Mengenal Gaya Art-nouveau dalam Seni Arsitektur

Di dunia seni rancang bangun dikenal beberapa gaya atau aliran seni yang pernah lahir dan akhirnya berkembang mendunia. Ada gaya klasik, bohorok, art-noveau, art deco. Semua pada intinya bergerak selaras dengan perjalanan peradaban manusia. Ada yang bercokol sepanjang umur peradaban, tapi ada yang tinggal sebagai karya andalan yang diwariskan pada generasi berikutnya.
Mengenal Gaya Art-nouveau dalam Seni Arsitektur
Hotel Le Bristol, Paris. Unsur biomorfis masih kental

Namun, harus diakui, unsur-unsur lama ikut memberi andil bagi perkembangan arsitektur dan interior modern. Jadi, di tengah maraknya gempita perkembangan teknologi modern, sosok dan kharisma unsur-unsur lama itu tetap solid kharismanya.

Salah satu di antaranya adalah gaya Art-Nouveau, yaitu aliran seni yang lahir pada abad ke-19, tepatnya pada 1892 di Brussel. Dengan cepat aliran ini meluas melanda benua Eropa, sehingga dikenal sebutan-sebutan khusus di masing-masing negara. Misalnya, di Inggris, orang menyebutnya dengan nama Liberty, lalu menyebrang ke Jerman dan populer dengan istilah Jugenstill dan di Perancis sendiri dengan sebutan nama Style Moderne.

Namun, dalam perjalanannya, mazhab Art-Nouveau ini tidak begitu panjang rentang usia jayanya, yaitu hanya sampai tahun 1900. Padahal, gerakannya cukup meyakinkan bagi dunia kesenirupaan, khususnya bidang interior. Mengapa bisa terjadi demikian?

Boleh jadi karena di era itu tengah gencarnya derap revolusi industri, khususnya di Benua Eropa. Riak kehidupan cenderung bergerak cepat. Orang pun mulai mengalihkan perhatiannya ke segala hal yang serba praktis. Unsur kuat Art-Noveau, yaitu totalitas dan konsistensi dalam tema, pun disisihkan. Diketahui, karya Art Nouveau amat sangat sarat akan detil ornamen tumbuhan atau biomorfis yang alami. Jadi, dibutuhkan kecermatan, kesabaran, dan ketelatenan yang jempolan dalam mewujudkan penataannya. Namun, Art-Nouveau tak hilang tanpa bekas. Di hati setiap orang tetap mendapat tempat terhormat.

Sejarah terus bergulir dan Art-Nouveau ini pun dilanjutkan dengan aliran seni baru yang disebut Art-Deco, yang sepintas merupakan kelanjutan dari gaya sebelumnya. Hanya dimasukkan unsur lain yang bertalian dengan penemuan bahan dan teknologi baru. Unsur biomorfis masih digunakan, tetapi sebagian besar diganti dengan unsur geometris yang identik dengan produk industri. Hotel Le Bristol, Paris adalah saksi sejarah, sekaligus media penghantar kita mengenal masa jaya aliran seni Art-Nouveau. (Kartini, 1997)