Kombinasi Ternak Ikan Nila-Aquaponik

Kombinasi ternak ikan nila aquaponik akan menghasilkan dua macam panen, yaitu panen ikan dan panen sayuran. Terlebih lagi metode ini diterapkan di pekarangan rumah kita. Akan semakin berlipat-lipat nilainya. Nilai estetika, hasil panen ternak, hasil panen sayur mayur dan nilai kepuasan bagi sang pemilik rumah itu sendiri.

Aquaponik adalah kombinasi dua budidaya antara ikan dengan hidroponik dalam satu kesatuan sistem. Keduanya akan saling memberikan manfaat. Budidaya ikan akan mensuplai nutrisi atau hara dari sisa-sisa pakan dan kotoran bagi tanaman sayuran. Sedangkan tanaman sayuran itu sendiri akan mensuplai oksigen terlarut ke dalam air yang sedianya dibutuhkan oleh ikan-ikan.

Pada penerapan kombinasi ternak ikan nila aquaponik dilakukan dengan wadah yang terpisah. Air dari bak ikan dialirkan melalui filter dan bak penampung sebelum diserap oleh tanaman. Filter ini terdapat mikroorganisme yang berperan dalam penguraian bahan-bahan organik yang ada di dalam air. Air yang kaya nutrisi ini nantinya dipakai oleh tanaman sembari tanaman memberikan asupan oksigen pada air ini. Air yang kaya kandungan oksigen terlarut ini nantinya masuk ke kolam ikan.

Manfaat lainnya yang bisa diambil dari metode ini yaitu pemilik kolam tak perlu repot-repot menguras dan membersihkan kolam. Bila sistem bekerja dengan baik, kolam ikan akan tetap bersih sepanjang waktu dan kita tinggal rutin memetik hasil sayuran dan panen ikan. Praktis dan menyenangkan bukan?

Sebenarnya, ada tiga metode penerapan sistem ini, yaitu; metode pertama menerapkan penggabungan budidaya ikan dan budidaya sayuran dalam satu wadah. Metode kedua, wadah dibuat terpisah antara budidaya ikan dengan budidaya sayuran. Metode ketiga, menerapkan bak-bak penyaring. Metode yang paling banyak dipakai adalah metode kedua karena cocok untuk skala hobiis sekaligus bisa mempercantik halaman rumah.


Kombinasi ternak ikan nila aquaponik ini cocok dipakai di tengah-tengah perkembangan pembangunan yang pesat. Terutama mereka yang hanya memiliki lahan relatif sempit, tapi sudah “ngebet” kepengin memiliki kolam dan kebun sayuran sekaligus. Kelak metode ini umum diterapkan di kota-kota besar yang sudah dipenuhi oleh gedung-gedung beton.