuk di daerah yang sumber
airnya melimpah dari sungai irigasi atau waduk harus diperhatikan beberapa
parameter-parameter kualitas air seperti pH, suhu, kesadahan, ammonia,
nitrit/nitrat, oksigen terlarut dan faktor-faktor lainnya.