Pembesaran Ikan Sidat Konsumsi Prospek Meraup Laba Tinggi

Pembesaran ikan sidat (Anguilla bicolor) konsumsi menggunakan kolam terbuka. Artinya, kolam berada di ruang terbuka, tidak di dalam ruangan. Bentuk kolam yang dipakai bisa berbentuk persegi panjang, bujur sangkar atau bentuk-bentuk lainnya. Luas kolam bisa dimulai dari 500-2.000 meter persegi. Kedalaman kolam sekitar 100-150 cm. Air yang dipakai bisa air sirkulasi yang berarus deras maupun air tergenang.

Pembesaran ikan sidat
Kolam pembesaran ikan sidat di Beji Purwokerto
Padat tebar tergantung pada kondisi kolam, luas kolam dan teknis pemeliharaannya. Standar padat tebar yang dipakai untuk kolam tergenang seluas 0,5-1 hektar yaitu 2,5 kg benih tiap meter persegi. Untuk kolam sirkulasi yang luasnya 200 meter persegi bisa ditebar benih sidat sebanyak 4 kg tiap meter persegi. Pakan yang diberikan berupa pellet berdiameter 3 mm dengan kandunga protein 48% berkadar lemak 18-23%.

Setelah dua bulan pemeliharaan pembesaran ikan sidat (Anguilla bicolor), benih sudah berukuran jari dengan panjang tubuh 20-30 cm. Sidat-sidat ini selanjutnya diseleksi untuk dikelompokkan menjadi tiga ukuran. Mulai dari ukuran yang besar-terbesar, sedang dan kecil. Pertumbuhan ikan sidat tergantung pada faktor kondisi kolam, dan teknis budidaya yang diterapkan. Pertumbuhan sidat-sidat ini beragam. Biasanya, 20% sidat-sidat akan tumbuh cepat besar, 60% pertumbuhan sidat normal dan sisanya sidat-sidat yang pertumbuhannya lambat.

Ukuran sidat konsumsi yaitu sudah berbobot 1,5-2 kg/ekor atau panjang sekitar 45-60 cm. Hama penyakit yang sering menyerang ikan sidat antara lain kuman berlendir (Fiedibacter columnaris), bakteri Trichodina, bakteri Branchiomycon, cacing Dacylogyrus, parasit Myxidine. Protozoa lonceng Epystilis, larva-larva kerang. Masing-masing penyakit tersebut bisa diobati dengan formalin atau obat-obat ikan yang sudah tersedia di pasaran. Patuhi aturan pakai dan dosis yang tertera pada kemasan obat.

Keuntungan pembesaran ikan sidat (Anguilla bicolor) di Indonesia yaitu memiliki kondisi suhu yang optimal yaitu sekitar 25-310 C. Dengan demikian masa pembesaran akan lebih singkat bila dibandingkan dengan sidat-sidat yang dipelihara di iklim subtropis. Nafsu makan ikan-ikan sidat lebih tinggi yang dipelihara di perairan wilayah tropis seperti Indonesia.