Proses Penetasan Usaha Ternak Bebek

Proses penetasan usaha ternak bebek dimulai dari perlakuan pemanasan pendahuluan (preheat), menetaskan atau memasukkan telur ke dalam mesin setter selama 25 hari, dan memasukkan telur dari setter ke dalam penetas yang biasa disebut transfer selama 3 hari. Berikutnya pengambilan anak bebek dari penetas atau biasa disebut take off, dan akhirnya penyimpanan anak itik sebelum dikirim ke tempat tujuan.

Pemanasan pendahuluan ditujukan supaya saat telur masuk mesin setter tidak mengalami perubahan temperatur mendadak yang tadinya 18 derajat celcius di tempat penyimpanan menjadi 37,5 derajat celcius di dalam setter. Ruangan yang biasa digunakan adalah ruangan atau koridor yang ada di depan pintu mesin setter dengan temperatur optimal sekitar 20-24 derajat celcius dan berkelembaban 75-80%. Telur berada dalam ruang pemanasan pendahuluan ini selama 12 jam. Ruangan ini harus mempunyai ventilasi yang baik untuk menghindari kondensasi (pengembunan). Sanitasi dan kebersihan ruangan dilakukan dengan larutan desinfektan setiap hari.
Penetasan usaha ternak bebek
Anak bebek baru menetas
Dari ruang pemanasan pendahuluan telur dimasukkan ke dalam mesin setter (incubator). Incubator merupakan sebuah tempat yang lingkungannya dapat dikontrol dengan tepat. Telur dalam periode ini berkisar 25 hari. Pengontrolan harus dilakukan setiap 3 jam secara regular terhadap temperatur, kelembaban dan ventilasi. Sedangkan pembalikan telur harus dilakukan minimal satu kali sehari.

Ada empat faktor utama yang harus dikontrol pada masa ini. pertama temperatur optimal untuk penetasan telur bebek 37,5 derajat celcius atau 99,5 derajat Fahrenheit. Variasi temperatur tidak lebih dari 0,25 derajat Celcius. Kedua, kelembaban. Untuk penetasan yang optimal sekitar 60%. Ketiga, ventilasi. Terlalu kecil ventilasi akan menghasilkan CO2 tinggi yang akan menyebabkan perkembangan embrio terganggu. Demikian juga jika ventilasi terlalu besar akan menyebabkan daya kerja mesin lebih berat untuk menjaga kestabilan temperatur dan kelembaban. Keempat posisi telur, pemutaran telur sekitar 90 derajat sebaiknya dilakukan setiap jam. Maksud pemutaran untuk menjaga kuning telur atau embrio selama perkembangannya berada di tengah-tengah (tidak menempel).

Pemeriksaan telur (candling) bertujuan mengetahui fertilitasnya. Candling dilakukan pada usia penetasan 7-10 hari. Dengan adanya candling, telur yang tidak fertile bisa dijual sebagai telur konsumsi dan yang baik dikembalikan ke dalam incubator.

Transfer telur dari setter ke dalam mesin tetas dilakukan pada usia penetasan 25 hari. Pada saat transfer juga dilakukan pemisahan antara embrio hidup, embrio mati dan embrio busuk. Hanya telur dengan embrio hidup yang dimasukkan ke dalam mesin tetas.

Dalam mesin tetas telur dieramkan selama 3 hari sampai telur-telur tersebut menetas. Tiga faktor yang harus diperhatikan dan dikontrol pada masa ini:
  1.  Temperatur. Temperatur yang optimal pada periode ini berkisar 36,4-37,3 derajat Celcius.
  2. Kelembaban. Kelembaban yang dibutuhkan berkisar 30 derajat pada temperatur basah (wet bulb) yang secara bertahap dinaikkan sampai 34 derajat pada hari ke-28
  3. Ventilasi. Saat telur baru masuk mesin tetas, posisi ventilasi harus rendah dan secara bertahap mulai ditingkatkan. Jadi temperatur, kelembaban dan ventilasi hendaknya dikontrol setiap 3 jam. sedangkan, alarm dikontrol satu kali sehari.


Pada hari ke-27 lebih, anak bebek mulai memecahkan kerabang. Saat itu kelembaban mulai ditingkatkan, demikian juga ventilasinya. Tindakan ini dilakukan agar saat anak bebek memecahkan kerabang telur tidak megalami kekeringan atau menempel pada kerabang. Kekeringan atau menempel pada kerabang akan menyebabkan kematian anak bebek atau anak bebek menjadi abnormal.