Jenis-jenis bahan pangan seperti ini tak luput terkena paparan dioksin |
Sudah semestinya kita berhati-hati dengan masakan yang biasa tersaji di meja makan atau tempat-tempat makan lainnya. Siapa sangka, dibalik kenikmatan dan kelezatannya, terkandung dioksin yang diam-diam mengancam kehidupan Anda. Dioksin merupakan zat racun yang mampu berdiam diri di semua bahan-bahan makanan yang biasa kita lihat, baik bahan makanan hewani maupun nabati.
Asal dioksin
Dioksin terbentuk oleh aktifitas pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin seperti plastik PVC (polivinil klorida), kertas dengan bahan pemutih, zat-zat kimiawi pestisida, logam baja, bahan baku baterai, dan cat. Dioksin juga dihasilkan dari limbah-limbah cair pabrik PVC dan kertas yang memakai zat klorin sebagai bahan pemutihnya.
Zat pencemar dioksin bisa tersebar melalui media udara dan air. Dioksin akan mencemari tanah, masuk ke jaringan tanaman dan hewan. Lewat rantai makanan dan faktor abiotik, dioksin bisa mencapai sel-sel dan jaringan makhluk hidup. Bahkan, sampai pada ASI bahkan bayi yang sedang dikandung oleh ibu.
Dampak negatif dioksin
Dioksin bisa menyebabkan gangguan pada tubuh dan memicu kemunculan berbagai macam penyakit. Misalnya saja, jumlah sperma pada pria yang terpapar dioksin bisa berkurang sampai 50%. Meningkatnya jumlah penderita kanker testikel dan kanker prostat. Wanita juga tak luput mengalami dampak negatif dari dioksin, antara lain; memicu penyakit kanker payudara pada wanita muda, diabetes, kemandulan, ketidakseimbangan hormon dan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Masih Pe-Er buat kita
Karena tingkat bahaya yang tinggi bagi kesehatan, perlu ada pengawasan dan peraturan ketat tentang standar keamanan bahan pangan dari kandungan dioksin. Di Indonesia sendiri, dioksin masih dipandang sebelah mata. Kita masih melihat lahan pertanian aneka sayur mayur yang berdekatan dengan lokasi pabrik-pabrik pulp dan kertas, pabrik manufaktur, dan pabrik-pabrik logam lainnya yang masih belum memiliki instalasi pengolahan air limbah yang benar-benar bebas dari zat-zat pencemar ini. Bahkan, kita masih dengan mudah melihat penggembalaan-penggembalaan sapi di Tempat Pembuangan Akhir dan sapi-sapi tersebut masuk ke tempat-tempat pejagalan dengan mudah.