Ternak bulus (Trionix
cortilagineous) kualitas ekspor merupakan solusi yang tepat dari permasalahan
kelangkaan bulus di pasaran. Maklum, selama ini bulus masih mengandalkan
tangkapan alam yang tak menentu hasilnya. Selain itu, hasil tangkapan alam
memiliki bobot yang tak seragam dan regenerasinya di alam lambat. Tujuan negara
ekspor bulus yaitu Taiwan dan Hongkong.
Bulus |
Upaya budidaya bulus sangat
dianjurkan, bahkan sudah dimulai oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
Sukamandi. Teknis budidayanya relatif mudah. Dibutuhkan 4 kolam yang terdiri
dari kolam pemeliharaan induk, kolam peneluran, kolam pendederan dan kolam
pembesaran. Bentuk kolam bisa berupa persegi maupun bulat. Kolam pemeliharaan
induk berukuran 5 m x 10 m dengan kedalaman 75 cm bisa menampung bulus sebanyak
30 ekor.
Bagian dasar kolam diberi pasir
dengan ketebalan 20 cm sebagai tempat berlindung bulus. Ia bisa membenamkan
diri ke dalam pasir saat cuaca panas atau usai makan. Kolam juga dilengkapi
dengan papan atau bambu yang mengapung di tepi kolam untuk tempat pakan dan
tempat berjemur bulus.
Indukan bulus bisa diambil dari
hasil tangkapan alam atau hasil dari penangkaran ternak bulus (Trionix
cortilagineous). Ciri-ciri indukan bulus yang bagus yaitu sehat, karapas bebas
dari cendawan, tidak ada cacat, mata jernih dan lincah. Bobotnya untuk indukan
betina 3-3,5 kg, indukan jantan 2-2,5 kg. Jumlah indukan betina dengan indukan
jantan menggunakan perbandingan 3:1. Ciri indukan bulus jantan berekor panjang
dan karapas rata, sedangkan indukan bulus betina karapas cembung, ekor pendek
dan membulat.
Pakan yang diberikan berupa pasta
atau ikan rucah yang dicincang kecil-kecil. Pemberian pakan dilakukan sebanyak
2 kali sehari dengan takaran 3,5 kg untuk indukan sebanyak 30 ekor. Musim kawin
akan berlangsung pada bulan Juli-September. Induk-induk bulus betina siap kawin
akan menuju kolam peneluran yang berada di samping kolam induk. Untuk menuju
kolam peneluran ini ada saluran penghubung yang berupa lubang. Nantinya, induk
bulus betina yang akan kawin akan mebenamkan tubuhnya ke dalam pasir.
Lebar ukuran kolam peneluran 1
meter, panjang disesuaikan, kedalaman 1 meter. Kolam peneluran ternak bulus
(Trionix cortilagineous) berisi pasir laut dengan ketebalan 40 cm dan tidak
diisi air. Bagian atasnya dipasang naungan supaya telur-telur tidak terkena
percikan air hujan. Media pasir untuk peneluran harus dalam keadaan kering. Pada
bagian salah satu dinding kolam dibuat lubang untuk mengambil telur. Biasanya,
tiap indukan bisa menghasilkan telur sebanyak 35 butir.
Telur-telur harus segera diambil
untuk dimasukkan ke dalam lemari penetasan. Lemari ini terbuat dari kayu yang
tersusun 3 lapis. Setiap lapisan bisa menampung 90 butir. Lengkapi dengan lampu
bohlam 40 Watt dan alas pasir. Taruh telur-telur di atasnya, selanjutnya
ditutup dengan pasir sampai terbenam semua. Suhu lemari penetasan dipertahankan
36-380 C.
Setelah 2 bulan, telur-telur akan
menetas dan menjadi tukik. Tukik-tukik ini akan masuk dengan sendirinya ke
dalam baskom berisi air yang ada di tiap rak. Pindahkan segera tukik-tukik ke
kolam pendederan berukuran 3 m x 4 m, tinggi 60 cm dan bagian dasarnya
beralaskan pasir laut. Jangan lupa diberi bambu atau papan sebagai tempat pakan
dan berjemur tukik-tukik.
Pakan untuk tukik-tukik ini sama
dengan yang diberikan pada induk-induk bulus. Hanya saja ukuran potongan ikan
rucah harus berukuran lebih halus. Setelah 1 bulan berada di kolam pendederan,
tukik dipindahkan ke kolam pembesaran dengan kepadatan 7-10 ekor per meter
persegi. Bulus siap dipanen saat mencapai bobot 5-8 ons/ekor atau pemeliharaan
selama 11 bulan sejak menetas. Pemberian pakan pasta malah lebih cepat, hanya
sekitar 6 bulan saja. Hasil panen ternak bulus (Trionix cortilagineous) ukuran
standar ekspor siap diborong oleh eksportir.