Bengkuang Perkuat Tulang

Setiap kali beraktivitas agak berat, Santi merasakan nyeri di punggung. "Rasanya panas dan menjalar di tulang belakang sehingga saya terpaksa menghentikan kegiatan sampai nyeri itu reda," kata perempuan berusia 58 tahun itu. Gejala keropos tulang yang dirasakan Santi sejatinya lazim menimpa wanita yang memasuki menopauses. Untuk mengurangi gejala, terapis kerap memberikan hormon estrogen dari luar atau sebagai hormone replacement therapy.

"Pemberian hormon estrogen dari luar tubuh harus terkontrol ketat," ujar Dr Rer Nat Endang Lukitaningsih MSi Apt, peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Peningkatan berlebih hormon estrogenik (estrogen dominan) memicu menstruasi tidak teratur dan endometriosis atau kanker rahim. Salah satu solusi yang aman adalah pemberian fitoestrogen atau estrogen alami.

Bengkuang
Endang meriset fitoestrogen dalam bengkuang sejak 2005. Kata fitoestrogen berasal dari kata "phyto" berarti tanaman dan "estrogen" yang merupakan hormon alami pada wanita yang mempengaruhi organ reproduksi. Fitoestrogen zat alami tanaman yang mempengaruhi aktivitas estrogenik tubuh. Zat itu dapat memicu reseptor estrogen yang kosong sehingga menghasilkan efek mirip estrogen endogen, meskipun intensitasnya lebih ringan.

Pada usia menopause, produksi estrogen perempuan turun sehingga efek estrogenik berkurang. Padahal, estrogen mencegah pengikisan kalsium dari tulang. Efeknya perempuan menopause rentan osteoporosis alias pengikisan tulang. Konsumsi fitoestrogen mengembalikan estrogenik perempuan menopause sehingga mendekati normal. Sudah begitu, fitoestrogen dari tumbuhan lebih aman ketimbang estrogen suntik lantaran tidak berpotensi memicu estrogen dominan.

Mengapa osteoporosis perlu mendapat perhatian? Osteoporosis termasuk penyakit mematikan lantaran tidak menunjukkan gejala apa pun pada tahap awal. Tahu-tahu pengidap mengalami patah tulang alias fraktur, deformitas alias perubahan bentuk nyeri hebat, dan gangguan fungsi ketika itu terjadi, osteoporosis terlanjur sampai tahap lanjut. Gejala osteoporosis biasanya berupa kerapuhan tulang yang memudahkan terjadinya fraktur stres, yakni fraktur yang muncul dari tekanan pada tulang sewaktu melakukan kegiatan normal. Misalnya waktu berjalan atau melangkah turun dari tanjakan.

Salah satu gejala awal adalah rasa nyeri tiba-tiba di punggung setelah aktivitas rutin yang meregang atau menekan punggung. Pada sebagian orang, nyeri osteoporosis berlanjut menjadi kronis. Semua perempuan rentan osteoporosis. Menurut dr A Artanto Dibyosubroto SpOT, FICS, dari rumah sakit umum Kudus, Jawa Tengah, hormon estrogen pada perempuan akan berkurang ketika memasuki masa menopuse karena rahim tempat produksi estrogen terbanyak tidak dapat berproduksi lagi.

Sejatinya ada ratusan tanaman, terutama dari keluarga Fabaceae alias kacang-kacangan, yang mengandung fitoestrogen. Beberapa yang terkenal meliputi cengkih merah, liquorice, kedelai, serta bengkuang tergolong famili Fabaceae yang kaya kandungan flavonoid. flavonon, antosianin, katekin dan khalkon. Isoflavon, coumestan dan lignan dilkasifikasikan ke dalam senyawa fitoestrogenik.

Isolasi dan identifikasi struktur mengungkap struktur mengungkap 4 zat yang berefek fitoestrogen, yaitu daidzein, daidzen7-0-B-glukopiranosa, 5-hidroksi-daidzein-7-7-O-B-glukopiranosa, dan (8,9)-furanil-pterokarpan-3-ol. Keempatnya senyawa kunci yang mempengaruhi reseptor estrogen. Melalui penelitian, Endang Lukitaningsih berusaha membuktikan bahwa ekstrak bengkuang yang mengandung senyawa deidzen bersifat fitoestrogenik dan mencegah osteoporosis.

Terbukti
Endang mengamati pengaruh fitoestrogen ekstrak umbi Pachyrhizus erosus itu terhadap tulang tikus yang terovariektomi (ovarium tikus diangkat sehingga tikus mengalami penurunan kadar estrogen), yang selanjutnya disebut OVX. Endang menggunakan 42 tikus betina berumur 6 pekan dan mengelompokkan menjadi 4 grup. Kelompok pertama sebagai kontrol, dan kelompok perlakuan yang mengonsumsi ekstrak bengkuang berdosis 200 mg, 400 mg, dan 800 mg per kg bobot tubuh per hari. Estradiol 2 mikrogram per hari dan ekstrak  bengkuang dengan beragam dosis tadi diberikan kepada tikus ujicoba secara oral selama 4 pekan. Asupan makanan semua tikus diteliti setiap 3 hari.

Hari ke-28 setelah perlakuan, periset mengumpulkan urine tikus selama 24 jam, mengambil sampel darah, sampel tulang paha, dan tulang kering. Ia lantas mengendapkan sampel darah dengan sentrifus selama 15 menit untuk memperoleh serum kalsium dan fosfor. Sementara tulang paha dan tulang kering dipisahkan dari sisa jaringan dan daging untuk pengukuran volume dan kepadatan tulang menggunakan prinsip Archimedes.

Selanjutnya alumnus jurusan Farmasi Universitas Wolfsburg, Jerman, itu memanaskan sampel tulang selama 12 jam pada suhu 110 derajat Celcius lalu menimbang untuk mendapatkan hasil bobot tulang dalam kondisi kering. Ia lantas mengukur kandungan kalsium dan fosfor dengan spektrofotometer. Hasilnya, pemberian ekstrak bengkuang selama 28 hari meningkatkan panjang tulang paha, tulang kering, kepadatan tulang, dan kandungan kalsium tulang. Terbukti pengaruh pemberian ekstrak bengkuang dalam berbagai dosis lebih baik ketimbang estradiol dalam hal memperpanjang tulang paha dan tulang kering.

Perlakuan ekstrak bengkuang 400 mg per kg bobot tubuh bahkan mempunyai nilai yang setara dengan estradiol dalam pengaruh terhadap kepadatan tulang. Ekstrak bengkuang juga menurunkan kepekatan kalsium dalam serum urine, yang menandakan terjadinya proses pembentukan tulang. Jelas ekstrak bengkuang yang mengandung daidzen dan turunannya bersinergi dengan estrogen endogen untuk mempertahankan organ-organ yang dipengaruhi hormon itu. Dengan demikian, bengkuang mencegah osteoporosis.

Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati, mengatakan. "Konsumsi makanan mengandung fitoestrogen mengurangi risiko osteoporosis," Ia meresepkan bengkuang sejak 6 tahun lalu. Valentina mengombinasikan dengan herbal lain seperti temu putih. Ia menganjurkan pasien mengonsumsi bengkuang segar dalam bentuk salad, rujak, atau jus. Pasien osteoporosis mengonsumsi serbuk bengkuang 15 gram, 10 gram daun barucina, dan 10 gram temuputih 3 kali sehari. Biasanya 3 bulan akan tampak perbaikan. Ia menganjurkan memilih bengkuang segar yang tidak terlalu tua.

Dibandingkan konsumsi makanan mengandung fitoestrogen, efek obat kimia pabrikan memang lebih cepat dilihat. Namun, konsumsi jangka panjang berpotensi mendatangkan efek samping yang merugikan kesehatan. Konsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kedelai dan produk turunannya, bengkuang, bawang putih, kacang hijau, wijen, kacang pistachios, kurma, biji bunga matahari, almon, jagung, minyak zaitun, bluberi, atau melon adalah cara enak dan aman menormalkan fungsi hormon estrogen.

Sumber : Trubus 539-Oktober 2014/XLV hal. 80